Semua Bangsa Dari Satu. Kejadian 10
SEMUA BANGSA DARI SATU
Kejadian 10
__________________________________________________
Sebelum air bah semua manusia berasal
dari Adam dan Hawa setelah air bah semua manusia berasal dari Adam dan Hawa
melalui garis keturunan Nuh, dan selanjutnya semua manusia berasal dari
anak-anaknya Nuh, yaitu Sem, Ham dan
Yafet “Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi setelah air bah”
(ayt 32)
Semua bangsa yang berpencar di bumi ini
berasal dari satu Allah. Kalau kita kembali perhatikan dari pasal 1 sampai
pasal 10, maka kita menemukan bahwa hanya ada satu Allah yang menciptakan, yang
memelihara, yang menghukum dan juga yang memberkati kembali, dan yang mengikat
perjanjian dengan Nuh dan keturunan Nuh serta semua makhluk hidup (9:9-10).
Pemahaman bahwa manusia berasal dari
satu nenek moyang (Adam dan Hawa), maka semua orang memiliki hak yang sama. Apa
pun warna kulitnya, bentuk rambutnya, latar belakang pendidikannya, dan asal
suku bangsanya, dan bahasanya, semua orang sama-sama satu nenek moyangnya,
sehingga sama-sama harus menerima perlakuan yang sama. Tidak ada yang dikatakan
suku ini atau itu lebih unggul dari suku yang lain, atau warna kulit ini atau
itu lebih unggul dari warna kulit yang lain, sehingga yang unggul tersebut
mendapatkan hak yang istimewa dibanding yang lain – SEMUA SAMA, Sama-sama dari satu nenek moyang yang sama.
Selanjutnya, karena semua manusia
berasal dari satu nenek moyang, dan satu nenek moyang kita tersebut diciptakan
serupa dan segambar dengan Allah (Kej 1:26-27), maka semua manusia pun adalah gambar
dan rupa Allah, ini dapat kita lihat firman Tuhan kepada Nuh setelah air bah“Sebab
Allah membuat manusia menurut gambar-Nya sendiri”(Kej. 9:6). Kita juga
dapat bandiingkan dengan Yakobus 3:9 “Dengan lidah kita memuji Tuhan, dan dengan
lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah”. Ini
berarti keserupaan dan kesegambaran dengan Allah itu dimiliki oleh semua orang
dari sejak Adam dan Hawa sampai seterusnya. Jadi, semua manusia adalah segambar
dan serupa dengan Allah.
Kesegambaran dan Keserupaan dengan Allah
yang satu, ini membuat perlakuan kita harus sama kepada semua orang, karena
semua orang sama-sama memiliki kesegambaran dan keserupaan dengan Allah.
menghina manusia, merendahkan manusia, membeda-bedakan manusia, memperlakukan
yang kasar kepada manusia, mengekang manusia, maka sama saja sedang
memperlakukan semua itu terhadap Allah yang satu, sang pemilik gambar dan rupa.
Hak Asasi Manusia (HAM) memang muncul
dari kesadaran semua manusia secara alami, namun HAM dasarnya adalah dari
pemahaman bahwa semua manusia sama-sama diciptakan oleh Allah serupa dan
segambar dengan Allah. Sejarah membuktikan, saat pemahaman manusia serupa
segambar Allah diabaikan, maka yang ada adalah penindasan atas sesama manusia,(
https://medium.com/bible-intelligence/imago-dei-and-the-genesis-of-human-rights-an-historical-perspective-3b55c646b029)
contoh seperti Joseph Stalin, Hitler,
Kim jong-un yang tidak mempercayai manusia adalah gambar rupa Allah. maka
mereka sangat kurang menghargai nyawa manusia dan begitu mudah sekali
mempermainkan manusia untuk kekuasaan mereka semata.
Oleh karena itu kita yang telah memiliki
firman Tuhan, dan sudah mengetahui dan mengimani bahwa semua manusia adalah
dari satu nenek moyang (Adam dan Hawa) dan dari satu Allah, yang menciptakan
semua manusia serupa dan segambar dengan Diri-Nya, maka seharusnya kita
menghargai semua orang, menghormati semua orang, mengasihi semua orang dan
memperlakukan semua orang dengan hak yang sama. – RGG –
Komentar
Posting Komentar