TUHAN PEDULI ATAS KETAKUTAN DAN KERAGUAN KITA Kejadian 15:1-21
Kejadian 15:1-21
_______________________________________
Pada pasal 15 ini Abram sedang mengalami ketakutan, ketakutan karena belum punya anak (ayt 2-3). Ketakutan Abram ini ada dasarnya, karena secara umur peluangnya untuk mempunyai anak sangat
mustahil, karena umurnya saat itu kemungkinan sudah 85 tahun (Tuhan pertama kali menjanjikan anak-anak pada Kejadian 12, ketika Abram berusia 75 tahun. Di Kejadian 16:16 Abram sudah berusia 86 tahun, jadi mungkin di Kejadian 15 usianya sekitar 85 tahun, atau sekitar 10 tahun setelah janji Tuhan diberikan pertama kali), sedangkan Istrinya Sarai kemungkinan berumur 75 tahun saat itu (Abram lebih tua 10 tahun dari Sarai [Kej. 17:17])
Abram juga mengalami
keraguan akan janji TUHAN, karena TUHAN telah berjanji akan menjadikannya
bangsa yang besar di pasal 12, namun pada kenyataannya dia belum punya anak
satu pun setelah 10 tahun ia memegang janji Tuhan tersebut. Abram belum melihat
setitik cahaya pengharapan kalau dia akan mempunyai keturunan, apa lagi menjadi
bangsa yang besar. (ay 2-3)
Dalam ketakutan Abram
dan keraguannya, TUHAN datang kepada Abram dan berfirman kepada Abram “Kemudian datanglah firman
TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: ‘Janganlah takut, Abram, Akulah
perisaimu; upahmu akan sangat besar.’” (ay 1). TUHAN kembali meneguhkan
janji-Nya kepada Abram (ay 4-5), setelah itu Abram menjadi percaya kepada TUHAN
“Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran” (ay 6).
Dan untuk menyakinkan
Abram, maka TUHAN mengikat perjanjian dengan Abram. Dalam kebiasaan zaman
Perjanjian Lama, jikalau ada dua belah pihak melakukan perjanjian, maka harus
ada binatang yang dikorbankan. Binatang yang dikorbankan tersebut adalah
peringatan bagi kedua belah pihak, jikalau ada yang melanggar janji tersebut
maka nasibnya akan sama seperti binatang korban tersebut. Oleh karena itulah
TUHAN meminta Abram menyediakan binatang-binatang korban untuk dikorbankan
dengan dipotong dua bagian, setelah itu TUHAN memberikan api (7-18). Jadi Abram
imannya dikuatkan kembali oleh TUHAN.
Demikian juga kita,
saat kita mengalami permasalahan hidup, pergumulan hidup, dan sepertinya tidak
ada harapan, maka jangan terus melihat harapan itu ada pada diri kita, harapan
itu hanya ada pada TUHAN. Karena itu datanglah kepada TUHAN melalui pembacaan dan
perenungan Firman Tuhan dan melalui doa, maka Tuhan yang paling mengerti dan
paling peduli atas pergumulan yang sedang kita alami akan menguatkan dan
meneguhkan iman kita, dalam menantikan waktunya TUHAN. Seperti Abram dia
percaya TUHAN, karena mendengar firman TUHAN, walau pun janji akan anak baru
tergenapi saat umurnya 100 tahun (Kej
21:5), pergumulan Abram tentang keturunan baru di jawab TUHAN setelah 15
tahun kemudian (pasal 15 umur Abram 85 tahun dan ia mempunyai anak saat berumur
100 tahun).
Yakinlah TUHAN
bukanlah manusia, manusia bisa berjanji
namun belum tentu dapat menepatinya, namun TUHAN adalah MAHA KUASA maka Ia
sanggup menepati yang dijanjikan-Nya, dan yang difirmankan-Nya. Nantikanlah
waktunya TUHAN.
Bilangan 23:19 :
“Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia
menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak
menepatinya?”_* - RGG -
Komentar
Posting Komentar