KEJADIAN 3:1-24. MANUSIA INGIN SAMA SEPERTI ALLAH - MENENTUKAN YANG BAIK DAN YANG JAHAT VERSINYA SENDIRI

 

Renungan Harian

Kejadian 3:1-24

Manusia Ingin Sama Seperti Allah – Menentukan Yang Baik Dan Yang Jahat

 

       Manusia hidup di bawah perintah Allah “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”(Kej 2:16-17).

       Namun ular/Iblis (ular ini adalah Iblis [Why 12:9; 20:2] yang mendustai Adam dan Hawa “…ia adalah pendusta dan bapak segala dusta” [Yoh. 8:44]), dengan segala dustanya ia menipu Adam dan Hawa dengan berkata “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat” (ayt 4-5).

       Adam dan Hawa tertipu oleh tipuan ular (Iblis), sehingga ia tertarik dan memakan buah pengetahuan tersebut. Yang membuat tertarik Adam dan Hawa terhadap buah pengetahuan itu adalah yang pertama, memakan buah tersebut Adam tidak mati dan yang kedua, menjadi sama seperti Allah, tahu yang baik dan tahu yang jahat.

       Adam dan Hawa memilih untuk tidak mau hidup di bawah perintah Allah, karena berpikir bahwa Allah tidak punya kausa atas mereka saat mereka memakan buah tersebut, karena mereka akan menjadi sama seperti Allah (Sekali-kali kamu tidak akan mati) dan juga punya kuasa seperti Allah, yaitu dapat menentukan yang baik dan yang jahat atas diri mereka sendiri, sehingga yang baik dan yang jahat bukan lagi Allah yang menentukan atas mereka, tetapi mereka sendiri yang menentukan yang baik dan yang jahat atas diri mereka sendiri. Tetapi setelah mereka memakan buah pengetahuan justru yang mereka dapatkan adalah kematian rohani dan akhirnya kematian jasmani. Mereka terpisah dari Allah, dibuang ke luar taman Eden (ayt 23-24).

        Sejak saat itu manusia selalu mau hidup dibawah keinginannya sendiri dan tidak mau hidup dibawah perintah Allah. Manusia menjadi seterunya Allah.

“Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya ” (Rom 1:32; bandingkan dengan Roma 3:9-18).

       Oleh karena itu tidaklah heran kalau kita sampai sekarang masih melihat fenomena dimana orang melakukan amoral tetapi merasa tidak bersalah, seperti gerekan LGBT, mereka sekarang tidak malu-malu lagi, justru mereka sedang memperjuangkan kesamaan hak seperti yang lainnya. Angka kejahatan meningkat, ada seorang istri dengan teganya membakar suaminya hidup-hidup, ada seorang suami yang menyiksa istrinya, dan begitu banyak berita tentang perselingkuhan, perceraian, narkotika, prostitusi di dunia artis, pada hal mereka “public figure”. Dalam dunia gereja juga, kita dapat menemukan kejahatan, seperti kasus seorang pendeta membunuh ayah mertuanya (https://news.detik.com/berita/d-2618743/pendeta-yoko-dipenjara-10-tahun-karena-bunuh-ibu-mertuanya-di-duren-sawit), seorang pendeta dengan tanpa hati nurani membunuh seorang perempuan dan membuang mayatnya ke kolong tol (https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/03/17353961/mengingat-kembali-kasus-rudolf-tobing-yang-buang-jasad-icha-ke-kolong-tol?page=all).

       Masih banyak fenomena-fenomena kejahatan yang dibuat manusia. Itu semua karena manusia tidak mau hidup di bawah perintah Allah. Mari kita bersama-sama mau hidup di bawah perintah Allah, karena memanglah demikian, manusia diciptakan untuk hidup di bawah perintah Allah, dan saat kita hidup di bawah perintah Allah, maka kita manusia akan memancarkan jati diri kita yang sejati, yaitu serupa dan segambar dengan Allah.  – RGG – 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan