Hidup bergaul dengan Tuhan
Hidup Orang Beriman adalah Bergaul Dengan Tuhan
Kejadian 5:21-24, Ibrani 11:5-6
Pendahuluan
Setiap orang, disadari atau tidak punya alasan kenapa dia hidup.
Beberapa orang kenapa dia tetap hidup, karena dia sedang mengejar impiannya , sehingga seluruh energinya dikerahkan untuk mewujudkan impiannya. Maka ada istilah “Bermimpilah”
Seperti perkataan Soekarno “"Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."”
Ada lagi orang hidup, alasanya adalah hanya untuk hidup. Sehingga yang ia kerjakan adalah bagaimana supaya bisa tetap hidup. Ya bekerja, supya dapat tetap hidup.
Ada lagi orang berpikir bahwa hidup yang sekarang ini, setelah itu tidak ada lagi, dengan alasan inilah, akhirnya dia memuaskan seluruh keinginannya (hedonisme)
Ada lagi orang yang hidup dengan alasan anak, seingga ia berusaha bagaimana mensukseskan anak, setelah anaknya sukses, maka dia siap kalau mati
Ada lagi orang yang memiliki alasan hidup adalah sukses, sehingga ia berusaha untuk sukses, tetapi saat ia gagal, dia bisa bunuh diri.
Dan masih banyak lagi alasan mengapa orang menjalani hidupnya.
Namun, bagaimana kita orang-orang beriman?
Mari kita pelajari tokoh Alkitab, Henokh
Selama 65 tahun ia menjalani hidup selayaknya manusia pada umumnya pada saat itu. Kalau kita bandingkan pada Matisu 24:38 “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan midum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke Bahtera”. Makan dan minum, kawin dan mengawinkan. Suatu kegiatan yang sewajarnya, pada zaman itu, dan juga hidup berdosa (6:5-6). Mungkin juga Henokh pun sama, karena dengan kata “manusia”, maka Henokh termasuk di dalamnya.
Namun setelah 65 tahun, atau setelah ia mempunyai anak yang bernama Metusalah, alasan hidupnya berubah, alasan hidupnya adalah bergaul dengan TUHAN (22).
Mengapa Henokh memutuskan hidupnya bergaul degnan Allah?
Pada hal dia adalah orang yang sangat-sangat minoritas. Karena hanya dua orang yang dicatat, yang hidup bergaul dengan Tuhan, yaitu Henokh dan Nuh. Dan jika kita bandingkan dengan 6:5, maka jumlah orang yang hidupnya bergaul dengan Tuhan sangat-sangat sedikit, karena kebanyakan hatinya lebih cendrung membuahkan kejahatan semata-mata.
Karena dia percaya bahwa Allah ada (Ibr 11:5-6). Di Ibrani 11:1-6, bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah setelah Habil dan sebelum air bah adalah hanya Henokh dan Nuh.
Kenapa Henokh bisa berubah seperti itu? Pada hal dia adalah kaum paling minoritas
Karena dia mendapatkan wahyu Tuhan mengenai rencana Tuhan untuk menghukum bumi akibat dosa manusia
Itu dapat kita lihat dari nama anaknya “Metusalah”
Arthur W. Pink berkata,
Nama Metusalah memiliki implikasi yang kuat bahwa Henokh telah menerima wahyu dari Tuhan. Nama Metusalah menandakan “Ketika ia mati inilah yang akan datang; yaitu, air bah (Newberry). Kemungkinan besar kemudian wahyu ilahi itu diabadikan dalam namanya. Ini sepertinya Tuhan mau berkata kepada Henokh demikian, “Apakah engkau melihat bayi itu? Dunia akan bertahan selama ia hidup dan kemudian tidak lagi demikian! Ketika anak itu diambil, Aku akan menghukum dunia ini. Tingkap-tingkap langit akan terbuka. Hujan lebat akan menghancurkan dan menenggelamkannya dan umat manusia akan binasa” (Arthur W. Pink, Gleanings in Genesis, Moody Bible Institute, 1922, hal. 78).
Metusalah adalah bahwa itu berarti ‘pada waktu ia mati, itu akan dikirimkan’, dari akar kata Ibrani MUTH, ‘mati’, dan kata kerja SHALAK, ‘mengirim’. ... ‘Metusalah: ia mati dan itu (air bah) dikirim. Suatu nama yang diberikan secara nubuat oleh Henokh. Ia mati dalam tahun terjadinya air bah. Adalah sesuatu yang memberikan gagasan bahwa kematian masuk ke dalam nama orang yang hidup paling lama’. ... ketika Metusalah mati, penghakiman dari Allah betul-betul dikirimkan, menurut urut-urutan waktu dari Kejadian 5 (tradisi mengatakan bahwa ia mati 7 hari sebelum air bah)
Metusalah berumur 969 tahun, setelah dia mati, 7 hari kemudian air bah turun atas bumi ini.
Jadi umur Metusalah adalah waktu bagi bumi dari kehancuran air bah.
Ini berarti karena Henokh mendapat wahyu dari Allah mengenai pehukuman atas bumi karena dosa. Henokh berubah, Allah adalah kudus, Dia tidak kompromi terhadap dosa. Bearti selama ini yang dia perbuat dan kebanyakan orang perbuat itu salah, itu dosa di mata Tuhan, karena itulah Tuhan merencanakan penghukuman bagi seluruh makhluk hidup degnan air bah.
Selanjutnya, Henokh mendapatkan kasih karunia, jikalau kita bandingkan dengan Nuh pada pasal 6:8-9, maka Henokh bisa seperti itu adalah karena kasih karunia. Bukankah Henokh sebelum lahir Metusalah juga sama seperti kebanyakan orang pada saat itu, namun Allah dengan kasih karunia-Nya memberikan wahyu kepadanya, bukan kepada yang lain. Jadi urutannya, mendapatkan kasih karunia dari Allah, maka Henokh hidup bergaul dengan Allah
apa itu bergaul dengan Tuhan?
Apakah kerjaannya hanya berdoa, memuji Tuhan, atau seperti kaum bertapa, yang pergi meninggalkan keluarga dan keramaian dan meninggalkan segala kesibukan rutinitas hidup, dan tinggal di gua-gua atau di hutan-hutan untuk bertapa?
Tentu tidak karena pada ayat 22, Henokh tetap masih melakukan kawin dan mengawinkan “dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan”
Jadi apa yang dimaksud hidup bergaul dengan Tuhan?
1. Hidup yang mengandalkan Tuhan atau bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kata bergaul juga dapat berarti berjalan, beberapa versi bahasa Inggris memakai kata “berjalan” – hidup berjalan dengan Tuhan” – ini berati bergaul dengan Tuhan adalah kemana saja dan apa saja dilakukan tidak mau tanpa penyertaan Tuhan atau tidak mau jika tidak bersama dengan Tuhan.
Kita tahu kitab kejadian ditulis oleh Musa. Dan Musa bersama dengan orang Israel telah mengalami bagaimana berjalan bersama dengan Tuhan, maka mereka terus mengalami pemeliharaan dari Tuhan, dan mereka menyadari, tanpa penyertaan dengan Tuhan, maka mereka tidak bisa buat apa-apa. Pernah suatu saat, TUHAN mengancam akan membiarkan Israel berjalan tanpa kebersaaman dengan Tuhan dan Tuhan akan mengutus seorang malaikat-Nya berjalan di depan mereka, maka mereka berkabung “SEBAB AKU TIDAK AKAN BERJALAN DI TENGAH-TENGAHMU , KARENA ENGKAU INI BANGSA YANG TEGAR TENGKUK, SUPAYA AKU JANGAN MEMBINASAKAN ENGKAU DI JALAN. KETIKA BANGSA ITU MENDENGAR ANCAMAN YANG MENGERIKAN INI, BERKABUNGLAH MEREKA….” (Kel 33:3-4 ) dan Musa pun berkata dalam doanya “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini….. bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami…” (Kel 33:15-16)
Jadi hidup bergaul dengan Tuhan adalah hidup yang telah menyadari bahwa dia tidak dapat hidup tanpa Tuhan, tanpa penyertaan Tuhan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bisa dikatakan orang yang bergaul dengan Tuhan adalah orang yang mengandalkan Tuhan atau bergantung sepenuhnya pada Tuhan .
Tidak seperti pada pasal 6:4 ‘’orang-orang raksa” yang adalah orang-orang yang tidak membutuhkan Tuhan dan yang hanya bergantung dengan kekuatannya, sehingga mereka melakukan kekerasan dengan kekuatan mereka untuk menaklukan banyak orang. Kata raksasa adalah memakai kata Nephilim yang artinya semua jatuh bersujud melalui teror mereka.
2. Mengikuti kehendak Tuhan. Dalam 1 tawarik 21:4 dari kata yang sama dalam bahasa Ibraninya kata bergaul diartikan mengikuti, ini berarti bergaul dengan Tuhan adalah mengikuti kehendak Tuhan. Jadi bergaul dengan Tuhan berarti mengikuti kemana Tuhan kehendaki. Jika kita bandingkan dengan Nuh, karena Nuh juga dikatakan orang yang bergaul dengan Allah “Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah”(6:9). Berarti orang hidupnya bergaul dengan Tuhan adalah orang benar dan tidak bercela. Apa ukuranya bisa dikatakan benar dan tidak bercela? Karena dari kata yang sama “bergaul” juga dapat diartikan mengikuti, maka Henokh dan Nuh adalah orang yang mengikuti kehendak Tuhan selalu, karena itulah Nuh dan Henokh dikatakan benar dan tidak bercela di hadapan Tuhan.
3. Menyenagkan hati Tuhan. Dalam septuaginta, kata berjalan ini diterjemahkan kedalam bahasa Yunaninya dengan arti menyenangkan Allah. Ini berarti orang yang hidupnya bergaul dengan Allah adalah seluruh hidupnya adalah menyenangkan hati Tuhan (pada kej 6:6 kebanyakan manusia memilukan hati Tuhan "memilukan hati-Nya”)
Ini berarti Henokh berubah alasan hidupnya, yaitu hanya mau mengandalkan Tuhan saja, hidup berdasarkan kehendak Tuhan saja dan hanya menyenagkan hati Tuhan saja, sehingga apa yang dikerjakannya, apa yang dikatakannya, dan apa yang dihidupinya, selalu mengandalkan Tuhan dan selalu berkenan dihadapan Tuhan atau sesuai dengan kehendak Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan.
Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan, ketiga hal inilah yang menunjukkan kita bergaul dengan Tuhan.
Kalau kita hanya mengandalkan Tuhan, selalu berdoa sebelum melakukan sesuatu, pekerjaan, bisnis dan lain-lain, namun setelah kita berdoa, yang kita lakukan adalah dengan cara kita, dengan kehendak kita, dengan sesuai dengan apa yang kita anggap benar, istilahnya suka-suka kita. Ini belum bergaul dengan Tuhan.
Mungkin kita sudah mengandalkan Tuhan, selalu berdoa dan selalu mempelajari apa yang dikehendaki Tuhan dan kita sudah melakukannya, namun motivasi kita adalah, supaya usaha saya lancar-lancar, supaya saya berhasil, supaya saya sehat-sehat, supaya saya dan supaya saya, maka ini pun belum dapat dibilang hidup bergaul dengan Tuhan.
Tetapi saat kita lakukan semua itu dengan motivasi mau menyenangkan hati Tuhan, itu baru hidup bergaul dengan Tuhan.
Dan bagaimana dengan Henokh apakah ia setia untuk tetap bergaul dgnan Allah?
Dia tetap setia, selama 300 tahun ia bergaul dengan Tuhan, sebelum akhirnya ia diangkat oleh Tuhan. (24)
Mungkin bisa saja ia meragukan wahyu Allah, karena kok gak terjadi apa-apa sampai umur Metusalah 100, dan sampai 200 tahun.Henokh tetap terus hidup bergaul dengan Tuhan sampai 300 tahun. Henokh tidak tahu kapan ia mati, dan ia pun tidak tahu kapan Metusalah mati, yang dipikirkan adalah hidup bergaul dengan Allah. Tanpa ia sadari, ia diangkat Allah saat berumur 365 tahun, sehingga ia tidak mengalami kematian. Luar biasa. Dan walau pun mayoritas kebanyakan orang berjalan dengan suka-suka mereka. Tetapi Henokh tetap alasan hidupnya adalah bergaul dengan Tuhan.
Demikian dengan kita, kita telah menerima wahyu Allah dengan lengkap yaitu Alkitab, bahkan kita telah percaya Tuhan Yesus, yang adalah perwujudan Allah di dalam sejarah, yang telah dilaporkan dalam tulisan oleh para saksi mata yang hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus pada saat itu, itulah Injil. Dan kita telah mendapat kasih karunia, sehingga kita bisa percaya Yesus adalah Tuhan dan juruselamat dan percaya Alkitab adalah firman Tuhan.
Namun apakah kita sudah bergaul dengan Tuhan? Dan apakah kita tetap setia bergaul dengan Tuhan?
Akhir bumi zaman sebelum air bah ditentukan dengan kematian Metusalah, akhir bumi sekarang ditentukan dengan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Seperti kelahiran Metusalah menjadi awal waktu penghukuman bumi mulai dihitung dan berakhir pada saat Metusalah berumur 969 tahun, saat Metusalah mati. Sedangkan bumi sekarang, kelahiran Tuhan Yesus menjadi awal waktu penghukuman bumi dihitung dan berakhir pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali. Seperti semua orang tahu pada zaman Henokh kapan Metusalah lahir, namun tidak ada seorang pun tahu kapan ia mati, demikian juga, ada orang-orang yang menyaksikan kelahiran Tuhan Yesus, namun tidak ada seorang pun yang tahu kapan Dia datang ke dua kali.
Ini berarti, mari kita bergaul dengan Tuhan sampai bumi ini berakhir atau sampai Yesus datang ke dua kali, walau pun kita tidak tahu kapan? Anggaplah besok Dia datang. Amin...
SOLA DEO GLORIA
Kejadian 5:21-24, Ibrani 11:5-6
Pendahuluan
Setiap orang, disadari atau tidak punya alasan kenapa dia hidup.
Beberapa orang kenapa dia tetap hidup, karena dia sedang mengejar impiannya , sehingga seluruh energinya dikerahkan untuk mewujudkan impiannya. Maka ada istilah “Bermimpilah”
Seperti perkataan Soekarno “"Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."”
Ada lagi orang hidup, alasanya adalah hanya untuk hidup. Sehingga yang ia kerjakan adalah bagaimana supaya bisa tetap hidup. Ya bekerja, supya dapat tetap hidup.
Ada lagi orang berpikir bahwa hidup yang sekarang ini, setelah itu tidak ada lagi, dengan alasan inilah, akhirnya dia memuaskan seluruh keinginannya (hedonisme)
Ada lagi orang yang hidup dengan alasan anak, seingga ia berusaha bagaimana mensukseskan anak, setelah anaknya sukses, maka dia siap kalau mati
Ada lagi orang yang memiliki alasan hidup adalah sukses, sehingga ia berusaha untuk sukses, tetapi saat ia gagal, dia bisa bunuh diri.
Dan masih banyak lagi alasan mengapa orang menjalani hidupnya.
Namun, bagaimana kita orang-orang beriman?
Mari kita pelajari tokoh Alkitab, Henokh
Selama 65 tahun ia menjalani hidup selayaknya manusia pada umumnya pada saat itu. Kalau kita bandingkan pada Matisu 24:38 “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan midum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke Bahtera”. Makan dan minum, kawin dan mengawinkan. Suatu kegiatan yang sewajarnya, pada zaman itu, dan juga hidup berdosa (6:5-6). Mungkin juga Henokh pun sama, karena dengan kata “manusia”, maka Henokh termasuk di dalamnya.
Namun setelah 65 tahun, atau setelah ia mempunyai anak yang bernama Metusalah, alasan hidupnya berubah, alasan hidupnya adalah bergaul dengan TUHAN (22).
