Allah Berdaulat Atas Manusia. Kejadian 11
ALLAH YANG BERDAULAT ATAS MANUSIA
Kejadian 11
___________________________________________
Manusia
memang diciptakan oleh Allah serupa segambar dengan Allah, sehingga manusia
memiliki kemampuan memilih atau memiliki kehendak bebas. Tetapi kalau kita
perhatikan kehendak bebasnya manusia berdasarkan ayat 1-4, maka kehendak bebas
manusia selalu memilih melawan yang dikehendaki oleh Allah. Allah menghendaki
manusia beranak cucu dan penuhi bumi “Beranakcuculah dan bertambab banyaklah
serta penuhilah bumi”, sedangkan manusia dengan kehendak bebasnya memilih
“…supaya kita tidak terserak ke seluruh bumi” (ay 4)
Allah
mempunyai kehendak bebas dan manusia pun mempunyai kehendak bebas, namun kehendak
bebas Allah dan kehendak bebas manusia sering kali bertentangan, maka kehendak
siapakah yang terlaksana? Yang terlaksana tentunya kehendak Allah, karena Allah
bedaulat/berkuasa penuh atas seluruh ciptaan-Nya.
Oleh karena
itulah dengan kemahakuasaan Allah, Allah menyerakkan manusia keseluruh bumi
“Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi…” (ay 8). –
kehendak Allah yang jadi, bukan kehendak manusia, karena yang Maha Kuasa adalah
Allah, bukanlah manusia.
Memang pada
ayat 6 dikatakan oleh Allah “mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka
rencanakan, tidak ada yang tidak akan terlaksana”. Tetapi kalau kita perhatikan
ayat sebelumnya, ayat 5 dikatakan bahwa Tuhan turun untuk melihat kota dan
menara yang didirikan manusia, dan hasil apa yang dilihat oleh Tuhan adalah
ayat 6. Jadi, maksud ayat 6 adalah mulai saat itu manusia berencana kejahatan
melawan Tuhan pasti akan terlaksana jikalau Tuhan biarkan. Oleh karena itulah
pada ayat 7 Tuhan tidak membiarkan, tetapi Tuhan turun dan mengacaukan “Baiklah
Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak
mengerti lagi bahasa masing-masing”.
Setelah Tuhan
menyerakkan manusia keseluruh bumi (ay 9), kembali lagi kedaulatan Tuhan
dinyatakan atas manusia, yaitu Allah mengontrol kelahiran keturunan manusia.
Sehingga Abram yang adalah Abraham lahir dari keturunan Sem, bukan dari
keturunan Ham atau Yafet. Karena Allah telah
berfirman melalui Nuh, yaitu kalau Tuhan akan berdiam di kemah-kemah Sem
(9:27), dan kehendak Allah ini akan terwujud nanti pada zaman Musa.
Demikianlah
hendaknya kita dalam merencanakan segala sesuatu kita berdoa terlebih dahulu
kepada Tuhan, meminta hikmat dan pertolongan dari pada Tuhan. Karena yang dapat
mewujudkan apa yang kita rencanakan adalah Allah, karena hanya Allah yang Maha
Kuasa. “Sebenarnya kamu harus
berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan
itu." (Yak.
4:15)
Dan jikalau yang kita rencanakan tidak
terwujud, maka Tuhan tidak menghendaki, dan jika terwujud maka Tuhan
menghendaki. Namun kita harus bersyukur apa pun yang terjadi atas kita adalah karena
kehendak Allah. Dan Allah tentunya karena Dia Maha Baik dan Maha Bijaksana,
maka tidak akan mungkin Dia menghendaki dan merencanakan yang jahat atas kita.
Amin..
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan.” (Yer. 29:11)
”Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.(Rm 8:28)
- RGG -
Komentar
Posting Komentar