Yesus adalah Penentu Firman Tuhan
Alkitab Adalah Firman Allah
2 Timotius 3:16-17
Pendahuluan
Setiap orang tidak dapat mengelak bahwa Tuhan itu
ada, karena melihat ciptaan (Ciptaan yang begitu luar biasa ini tidak mungkin
ada begitu saja, tanpa ada yang menyebabkan, pasti ada yang menyebabkan, siapa
dia? Ya, Tuhan), dan juga perasaan yang begitu kuat dari dalam hati bahwa ada
kekuatan atau kuasa yang mengatur segala sesuatu di alam ini, siapa dia? Ya,
Tuhan. Ayatnya terambil dari:
Roma 2:14-15; “Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.”
Dalam doktrin gereja Reformed, ini disebut wahyu umum. Wahyu adalah pernyataan Allah, atau Allah menyatakan diri kepada manusia, dan wahyu umum berarti Allah menyatakan diri secara umum atau kepada semua manusia.
Karena itulah semua manusia dapat berpikir bahwa Tuhan itu ada melalui wahyu umum, namun Allah juga telah menyatakan diri secara khusus atau hanya kepada beberapa orang, yang dikehendaki-Nya untuk menerima pernyataan-Nya, inilah yang disebut doktrin wahyu khusus oleh gereja reformed. Doktrin wahyu khusus adalah wahyu yang diberikan Allah hanya kepada orang-orang tertentu untuk lebih mengenal Dia, bukan sebatas bahwa Tuhan itu ada atau sebatas bahwa Ia pencipta, atau bahwa Ia lah yang mengatur semuanya, tetapi lebih mengenal Dia lagi secara pribadi-Nya: Nama-Nya, Sifat-Nya, Kehendak-Nya, Kerinduan-Nya, Keputusan-Nya, Kebijaksanaan-Nya, Kemahakuasaan-Nya dan Kepedulian-Nya.
Wahyu khusus inilah Alkitab. Mengapa Alkitab adalah wahyu khusus Atau Firman Allah?
Nomor 1 sampai nomor 3 adalah urutan logis. Injil memenuhi syarat dokumen yang dapat dipercaya, maka informasi mengenai Yesus di dalam Injil dapat dipercaya, dan Injil menceritakan mengenai Yesus yang adalah Allah yang menjadi manusia mengakui bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Tuhan. Dengan demikian Alkitab adalah Firman Tuhan, karena Allah yang telah menjadi manusia, yaitu Tuhan Yesus telah mengakuinya.
1. Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) adalah dokumen yang telah lulus atau memenuhi syarat sebagai dokumen yang dapat dipercaya, karena ukuran untuk mengukur setiap dokumen sejarah, keempat Injil telah memenuhi syarat ukuran tersebut. Bahkan para ahli menyimpulkan, bahwa ke empat Injil ini lebih memenuhi syarat dibanding dokumen yang menceritakan sejarah Alexander Agung.
2. Ke empat Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes mencatat mengenai Yesus Kristus, maka kisah mengenai Yesus Kristus yang dicatat oleh keempat Injil tersebut dapat dipercaya.
Karena keempat Injil ini telah memenuhi syarat sebagai dokumen yang dapat dipercaya kebenarannya. Maka saat ke empat Injil tersebut melaporkan atau memberikan informasi bahwa Yesus Kristus bukan hanya sebatas manusia tetapi Ia adalah Allah yang telah menjadi manusia, laporan atau informasi atau catatan dari dokumen ke empat Injil tersebut mengenai Tuhan Yesus dapat dipercaya kebenarannya.
3. Tuhan Yesus yang adalah Allah yang menjadi
manusia mengakui bahwa Alkitab adalah Firman Allah.
Tuhan Yesus mengakui bahwa Perjanjian Lama adalah Firman Allah.
Tuhan Yesus mengakui keseluruhan Perjanjian Lama
adalah Firman Tuhan:
Luk 24:44-45; “ Ia berkata kepada mereka:
"Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih
bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis
tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."
Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.”
Tuhan Yesus bahkan mengakui bahwa satu iota atau
satu titik pun dari PL tidak dibatalkan, karena Firman Tuhan harus digenapi.
(Matius 5:18).
Tuhan Yesus juga mengutip Perjanjian Lama sebagai
Firman Tuhan, seperti sewaktu Ia dicobai Iblis, sewaktu Ia menjelaskan perceraian, Ia mengutip kisah Adam dan Hawa
dan mengakui bahwa manusia yang pertama adalah Adam dan Hawa, yang diciptakan
Allah dari kisah penciptaan manusia di Kejadian 2 (Matius 1:4-6),
Tuhan Yesus juga mengakui bahwa Perjanjian Lama
dituliskan oleh manusia yang digerakkan oleh Roh Kudus (Mark 12:36)
Tuhan Yesus mengakui dan mengutip
kejadian-kejadian sejarah di dalam PL, seperti di
antaranya, keberadaan Abraham, Ishak dan Yakub (Mat 22:32), peristiwa sodom dan
gomora (Luk 17:28-29), peristiwa zaman Nuh (Mat 24:37-39), riwayat Yunus (Mat
12:40-41) dan mengenai bahwa dunia Allah yang ciptakan (Mark. 13:19)
.
Tuhan Yesus juga melakukan semua perintah yang
ada di Perjanian Lama, seperti sunat pada hari ke delapan,
dipersembahkan ke bait Allah, menaati otoritas Perjanjian Lama saat dicobao
Iblis, bahkan rela mati di atas kayu salib demi mentaati rencana Allah yang
tertulis di Perjanjian Lama
Tuhan Yesus Mengakui Perjanjian Baru adalah Firman Allah
Mengenai Perjanjian Baru, Tuhan Yesus
menegaskan bahwa para rasul melalui pempinan Roh kudus akan mengingat apa yang
Tuhan Yesus telah katakan dan memimpin mereka dalam seluruh kebenaran.
Yohanes 14: 25-26 : Semuanya itu Kukatakan
kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu
Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan
mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang
telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 16:13-14 : Tetapi apabila Ia datang,
yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia
tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan
kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa pengajaran
Yesus akan diingat dan dipahami, dan bahwa kebenaran lebih lanjut akan
diberikan kepada para rasul sehingga gereja didirikan. Selama periode zaman
para rasul (abad pertama) rasul-rasul menjadi media penyataan/pewahyuan Yesus
Kristus yang lengkap. Jadi, para rasul melalui pimpinan Roh Kudus mengingat
setiap apa yang diajarkan Tuhan Yesus dan Roh Kudus memimpin mereka untuk
menerima Firman Tuhan lebih lagi, sehingga mereka menjadi alat Tuhan untuk
menuliskan dan menyampaikan apa yang Tuhan Yesus ajarkan, dan menuliskan Firman
Tuhan yang mereka terima berdasarkan pimpinan Roh Kudus.
Tetapi selain para rasul, murid para rasul yang
mendengar pengajaran dari para rasul juga menuliskan Firman Tuhan, yaitu dengan
cara mendengarkan setiap yang disampaikan oleh para rasul dan menuliskannya,
tetapi tetap peran Roh Kudus yang memimpin mereka, seperti Lukas yang adalah
muridnya dan teman sekerja rasul Paulus (2 Tim 4:11) yang mewawancarai banyak
saksi untuk menyusun catatannya (Luk 1:1-4), Markus bekerja erat dengan Petrus
(1 Petrus 5:13) (Norman Geisler dan Ron Brooks, Ketika Alkitab Dipertanyakan,
hal 168-169),
Beberapa bapa gereja juga mengakui bahwa markus
menuliskan Injilnya dari rasul Petrus:
Eusebius dalam bukunya Ecclesiasticalo History III, 39,
mengabadikan tulisan – tulisan uskup Hierapolis (hidup pada tahun 130 M) dimana
uskup Hierapolis megutip salah satu tulisan Yohanes kepada Papias, yaitu salah
satunya: “…Markus sebagai penerjemah Petrus, telah menuliskan dengan tepat
segala sesuatu yang dia ceritakan, baik mengenai perbuatan maupun perkataan
Kristus, namun tidak secara berurutan. Karena dia bukan pendengar maupun
pendamping langsung Tuhan; tetapi setelah itu, sebagaimana yang telah saya
katakan, dia mendampingi Petrus, yang meneruskan ajaran-Nya menerut kebutuhan,
bukan menuangkan seluruh ucapan Tuhan secara runut. Jadi Markus tidak membuat
kesalahan, dengan menuliskan segala sesuatu yang Petrus katakana, karena dia
berpegang teguh pada satu hal, yaitu tidak menghilangkan satupun yang dia
dengar atau menambahkan apapun yang tidak benar dalam tulisannya.”
Irenaeus, uskup Lyons (hidup pada tahun 180 M) yang
adalah murid Polikarpus, dan Polikarpus adalah murid rasul Yohanes. Dia
menuliskan: “Matius menerbitkan Injilnya bagi kalangan Ibrani dalam bahasa
mereka sendiri…, Markus, murid dan menerjemah Petrus, mewariskan Injil kepada
kita dalam bentuk tulisan…, Lukas, pengikut Paulus, menuliskan Injil yang
diajarkan oleh gurunya dalam sebuah buku…dan Yohanes, Rasul Tuhan, yaitu murid
yang duduk dekat Yesus , telah menuliskan Injilnya, selagi dia tinggal di
Efesus di Asia.”
Sedangkan Paulus adalah rasul yang langsung
diangkat oleh Tuhan Yesus saat dia berjumpa dengan Yesus di Damsik (Kis 9, Gal
1:11-16) dan kerasulan Paulus diakui oleh para rasul sebelumnya (Gal 2:1-8) dan
Petrus pun mengakui bahwa tulisan Paulus adalah Firman Tuhan (2 Petrus 3:15-16)
(Norman Geisler dan Ron Brooks, Ketika Alkitab Dipertanyakan, hal 168-169)
4. Alkitab hasil hembusan yang keluar dari Allah (Inspirasi)
2 Tim 3:16 “Segala tulisan yang dilhamkan Allah...” Dalam bahasa Yunaninya Pase Graphe Theopneustos yang artinya semua tulisan dihembuskan Allah keluar.
Maksudnya adalah bahwa semua tulisan, yaitu Alkitab ini adalah keluar dari Allah. Allah mengebuskan Alkitab keluar.
Akan tetapi Allah memilih beberapa orang untuk menerima wahyu-Nya dan akhir mereka menuliskannya. Sebagai contoh Musa mendapatkan wahyu Allah dari semak belukar dan juga sewaktu dia berada di gunung Sinai, para Nabi lainnya seperti Yeremia, Yesaya, Daniel dan lainnya mendapatkan wahyu Allah dari pengelihatan yang Tuhan nyatakan kepada mereka.
Namun Tuhan tidak menjadikan para penerima wahyu Allah ini dan menuliskannya seperti seorang sekretaris yang mengetik apa yang disampaikan bosnya. Allah memakai seluruh kepribadian mereka, seperti pengalaman mereka, pikiran mereka, karakter mereka, perasaan mereka, penyelidikan mereka, gaya penulisan mereka dan seluruh kepribadian mereka. Sebagai contoh Musa, Allah mempersiapkannya sebelum kelahirannya, masa bayinya, pendidikannya, dan kepimpinannya di padang belantara. Sehingga pada akhirnya terdapat kerja sama yang erat antara Allah dan musa, apa yang ditulis Musa sekaligus firman Allah. (Buku Katekisasi Sinode Gereja Kristen Abdiel, hal 74)
Dalam penulisan wahyu Allah tersebut para penulis Alkitab dipimpin dan diarahkan oleh Roh kudus untuk menuliskan firman Allah.
2 Pet 1:21: “ sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”
Kata “Dorongan”memakai bahasa Yunani feromenoi
, kata ini dipakai untuk menunjukkan perahu yang didorong oleh angin
sehingga dapat bergerak maju. Demikian pula para penulis Alkitab, mereka
digerakkan, didorong dan dipimpin oleh Roh Kudus untuk menuliskan Firman Tuhan.
Jadi, Alkitab bersifat insani-Ilahi, ditulis oleh
manusia pilihan Allah berdasarkan bimbingan Roh Kudus dan menurut kehendak-Nya,
sehingga penulis utamanya sebenarnya adalah Roh Kudus.(Buku Katekisasi Sinode
Gereja Kristen Abdiel, hal 74)
A. Alkitab Tidak Mengandung Kesalahan/Ineran
(Seluruhnya Benar) dan Tidak Mungkin Salah/Infalibiliti
Alkitab adalah firman Allah karena keluar dari
Allah, melalui pimpinan atau dorongan Roh Kudus para penulis menuliskan Firman
Tuhan sesuai yang dikehendaki-Nya. Ini berarti Alkitab tidak mengandung
kesalahan (Ineransi) dan tidak mungkin salah (infalibiliti).
Argumennya adalah 1. karena Allah sempurna, maka
Firman yang dikeluarkan-Nya tidak mungkin mengandung kesalahan. Dari yang
sempurna keluar yang sempurna. 2. Allah bersifat benar dan setia, maka Allah
tidak mungkin sesat dan menyatakan yang salah, hanya yang dari benar keluar
yang benar, yang benar menghasilkan yang benar.
Norman L Geisler menyatakan bahwa ketidakkeliruan
atau ketidaksalahan secara logis tidak dapat dihindarkan, karena Allah yang
mengilhamkan (inspirasi). Pengilhaman menjamin ineransi. (Norman L. Geisler dan
Ron Brooks, 178).
Sifat tidak mengandung kesalahan dan tidak
mungkin salah pada Alkitab mencakup seluruhnya yang tertulis di dalam Alkitab.
Karena Alkitab adalah semua tulisan dihembuskan keluar dari Allah.
Inerrancy tidak terbatas pada subjek-subjek
tertentu seperti keselamatan atau etika tetapi meliputi seluruh topik Alkitab,
termasuk ilmu pengetahuan dan sejarah. Alkitab menggunakan bahasa yang lazim
dan gambaran-gambaran waktu penulisannya, tidak ada sifat-sifat ilmiah atau
fakta sejarah yang berkontradiksi dengan pernyataan interpretasi Alkitab yang
akurat (Rick Cornis, 5 Menit Teologi, 57)
B. Alkitab atau naskah-naskah yang pertama yang
tidak mengandung kesalahan dan tidak mungkin salah
Alkitab atau naskah-naskah yang pertama yang
langsung ditulis para penulis, yaitu para nabi dan para rasul yang tidak
mengadung kesalahan dan tidak mungkin salah. Namun bukan berarti salinan-salinan
bukanlah Firman Tuhan. Salinan-salinan juga adalah Firman Tuhan, karena
salinan-salinian tersebut menyalin dari Alkitab pertama atau dari naskah-naskah
aslinya yang ineran dan infalibiliti. Salinan-salinan ini memang mengandung
kesalahan, tetapi kesalahannya hanya hal-hal yang remeh dan tidak penting,
hanya sebatas ejaan dan urutan kata dan tidak menggangu doktrin-doktrin
Kristen.
C. Alkitab Adalah Firman Allah, Maka Otoritas
Alkitab Sama Dengan Otoritas Allah
Wayne Grudem menyamakan otoritas Alkitab dengan
otoritas Allah: “Tidak mempercayai atau menaati perkataan kitab suci berarti
tidak mempercayai atau menaati Allah”
Berati jika kita mentaati perkataan di Alkitab,
kita sedang mentaati Allah, dan jika kita melawan perkataan di Alkitab, maka
kita sedang melawan Allah, jika kita tidak sependapat dengan apa yang
dituliskan di dalam Alkitab, berarti kita sedang tidak sependapat dengan Allah,
kita mengikuti dan menerima setiap apa yang tertulis di dalam Alkitab, berarti
kita sedang mengikuti dan menerima apa yang Tuhan katakan.
2 Tim 3:16
menjelaskan bahwa Alkitab keluar dari Allah, oleh karena itu Alkitab
memiliki kecukupan untuk memberikan kepada kita pengajaran mengenai Allah dan
kebenaran-Nya(bermanfaat untuk mengajar) dan berkuasa untuk menyatakan kesalahan
kita, Alkitab juga berkuasa untuk memperbaiki kelakukan kita dan mendidik kita
untuk melakukan kebenaran. Ayat 17 nya menjelaskan bahwa Alkitab ini yang
adalah Firman Allah sebagai penuntun bagi orang-orang pilihan-Nya untuk
melakukan perbuatan baik sesuai dengan standarnya Allah.
D. Alkitab Sudah Cukup
Allah telah mewahyukan diri-Nya, yaitu Alkitab.
Alkitab sudah cukup menuliskan mengenai Allah. Kita hanya dapat mengenal Allah
sebatas pernyataan yang Allah telah nyatakan, dan itu adalah Alkitab. Jika kita
menambahi atau menguranginya maka kita bukan lagi sedang mengenal Allah, tetapi
telah menciptakan kembali Allah dengan pikiran kita atau keinginan kita.
Doktrin ini disebut kecukupan Alkitab (the
sufficiency of scripture), yang berarti Alkitab adalah segala sesuatu yang kita
butuhkan untuk mengenal Allah dan menghayati hidup seturut dengan kehendak
Allah. Dengan kata lain, mengenal Allah dan bagaimana melakukan apa yang
dikehendaki-Nya ditemukan di dalam Alkitab. Jawaban-jawaban yang kita cari mengenai
Allah, etika, dan hidup ada di dalam Alkitab. Jadi Alkitab tidak dapat
ditambahi atau dikembangkan oleh para pengajar, pengalaman-pengalaman mistik,
pencerahan kerohanian yang semu, psikologi pop, atau bahkan pengakuan telah
menerima pengelihatan langsung dari Roh Kudus (mendengar langsung dari Roh
Kudus atau mendapat mimpi dari Roh Kudus). Semuanya itu bukanlah firman Tuhan
dan tidak boleh disetarakan dengan Firman Tuhan.(Rick Cornish, 62-63)
Ulangan. 4:2: “Janganlah kamu menambahi apa yang
kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu
berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.”
Tuhan juga akan memberi sangsi atau hukuman bagi
mereka yang menambahi Firman Tuhan yang telah tertulis ini dan bagi mereka yang
mengurangi Firman Tuhan yang sudah tertulis ini
Wahyu 22:18-19: “Aku bersaksi kepada setiap orang
yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang
menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau
seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini,
maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,
seperti yang tertulis di dalam kitab ini."”
Kesimpulan
Alktab adalah wahyu yang keluar dari Allah dan
melalui dorongan dan pimpinan Roh Kudus para penulis yang telah dipilih oleh
Allah menuliskan Wahyu Allah tersebut sesuai yang dikehendaki-Nya. Oleh karena
itu Alkitab tidak mungkin salah dan mengandung kesalahan, karena Alkitab adalah
karya Allah atau tulisannya Allah, karena Alkitab tulisannya Allah, maka
tindakan kita terhadap Alkitab adalah secara langsung kepada Allah. Dan karena
Alkitab adalah firman Allah maka Alkitab sudah cukup memberitahu kita tentang
Allah dan bagaimana kita hidup sesuai kehendak Allah, oleh karena itu kita
tidak boleh menambahkan atau mengurangi Alkitab atau mencari-cari tentang Allah
di luar Alkitab, karena hal tersebut dapat mengakibatkan pemambahan atau
pengurangan terhadap Alkitab.
Kanonitas
Alkitab
2 Timotius
3:16
Alkitab
yang kita pegang sekarang sebenarnya dulu tidaklah dalam satu buku. Alkitab
pada zaman dulu terdiri dari berbagai kitab atau naskah-naskah atau tulisan-tulisan
yang tertulis dalam gulungan-gulungan papirus (dari kulit pohon papirus yang
dijadikan seperti kertas pada zaman ini) dan juga dari kulit binatang. Contoh:
Yer 36:2 “Ambillah kitab gulungan dan tulislah di dalamnya segala perkataan
yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yehuda dan segala bangsa, dari
sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman Yosia, sampai waktu ini.”
Yeremia 36:28: “Ambil pulalah gulungan lain, tuliskanlah di dalamnya segala
perkataan yang semula ada di dalam gulungan yang pertama yang dibakar oleh
Yoyakim, raja Yehuda.”
Alkitab
kita sekarang ini sebenarnya terdiri dari 66 kitab, yang ditulis oleh beberapa
orang, bukan oleh hanya satu orang. Seperti kitab Kejadian, Keluaran Imamat,
Bilangan dan Ulangan, yang menulis Musa, kitab Yosua yang menulis Yosua, kitab
Yesaya yang menulis Yesaya, kitab Yeremia yang menulis nabi Yeremia dan
seterusnya. Penulis-penulis Alkitab beberapa juga hidupnya berbeda zaman,
bahkan ada penulis Alkitab hidup pada zaman yang jaraknya jauh sekali dengan
penulis Alkitab lainnya, seperti Musa dengan Yesaya, Musa hidup kurang lebih
pada tahun 1500 SM sedangkan Yesaya hidup kurang lebih pada tahun 700 SM,
berarti jarak antara musa dan yesaya adalah 800 tahun, demikian juga seperti
Yesaya dengan Matius, Matius menuliskan Injil pada tahun 60 Masehi, berarti
jarak antara Yesaya dengan Matius adalah kurang lebih 700 tahun.
Tetapi
selain 66 kitab yang ada di Alkitab ada juga gulungan-gulungan kitab atau
tulisan yang ditulis sesudah zaman Perjanjian Lama dan sebelum zaman Perjanjian
Baru tetapi masih beredar ditengah-tengah orang Yahudi pada zaman Tuhan Yesus
di bumi, yaitu disebut Apokrifa, diantaranya seperti kitab Hikmat Salomo,
Tobit, Yudit, kitab Mekabe 1 dan 2 dan lain-lain jumlahnya ada 15 kitab.
Disebut Apokrifa, karena Apokrifa memiliki arti “tersembunyi”, maksudnya adalah
bahwa kitab-kitab ini tidak pernah diakui sebagai firman Allah oleh orang-orang
Yahudi, mereka hanya mengakui Perjanjian Lama yang adalah Firman Tuhan, namun
Apokrifa tetap diterima sebagai tulisan-tulisan yang dapat memberikan nasehat,
sejarah, tetapi bukan Firman Tuhan, (seperti buku-buku pada zaman sekarang
banyak memberikan nasehat-nasehat bagus, tetapi buku-buku tersebut bukanlah
Firman Tuhan).
Setelah
zaman para rasul (para rasul hidup pada abad pertama) muncul juga banyaknya
tulisan-tulisan yang mengakui bahwa mereka adalah firman Tuhan, namun gereja
menolaknya. Tulisan-tulisan tersebut ditulis pada abad kedua dan disebut
pseudepigrafa artinya tulisan-tulisan palsu, disebut tulisan-tulisan palsu,
karena tulisan-tulisan ini memakai nama-nama rasul, tetapi sebenarnya bukan
para rasul yang menuliskannya, diantaranya seperti : Injil Yudas, Injil Petrus,
Injil Tomas, injil Filipus, Injil kepada orang Mesir dan banyak lagi).
Pada
abad ke dua muncul ajaran sesat yaitu Marcion. Marcion menolak perjanjian lama
sebagai firman Tuhan dan ia membuat Alkitab sendiri dengan susunan: Injil Lukas
yang telah dieditnya, Galatia, 1 dan 2 Korintus, Roma, 1 dan 2 Tesalonika,
Efesus, kolose, Filemon dan Filipi
Karena
banyaknya penulis-penulis Alkitab dan akhirnya menghasilkan banyaknya
kitab-kitab yang tertulis dan juga banyaknya tulisan-tulisan yang mengaku
adalah firman Tuhan, dan juga adanya ajaran-ajaran sesat yang mengakui bahwa
mereka dipimpin Roh Kudus untuk membukukan Firman Tuhan, gereja dalam pimpinian
Roh Kudus, seperti halnya Roh Kudus memimpin penulis Alkitab, Roh Kudus
memimpin gereja untuk menetapkan “Kanon”, yang artinya tongkat pengukur,
maksudnya adalah ukuran yang akan dipakai gereja untuk menentukan apakah
tulisan-tulisan tersebut adalah firman Tuhan atau bukan, setelah itu gereja
mengumpulkan tulisan-tulisan yang sudah dikanonkan sebagai Firman Tuhan kedalam
satu buku, yaitu yang kita sebut Alkitab.
Kanon yang dipakai gereja atau ukuran/standar yang dipakai gereja
untuk menilai setiap tulisan yang ada
Perjanjian
Lama
Gereja
menerima Perjanjian Lama (Terdiri dari 39 Kitab) karena Perjanjian Lama telah
dikanonkan atau telah disahkan sebagai Firman Tuhan oleh orang-orang Yahudi
pada zaman Ezra , Alkitabnya orang Yahudi tersebut terdiri dari 3 bagian: 1)
kitab Taurat (Torah) yang terdiri dari Kejadian, Keluaran, Immat, Bilangan dan
Ulangan, 2) Kitab Nabi-nabi (Nebiim), terdiri dari Yosua, Hakim-hakim, Samuel,
Raja-raja, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea dan sampai Maleakhi (kecuali
Daniel), dan 3) Kitab Tulisan-tulisan (Ketubim), terdiri dari, Mazmur, Amsal,
Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkotbah, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia, dan
Tawarik.
Gereja
mengakui Perjanjian Lama sebagai firman Tuhan dengan ukuran:
1. Ditulis oleh para nabi,
karena nabi langsung mendapatkan firman dari Allah. (Ul 18:18)
2. Para nabi menuliskan
tulisannya diawali atau dimulai dengan kata “Allah berfirman, atau Tuhan
berkata”. Perjanjian Lama sekitar 3800 ayat dimulai dengan kata “Allah
berfirman atau Tuhan berkata atau Tuhan berfirman”
3. Setiap tulisan yang
ditulis para nabi tidak ada saling bertentangan, tetapi saling berhubungan dan
saling melengkapi dan saling mendukung.
4. Allah juga menunjukkan
kebenaran bahwa nabi-nabi yang menuliskan firman Tuhan tersebut adalah
nabi-Nya, yaitu dengan cara Ia menunjukkan kemahakuasaan-Nya melalui nabi-nabi
tersebut, seperti Musa, Tuhan menunjukkan kamahakuasaan-Nya dengan sepuluh tulah, laut tiberau terbelah dan lain-lain,
Yosua, melalui Yosua Tuhan membuat sungai Yordan terbelah dua dan tembok Yeriko
roboh dan lain-lain, para hakim-hakim selalu mendapatkan pertolongan Tuhan
dalam memenangkan peperangan, Yesaya menyembuhkan raja Hizkia yang sekarat dan
memundurkan bayangan sepuluh tapak, berarti mempercepat perputaran bumi
beberapa jam, Daniel menafsirkan mimpi-mimpi dan tidak dimakan singa-singa yang
lapar, Yeremia setiap perkataannya mengenai masa depan selalu tepat dan terjadi
seperti apa yang telah dikatakannya, dan masih banyak lagi contoh-contohnya
bahwa Tuhan menyertai para nabi ini dengan kuasa-kuasa-Nya supaya orang-orang
tahu bahwa mereka adalah nabi-nabi-Nya.
5. Digunakan oleh
orang-orang Yahudi dalam ibadah mereka.
6. Tuhan Yesus mengakui
Perjanjian Lama adalah firman Tuhan dan mengutip seluruh bagian Perjanjian Lama
dalam kotbah-kotbah-Nya (kira-kira tiga ratus kali Tuhan Yesus mengutip
bagian-bagian Perjanjian Lama, dan setiap kutipan itu berasal dari seluruh
Perjanjian Lama, Rick Cornish, Lima Menit Teologia, 65), bahkan menggenapi
seluruh Perjanjian Lama mengenai diri-Nya (Luk 24:44-45), dan Tuhan Yesus tidak
pernah mengutip kitab-kitab Apokrifa, walau pun kitab apokrifa sangat dikenal
oleh orang-orang Yahudi pada zaman Tuhan Yesus.
7. Para rasul banyak mengutip
Perjanjian Lama untuk menuliskan surat-suratnya dan kotbahnya dan
pengajarannya.
Perjanjian
Baru
Gereja
menerima tulisan-tulisan Perjanjian Baru sebagai firman Tuhan dengan ukuran:
1. Ditulis oleh para rasul
dan tulisan tersebut berasal dari abad pertama.
Tuhan
Yesus menegaskan bahwa para rasul melalui pempinan Roh kudus akan mengingat apa
yang Tuhan Yesus telah katakan dan memimpin mereka dalam seluruh kebenaran.
Yohanes
14: 25-26 : Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama
dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa
dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes
16:13-14 : Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu
ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya
sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan
Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Ayat-ayat
di atas menunjukkan bahwa pengajaran Yesus akan diingat dan dipahami, dan bahwa
kebenaran lebih lanjut akan diberikan kepada para rasul sehingga gereja
didirikan. Selama periode zaman para rasul (abad pertama) rasul-rasul menjadi
media penyataan/pewahyuan Yesus Kristus yang lengkap. Jadi, para rasul melalui
pimpinan Roh Kudus mengingat setiap apa yang diajarkan Tuhan Yesus dan apa yang
diperbuat-Nya (Yesus juga adalah firman Tuhan yang telah menjadi manusia) dan
juga Roh Kudus memimpin mereka untuk menerima Firman Tuhan lebih lagi, sehingga
mereka menjadi alat Tuhan untuk menuliskan dan menyampaikan apa yang Tuhan
Yesus ajarkan, dan menuliskan Firman Tuhan yang mereka terima berdasarkan
pimpinan Roh Kudus. Oleh karena itu tulisan para rasul tersebut tidak diragukan
lagi sebagai firman Tuhan.
