Pluralisme adalah Penyembahan Berhala



ALLAH MENENTANG PLURALISME
 (Hanya Melalui Yesus Manusia Mengenal dan Menyembah Allah Yang Sebenarnya)
JANGAN ADA PADAMU ALLAH LAIN DI HADAPANKU (KEL 20:3)
TUHAN ITU ESA (UL. 6:4)


PENDAHULUAN

Ada cerita dari Lessing, berjudul Nathan yang Bijak: Seorang ayah memiliki cincin yang ajaib, dan yang mengenakan-nya akan dikasihi Allah maupun manusia. Sang ayah ingin mewariskan-nya kepada anak-anaknya: namun ia memiliki 3 orang anak. Siapakah yang menjadi ahli waris? Lalu ia menyuruh pandai besi membuat 2 cincin lagi yang sama persis, dan masing-masing anak diberinya sebuah cincin.
Setelah sang ayah meninggal, muncullah pertengkaran di antara ketiga anak itu tentang siapa yang memiliki cincin asli. Lalu sang hakim pengadilan memutuskan kasusnya dengan mengatakan, “biarlah masing-masing percaya bahwa dialah yang memiliki cincin yang asli. Ber-upayalah untuk hidup sedemikian rupa sehingga melalui cintakasih dan kebaikan hatimu akan terbukti kepada sesama orang kekuatan dari cincin yang kau miliki.”
Cerita Lessing tersebut adalah salah satu ilustrasi tentang paham pluralise agama. Mereka mempercayai bahwa semua agama sama-sama benar sesuai dengan kepercayaan masing-masing, kita harus menghargai setiap kepercayaan yang dipercayai oleh setiap orang. Orang Islam menganggap bahwa agamanya benar, namun orang Islam harus menghargai pengakuan orang Kristen bahwa agama Kristen yang benar, begitu juga sebaliknya, orang Kristen harus menghargai pengakuan orang Islam bahwa agama Islamlah yang benar dan orang Kristen begitu juga orang Islam harus menghargai pengakuan dari orang Budha dan juga Hindu bahwa agama merekalah yang benar, namun orang Budha dan Hindu harus juga menghargai pengakuan Islam dan Kristen, begitulah seterusnya.

Arti Pluralismea Agama

Arti dari kata pluralisme adalah berasal dari kata plural, yang artinya jamak atau banyak, dan isme adalah paham atau kepercayaan

Paham pluralisme ini mempercayai bahwa semua agama itu berasal dari satu Tuhan, tetapi saat manusia menerimanya, mereka menerimanya dengan respon yang berbeda-beda, atau menyembah Tuhan tetapi dengan cara yang berbeda-beda. Atau satu kebenaran namun dilihat dengan cara yang berbeda-beda. Contoh: seperti kumpulan orang buta, si A memegang belalai gajah, maka si A mengatakan gajah seperti ular, si B memegang telinga gajah, maka si B mengatakan gajah seperti daun besar, si C memegang kaki gajah, maka si C berkata gajah seperti pohon kelapa, dan si D memegang perut gajah, maka si D berkata gajah seperti tembok. Ke empat orang buta ini memegang gajah, namu keempat-empatnya memiliki sudut pandang yang berbeda. Itulah paham pluralisme saat menilai agama-agama yang ada di dunia ini.
Tetapi apakah agama-agama yang banyak tersebut adalah berasal dari satu Tuhan namun respon manusia yang berbeda-beda membuat agama menjadi banyak?

Kebenarannya Adalah Agama-agama Merupakan Hasil Pikiran Manusia

Roma 1:19-20 “Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”

Roma 2:14-15; “Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.”

John Calvin menyebut semen religius, yaitu perasaan bahwa ada keberadaan yang lebih tinggi dari manusia. Saat manusia melihat gunung yang besar, dan gunung tersebut meletus, maka manusia berpikir bahwa gunung ini harus disembah dan dihargai supaya ia tidak ngamuk, saat terjadi sunami, maka manusia berpikir bahwa ada kuasa yang mengatur laut, sehingga mereka menyembah atau memberikan sesajian untuk penunggu laut, dan akhirnya mereka berpikir setiap kekuatan alam pasti ada yang berkuasa, maka ada dewa yang berkuasa atas laut (dewa laut) atau ada dewa yang berkuasa atas bumi, dewa berkuasa atas langit dan lain-lain,  mereka ini adalah pemeluk agama politeisme, yaitu banyak Tuhan atau dewa, dan ada manusia yang berpikir bahwa semua adalah tuhan, gunung adalah tuhan, langit adalah tuhan, pohon adalah tuhan, anjing adalah tuhan, manusia adalah tuhan, intinya semua adalah  tuhan, karena semua mempunyai kekuatan di alam ini, mereka inilah disebut panteisme, yaitu semuanya adalah tuhan, dan ada juga manusia yang saat melihat kekuatan alam semesta, mereka berpikir bahwa kekuatan yang ada di alam ini adalah karena ada kekuatan tunggal yang mengatur semuanya, yaitu yang disebut Tuhan atau Allah (penyebutan dalam bahasa Indonesia), inilah yang disebut agama momoteisme, yaitu Tuhan hanya satu.

Namun semuanya itu hanyalah hasil dari perasaan bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia saat melihat kekuatan alam, dari perasaan tersebut membuat pikiran menghasilkan paham mengenai tuhan, itulah agama, dan agama ini yang akhirnya mengatur pola hidup manusia.