Mengapa Henokh memutuskan hidupnya bergaul degnan Allah?
Pada hal dia adalah orang yang sangat-sangat minoritas. Karena hanya dua orang yang dicatat, yang hidup bergaul dengan Tuhan, yaitu Henokh dan Nuh. Dan jika kita bandingkan dengan 6:5, maka jumlah orang yang hidupnya bergaul dengan Tuhan sangat-sangat sedikit, karena kebanyakan hatinya lebih cendrung membuahkan kejahatan semata-mata.
Karena dia percaya bahwa Allah ada (Ibr 11:5-6). Di Ibrani 11:1-6, bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah setelah Habil dan sebelum air bah adalah hanya Henokh dan Nuh.
Kenapa Henokh bisa berubah seperti itu? Pada hal dia adalah kaum paling minoritas
Karena dia mendapatkan wahyu Tuhan mengenai rencana Tuhan untuk menghukum bumi akibat dosa manusia
Itu dapat kita lihat dari nama anaknya “Metusalah”
Arthur W. Pink berkata,
Nama Metusalah memiliki implikasi yang kuat bahwa Henokh telah menerima wahyu dari Tuhan. Nama Metusalah menandakan “Ketika ia mati inilah yang akan datang; yaitu, air bah (Newberry). Kemungkinan besar kemudian wahyu ilahi itu diabadikan dalam namanya. Ini sepertinya Tuhan mau berkata kepada Henokh demikian, “Apakah engkau melihat bayi itu? Dunia akan bertahan selama ia hidup dan kemudian tidak lagi demikian! Ketika anak itu diambil, Aku akan menghukum dunia ini. Tingkap-tingkap langit akan terbuka. Hujan lebat akan menghancurkan dan menenggelamkannya dan umat manusia akan binasa” (Arthur W. Pink, Gleanings in Genesis, Moody Bible Institute, 1922, hal. 78).
Metusalah adalah bahwa itu berarti ‘pada waktu ia mati, itu akan dikirimkan’, dari akar kata Ibrani MUTH, ‘mati’, dan kata kerja SHALAK, ‘mengirim’. ... ‘Metusalah: ia mati dan itu (air bah) dikirim. Suatu nama yang diberikan secara nubuat oleh Henokh. Ia mati dalam tahun terjadinya air bah. Adalah sesuatu yang memberikan gagasan bahwa kematian masuk ke dalam nama orang yang hidup paling lama’. ... ketika Metusalah mati, penghakiman dari Allah betul-betul dikirimkan, menurut urut-urutan waktu dari Kejadian 5 (tradisi mengatakan bahwa ia mati 7 hari sebelum air bah)
Metusalah berumur 969 tahun, setelah dia mati, 7 hari kemudian air bah turun atas bumi ini.
Jadi umur Metusalah adalah waktu bagi bumi dari kehancuran air bah.
Ini berarti karena Henokh mendapat wahyu dari Allah mengenai pehukuman atas bumi karena dosa. Henokh berubah, Allah adalah kudus, Dia tidak kompromi terhadap dosa. Bearti selama ini yang dia perbuat dan kebanyakan orang perbuat itu salah, itu dosa di mata Tuhan, karena itulah Tuhan merencanakan penghukuman bagi seluruh makhluk hidup degnan air bah.
Selanjutnya, Henokh mendapatkan kasih karunia, jikalau kita bandingkan dengan Nuh pada pasal 6:8-9, maka Henokh bisa seperti itu adalah karena kasih karunia. Bukankah Henokh sebelum lahir Metusalah juga sama seperti kebanyakan orang pada saat itu, namun Allah dengan kasih karunia-Nya memberikan wahyu kepadanya, bukan kepada yang lain. Jadi urutannya, mendapatkan kasih karunia dari Allah, maka Henokh hidup bergaul dengan Allah
apa itu bergaul dengan Tuhan?
Apakah kerjaannya hanya berdoa, memuji Tuhan, atau seperti kaum bertapa, yang pergi meninggalkan keluarga dan keramaian dan meninggalkan segala kesibukan rutinitas hidup, dan tinggal di gua-gua atau di hutan-hutan untuk bertapa?
Tentu tidak karena pada ayat 22, Henokh tetap masih melakukan kawin dan mengawinkan “dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan”
Jadi apa yang dimaksud hidup bergaul dengan Tuhan?
1. Hidup yang mengandalkan Tuhan atau bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kata bergaul juga dapat berarti berjalan, beberapa versi bahasa Inggris memakai kata “berjalan” – hidup berjalan dengan Tuhan” – ini berati bergaul dengan Tuhan adalah kemana saja dan apa saja dilakukan tidak mau tanpa penyertaan Tuhan atau tidak mau jika tidak bersama dengan Tuhan.
Kita tahu kitab kejadian ditulis oleh Musa. Dan Musa bersama dengan orang Israel telah mengalami bagaimana berjalan bersama dengan Tuhan, maka mereka terus mengalami pemeliharaan dari Tuhan, dan mereka menyadari, tanpa penyertaan dengan Tuhan, maka mereka tidak bisa buat apa-apa. Pernah suatu saat, TUHAN mengancam akan membiarkan Israel berjalan tanpa kebersaaman dengan Tuhan dan Tuhan akan mengutus seorang malaikat-Nya berjalan di depan mereka, maka mereka berkabung “SEBAB AKU TIDAK AKAN BERJALAN DI TENGAH-TENGAHMU , KARENA ENGKAU INI BANGSA YANG TEGAR TENGKUK, SUPAYA AKU JANGAN MEMBINASAKAN ENGKAU DI JALAN. KETIKA BANGSA ITU MENDENGAR ANCAMAN YANG MENGERIKAN INI, BERKABUNGLAH MEREKA….” (Kel 33:3-4 ) dan Musa pun berkata dalam doanya “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini….. bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami…” (Kel 33:15-16)
Jadi hidup bergaul dengan Tuhan adalah hidup yang telah menyadari bahwa dia tidak dapat hidup tanpa Tuhan, tanpa penyertaan Tuhan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bisa dikatakan orang yang bergaul dengan Tuhan adalah orang yang mengandalkan Tuhan atau bergantung sepenuhnya pada Tuhan .
Tidak seperti pada pasal 6:4 ‘’orang-orang raksa” yang adalah orang-orang yang tidak membutuhkan Tuhan dan yang hanya bergantung dengan kekuatannya, sehingga mereka melakukan kekerasan dengan kekuatan mereka untuk menaklukan banyak orang. Kata raksasa adalah memakai kata Nephilim yang artinya semua jatuh bersujud melalui teror mereka.
2. Mengikuti kehendak Tuhan. Dalam 1 tawarik 21:4 dari kata yang sama dalam bahasa Ibraninya kata bergaul diartikan mengikuti, ini berarti bergaul dengan Tuhan adalah mengikuti kehendak Tuhan. Jadi bergaul dengan Tuhan berarti mengikuti kemana Tuhan kehendaki. Jika kita bandingkan dengan Nuh, karena Nuh juga dikatakan orang yang bergaul dengan Allah “Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah”(6:9). Berarti orang hidupnya bergaul dengan Tuhan adalah orang benar dan tidak bercela. Apa ukuranya bisa dikatakan benar dan tidak bercela? Karena dari kata yang sama “bergaul” juga dapat diartikan mengikuti, maka Henokh dan Nuh adalah orang yang mengikuti kehendak Tuhan selalu, karena itulah Nuh dan Henokh dikatakan benar dan tidak bercela di hadapan Tuhan.
3. Menyenagkan hati Tuhan. Dalam septuaginta, kata berjalan ini diterjemahkan kedalam bahasa Yunaninya dengan arti menyenangkan Allah. Ini berarti orang yang hidupnya bergaul dengan Allah adalah seluruh hidupnya adalah menyenangkan hati Tuhan (pada kej 6:6 kebanyakan manusia memilukan hati Tuhan "memilukan hati-Nya”)
Ini berarti Henokh berubah alasan hidupnya, yaitu hanya mau mengandalkan Tuhan saja, hidup berdasarkan kehendak Tuhan saja dan hanya menyenagkan hati Tuhan saja, sehingga apa yang dikerjakannya, apa yang dikatakannya, dan apa yang dihidupinya, selalu mengandalkan Tuhan dan selalu berkenan dihadapan Tuhan atau sesuai dengan kehendak Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan.
Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan, ketiga hal inilah yang menunjukkan kita bergaul dengan Tuhan.
Kalau kita hanya mengandalkan Tuhan, selalu berdoa sebelum melakukan sesuatu, pekerjaan, bisnis dan lain-lain, namun setelah kita berdoa, yang kita lakukan adalah dengan cara kita, dengan kehendak kita, dengan sesuai dengan apa yang kita anggap benar, istilahnya suka-suka kita. Ini belum bergaul dengan Tuhan.
Mungkin kita sudah mengandalkan Tuhan, selalu berdoa dan selalu mempelajari apa yang dikehendaki Tuhan dan kita sudah melakukannya, namun motivasi kita adalah, supaya usaha saya lancar-lancar, supaya saya berhasil, supaya saya sehat-sehat, supaya saya dan supaya saya, maka ini pun belum dapat dibilang hidup bergaul dengan Tuhan.
Tetapi saat kita lakukan semua itu dengan motivasi mau menyenangkan hati Tuhan, itu baru hidup bergaul dengan Tuhan.
Dan bagaimana dengan Henokh apakah ia setia untuk tetap bergaul dgnan Allah?
Dia tetap setia, selama 300 tahun ia bergaul dengan Tuhan, sebelum akhirnya ia diangkat oleh Tuhan. (24)
Mungkin bisa saja ia meragukan wahyu Allah, karena kok gak terjadi apa-apa sampai umur Metusalah 100, dan sampai 200 tahun.Henokh tetap terus hidup bergaul dengan Tuhan sampai 300 tahun. Henokh tidak tahu kapan ia mati, dan ia pun tidak tahu kapan Metusalah mati, yang dipikirkan adalah hidup bergaul dengan Allah. Tanpa ia sadari, ia diangkat Allah saat berumur 365 tahun, sehingga ia tidak mengalami kematian. Luar biasa. Dan walau pun mayoritas kebanyakan orang berjalan dengan suka-suka mereka. Tetapi Henokh tetap alasan hidupnya adalah bergaul dengan Tuhan.
Demikian dengan kita, kita telah menerima wahyu Allah dengan lengkap yaitu Alkitab, bahkan kita telah percaya Tuhan Yesus, yang adalah perwujudan Allah di dalam sejarah, yang telah dilaporkan dalam tulisan oleh para saksi mata yang hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus pada saat itu, itulah Injil. Dan kita telah mendapat kasih karunia, sehingga kita bisa percaya Yesus adalah Tuhan dan juruselamat dan percaya Alkitab adalah firman Tuhan.
Namun apakah kita sudah bergaul dengan Tuhan? Dan apakah kita tetap setia bergaul dengan Tuhan?
Akhir bumi zaman sebelum air bah ditentukan dengan kematian Metusalah, akhir bumi sekarang ditentukan dengan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Seperti kelahiran Metusalah menjadi awal waktu penghukuman bumi mulai dihitung dan berakhir pada saat Metusalah berumur 969 tahun, saat Metusalah mati. Sedangkan bumi sekarang, kelahiran Tuhan Yesus menjadi awal waktu penghukuman bumi dihitung dan berakhir pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali. Seperti semua orang tahu pada zaman Henokh kapan Metusalah lahir, namun tidak ada seorang pun tahu kapan ia mati, demikian juga, ada orang-orang yang menyaksikan kelahiran Tuhan Yesus, namun tidak ada seorang pun yang tahu kapan Dia datang ke dua kali.
Ini berarti, mari kita bergaul dengan Tuhan sampai bumi ini berakhir atau sampai Yesus datang ke dua kali, walau pun kita tidak tahu kapan? Anggaplah besok Dia datang. Amin...
SOLA DEO GLORIA
Komentar
Posting Komentar