TERSESAT KARENA PAHAM YANG SALAH Kejadian 16

 TERSESAT KARENA PAHAM YANG SALAH

Kejadian 16

_______________________________________________

       Pada pasal 15 Tuhan kembali meneguhkan janji-Nya kepada Abram mengenai keturunan “Orang
ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu” (Kej 15:4). Janji Tuhan bahwa Abram akan memiliki “anak kandung” bukan anak adopsi.

       Berdasarkan kebudayaan pada saat itu maka anak kandung Abram adalah perempuan yang melahirkan anak dari hasil hubungan dengan Abram, walau pun perempuan itu bukan istri sahnya Abram.Oleh karena itulah Abram menerima usulnya Sarai untuk menghampiri/meniduri Hagar, dan nanti anak yang dilahirkan Hagar adalah anaknya Abram.

       Sedangkan Sarai memiliki pemahaman sesuai kebudayan saat itu adalah seorang budak perempuan jika dihampiri suami tuanya, maka anak dari hasil hubungan antara budak perempuannya dengan suami tuannya adalah anak dari tuannya. Oleh karena itulah Sarai menyuruh Abram menghampiri Hagar, karena nanti anak yang dilahirkan Hagar adalah anak Sarai, maka secara langsung adalah anak Abram, karena Sarai adalah  istrinya Abram.

       Suami Istri ini salah memahami Firman Tuhan, mereka memahami firman Tuhan yang telah mereka dengar dengan penafsiran kebudayaan yang sedang berlaku saat itu atau pemahaman kebanyak orang pada saat itu. Tuhan berfirman mengenai anak kandung Abram bukanlah seperti yang dipahami oleh Abram dan juga Sarai, yang dipahami oleh kebanyakan orang saat itu. Oleh sebab itu di pasal 17 Tuhan memberitahu dengan jelas janji-Nya mengenai anak kandung Abram, yaitu dari Istri sahnya Abram: Sarai/Sarah (Kej 17:18-19), bukan dari yang lain.

       Demikian juga dalam kita mengikuti Tuhan, banyak kebudayaan-kebudayaan membentuk pola pikir kita, sehingga saat kita mendengar firman Tuhan, maka pola pikir kita yang telah terbentuk oleh kebudayaan sulit menerima firman Tuhan. Sebagai contoh kebudayaan mengenai orang meninggal, beberapa suku mempercayai bahwa rohnya orang meninggal itu pada hari ke 3 masih ada di rumah, sedangkan hari ke 7 roh orang meninggal tersebut sudah meninggalkan rumah dan mencari jalan ke kubur, pada hari ke 40 sampai 100 rohnya menemukan kubur, sedangkan Alkitab mengajarkan orang mati rohnya langsung ke Sorga atau ke Neraka, tidak ada roh orang mati masih ada di rumah. Namun mereka yang lahir besar di lingkungan budaya seperti itu akan sulit untuk menerima apa yang Alkitab ajarkan mengenai roh orang meninggal langsung masuk sorga atau neraka.

       Oleh karena itu kita yang percaya Tuhan Yesus, mari kita kembali kepada apa yang diajarkan oleh Alkitab (membaca Alkitab dan merenungkannya dan mentaatinya), jangan biarkan kebudayaan-kebudayaan yang bertentangan dengan Firman Tuhan menghalangi kita untuk memahami firman Tuhan dan membuat kita jadi sulit untuk menerima firman Tuhan, dan tentunya akan membuat kita tidak akan melakukan apa yang diajarkan oleh Alkitab.

       Demikian juga paham-paham kebanyakan orang yang ada di sekitar kita, jangan sampai paham-paham tersebut yang tidak sesuai dengan firman Tuhan membentuk pola pikir kita, sehingga membuat kita menilai sesuatu berdasarkan paham-paham kebanyakan orang.

       Jadi, mari kita isi diri kita dengan firman Tuhan, supaya kita memiliki pemahaman berdasarkan firman Tuhan, sehingga kita bisa memilah-milah setiap pemahaman-pemahaman yang ada disekitar kita, mana yang sesuai dengan firman Tuhan, dan mana yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, sehingga yang sesuai dengan firman Tuhan kita terima, sedangkan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan kita menolaknya. Kiranya Allah Tritunggal menolong kita…. Amin

 

Roma 12:2:  “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”     - RGG -

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan