KEJADIAN 6:1-21 BAHAYA PERNIKAHAN CAMPUR DENGAN ORANG YANG TIDAK PERCAYA
Renungan Harian
Kejadian 6:1-21 (Baca terlebih dahulu nats Firman Tuhan)
BAHAYA PERNIKAHAN
CAMPUR
________________________________________________
Pada ayat 2 ada dijelaskan bahwa ada pernikahan campur antara anak-anak Allah dan anak-anak perempuan, sehingga melahirkan “orang-orang gagah perkasa”. Beberapa penafsir mengatakan bahwa telah terjadi pernikahan antara malaikat dengan manusia, karena anak-anak Allah ini adalah malaikat, sedangkan anak-anak perempuan ini adalah manusia. Namun berdasarkan pernyataan Tuhan Yesus, bahwa malaikat tidak bisa menikah dan punya keturunan (Markus 12:24-25) dan malaikat adalah makhluk roh (Ibr 1:13-14). Jadi tidak mungkin anak-anak Allah yang dimaksud ayat 2 adalah malaikat.
Saya lebih setuju anak-anak Allah ini adalah garis keturunan dari SET sedangkan anak-anak manusia adalah garis keturunan KAIN. Argumen saya:
1}. Seperti penjelasan pasal 3 dan 4, dimana ada dua golongan, yaitu golongan keturunan ular dan golongan keturunan si perempuan yang akan melahirkan Juruselamat sang penghancur kepala ular/Iblis, dan dua golongan, yaitu yang bukan penyembah TUHAN: keturunan KAIN, dan penyembah TUHAN: keturunan SET. Karena itu pada pasal 6 ini dua golongan juga: anak-anak Allah adalah orang-orang yang percaya TUHAN (keturunan SET), sedangkan anak-anak perempuan manusia adalah orang-orang yang tidak percaya TUHAN (keturunan KAIN). Intinya ada dua golongan: Yang Baik dan Yang Jahat, Yang penyembah Tuhan dan Yang bukan Penyembah Tuhan, Yang percaya Tuhan dan Yang bukan Percaya Tuhan.
2}. Di Alkitab banyak ayat yang menunjukkan bahwa mereka yang adalah umat Tuhan disebut anak-anak Allah, sedangkan yang bukan umat Tuhan disebut bukan anak-anak Allah: “Israel adalah anak-Ku” (Kel 4:22). Ulangan 14:1 “kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu”. Mereka yang memberontak terhadap Tuhan disebut sebagai “yang bukan anak-anak-Nya” (Ul 32:5). Di Perjanjian Baru: Orang-orang yang percaya adalah anak- anak Allah (Mat 5:9; Luk 6:35; 20:36; Yoh 1:12; 11:52; Rom 8:16, 19, 21). (https://www.academia.edu/6476247/Dunia_Roh_Menurut_Perspektif_Reformed_Bagian_3).
3}. Kalau kita perhatikan garis silsilah Tuhan Yesus di Lukas 3:23-38, maka kita menemukan bahwa garis keturunan Adam dari Set disebut anak Allah “…anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah” (Luk. 3:38).
Keturunan penyembah TUHAN tersebut menikah campur dengan keturunan yang bukan penyembah TUHAN, maka lahirlah keturunan “gagah perkasa”. Kata “gagah perkasa” kalau dilihat konteksnya pada pasal 6, yaitu mengenai manusia semakin jahat (ay 5,11-12), ini berarti gagah perkasa dalam hal kejahatan. Jadi, akibat pernikahan campur, maka tidak ada lagi manusia yang menyembah TUHAN, semuanya melakukan kejahatan “Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi”(ay 12)
Namun, NUH yang mendapat kasih karunia Allah (Ay 8) dan tidak melakukan seperti kebanyakan orang (ay 9). Ini berarti NUH dan keluarganya tidak melakukan pernikahan campur seperti kebanyakan orang saat itu, oleh karena itulah anak-anak NUH bukan termasuk “orang-orang gagah perkasa” dan menantu-menantu NUH juga bukan dari golongan keturunan orang yang tidak menyembah TUHAN. Itulah sebabnya istri dan ketiga anaknya serta ketiga menantunya percaya kepada NUH dan mau ikut serta dengan NUH masuk ke bahtera (ay 18, bandingkan dengan 7:7).
Tepat seperti yang dikatakan rasul Paulus “Jangan kamu sesat: Pergaulan buruk merusakkan kebiasaan yang baik”(1 Kor. 15:33 bandingkan dengan 2 Kor 6:14-18). Oleh karena itulah pernikahan campur sangat dilarang oleh Allah, karena dapat merusak anak-anak Allah
Jadi, mari kita semua milikilah prinsip,
yaitu *_cari pasangan hidup yang sama-sama anak Tuhan dan dari keluarga yang
percaya Tuhan Yesus, dan bagi orang-orang tua, nasehatilah anak-anakmu untuk
mencari pasangan hidupnya yang sama-sama anak Tuhan dan dari keluarga yang
percaya Tuhan Yesus._* Dan jadikanlah itu “harga mati”.
Kiranya Allah Tritunggal menolong
kita semua...amin – RGG –
Komentar
Posting Komentar