Namun
tulisan-tulisan dari para rasul tersebut harus berasal dari abad pertama,
karena para rasul hidup pada abad pertama, jadi jika ada tulisan yang memakai
nama rasul, tetapi ditulis bukan pada abad pertama, maka tulisan tersebut
adalah pseudepigrafa (tulisan-tulisan palsu).
Tulisan-tulisan
para rasul adalah Injil Matius, Injil Yohanes, Surat 1,2 dan 3 Yohanes, Wahyu,
surat 1 dan 2 Petrus, 13 surat rasul Paulus.
2. Ditulis oleh orang-orang
yang terdekat dengan para rasul, dan Ditulis pada zaman rasul-rasul masih hidup
(Abad pertama).
Para
murid rasul dan orang-orang terdekat rasul tentunya mereka mendengar langsung dari
pengajaran atau kotbah atau cerita dari para rasul, karena itulah mereka
sebenarnya sedang mendengarkan Firman Tuhan. Melalui pimpinan Roh Kudus, mereka
para murid rasul dan orang-orang terdekat rasul menuliskan firman Tuhan,
seperti
Markus penulis Injil Markus adalah murid dan orang terdekat Petrus,
Lukas penulis
Injil Lukas dan Kisah Rasul adalah teman dekat Paulus dan mencari informasi
dari rasul-rasul dan saksi-saksi yang masih hidup.
Yakobus yang
menuliskan surat Yakobus adalah saudranya Tuhan Yesus,
Yudas yang menuliskan surat Yudas adalah saudara Tuhan Yesus (Matius 13:55
“Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan
saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?”)
Ibrani yang menuliskan kemungkinan besar adalah orang terdekat dengan rasul
Paulus, mungkin Apolos, atau Barnabas, atau Klemen. Karena isinya memiliki
kesamaan atau kemiripan dengan tulisan rasul paulus, tetapi tidak ada nama
rasul Paulus, karena rasul Paulus selalu memberikan namanya di awal surat-suratnya.
3. Kitab-kitab tersebut
dipelihara dan digunakan oleh banyaknya gereja mula-mula diberbagai daerah
27
kitab Perjanjian Baru dari abad pertama sampai dibukukan menjadi satu buku,
yaitu yang disebut orang Indonesia Alkitab pada abad ke 4 terus terpelihara dan
terus digunakan dalam ibadah-ibadah gereja untuk dibacakan dan dikotbahkan
bahkan terus disalin sehingga 27 kitab Perjanjian Baru tersebut digunakan
diseluruh daerah baik di Asia (Timur Tengah) dan di eropa dan di Afrika dan
terus terjaga dan terus dapat dibacakan dan dikotbahkan dalam ibadah-ibadah
gereja.
Jadi
tulisan-tulisan para rasul dan orang terdekat rasul tersebut dibacakan oleh
gereja mula-mula di dalam pertemuan-pertemuan ibadah pada abad pertama, dan
terus dibacakan oleh gereja pada abad ke dua bahkan dikutip oleh Bapa-bapa
gereja sewaktu mereka menuliskan surat kepada jemaat-jemaat gereja dan terus
dibacakan dan dikotbahkan sampai abad yang ke empat. Pada abad keemapt ini
gereja memutuskan setiap tulisan para rasul dan orang-orang yang terdekat
dengan para rasul pada abad pertama dan terus dibacakan dan dilestarikan oleh
gereja dari abad pertama samapai keempat adalah Firman Tuhan dan dibukukan atau
disatukan.
4.
27 Kitab Perjanjian Baru Isinya Tidak Saling Bertentangan, tetapi saling melengkapi
dan salinig mendukung. Ini menjelaskan bahwa penulisnya adalah satu, yaitu Allah, tetapi
memakai manusia yang beda-beda.
Kesimpulan
Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru yang terdiri dari 66 Kitab. Perjanjian Lama terdiri
dari 39 Kitab dan Perjanjian Baru 27 Kitab adalah Firman Tuhan, yang
adalah tulisan-tulisan yang dilhamkan
Allah atau yang dihembuskan keluar dari Allah dan oleh Allah.
Komentar
Posting Komentar