 
Manusia memang dapat menemukan dengan pikirannya melalui alam bahwa Tuhan itu ada, namun hanya sebatas bahwa Tuhan itu ada, tetapi siapa Dia?
Contoh, sewaktu kita melihat piano di gereja, maka kita menyetujui bahwa ada yang membuatnya, tetapi kita tidak tahu siapa yang membuatnya.

Demikian juga, saat manusia melihat alam yang begitu luar biasa, maka manusia tidak dapat mengelak bahwa Tuhan itu ada, yang menciptakan dan bahkan terus mengendalikannya, tetapi siapa Dia dan siapa manusia di hadapan-Nya dan bagaimana manusia seharusnya bersikap di hadapan-Nya? Pertanyaan inilah, siapa Dia dan siapa manusia dihadapan-Nya dan bagaimana manusia bersikap di hadapan-Nya, yang membuat munculnya agama-agama yang berbeda-beda.

Namun, apakah tuhan dari agama-agama yang merupakan hasil pikiran manusia karena melihat kekuatan alam adalah benar-benar tuhan?
Sebagai contoh piano yang kita lihat di gereja, sewaktu kita memainkannya, maka kita menyimpulkan, yang pintar not akan menilai bahwa yang membuat piano ini pintar not, sehingga ia bisa mengatur letak tuts dengan tepat dan beraturan sesuai dengan urutan notnya. Bagi mereka yang suka disain akan menilai dari disainnya, dan menilai yang membuat piano ini pasti pintar buat disain sehingga enak dipadang mata, sedangkan yang suka matematika mengatakan bahwa yang membuat piano ini orangnya hebat matematika sehigga bisa menghitung jarak antara not dengan not yang lainnya sehingga yang memainkannya tidak kesulitan menaruh jarinya di tuts. Semuanya benar, tetapi semuanya tidak berbica mengenai pribadi yang membuat piano, semuanya hanya berbicara kemampuan dan kehebatan yang membuat piano, namun tidak satu pun yang sedang membicara pribadi dari yang membuat piano tersebut. Hanya satu cara untuk mengenal siap yang membuat piano tersebut, yaitu yang membuat piano tersebut datang kepada kita dan memperkenalkan dirinya

HANYA TUHAN YANG MEMPERKENALKAN DIRI MAKA MANUSIA DAPAT MENGENAL TUHAN
C.S. Lewis pernah mengatakan di bukunya “Mere Christianity” tentang pengenalan manusia terhadap Allah:
“Jika Anda adalah seorang ahli geologi yang sedang mempelajari bebatuan, Anda harus pergi dan menemukan bebatuan. Bebatuan itu tidak akan datang kepada Anda, dan jika Anda menghampirinya, bebatuan itu tidak bisa lari. Inisiatifnya sepenuhnya terletak pada Anda. Bebatuan itu juga tidak bisa membantu atau menghalangi. Tetapi andaikata Anda adalah seorang ahli zoology yang ingin memotret binatang-binatang liar dalam habitat aslinya. Itu agak berbeda dengan mempelajari bebatuan. Binatang-binatang liar itu tidak akan datang kepada Anda: tetapi mereka bisa lari dari Anda. Kecuali Anda bersikap sangat tenang. Mulai ada sedikit sekali tanda inisiatif mereka.Sekarang, setahap lebih tinggi; andaikata Anda ingin mengenal seseorang. Jika ia bersikap untuk menolak Anda, Anda tidak akan bisa mengenalnya. Anda harus memenangkan kepercayaannya. Dalam kasus ini, inisiatif terbagi rata – dibutuhkan dua orang untuk menjalin persahabatan.Ketika Anda mulai mengenal Allah, inisiatif ada di pihak Allah. Jika Ia tidak menunjukkan diri-Nya, tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk menemukan Dia.”[1]

Manusia dapat mengenal Allah hanya melalui inisiatif Allah saja dan hanya mengenal sebatas yang diperkenalkan Allah kepada manusia. Namun Allah telah memakai dengan cara-Nya sendiri dalam Ia ingin memperkenalkan diri-Nya, yaitu Ia tidak memperkenalkan diri-Nya kepada semua orang, Allah hanya memperkenalkan diri-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki untuk mengenal-Nya.

Allah Memilih Orang-orang Yang Dikehendaki-Nya Untuk Mengenal-Nya

Perjanjian Lama menuliskan bahwa Allah berinisiatif memperkenalkan diri-Nya kepada Abraham (Kej 12, 15, 17), namun Allah tidak memperkenalkan diri-Nya kepada semua orang, Dia hanya memperkenalkan diri-Nya kepada Abraham, dan setelah itu Allah memilih keturunan Abraham, yaitu Ishak, walau pun anak-anak Abraham bukan hanya Ishak tetapi Allah hanya memilih Ishak dan memperkenalkan diri-Nya hanya kepada Ishak, setelah Ishak, Allah memilih anaknya Ishak, yaitu Yakub, yang walau pun anaknya Ishak bukan hanya Yakub, tetapi Allah memilih Yakub dan memperkenalkan diri-Nya hanya kepada Yakub, dan seterusnya kepada 12 anak Yakub, yang pada akhirnya terbentuk bangsa yaitu bangsa Israel.

Allah Memperkenalkan Diri-Nya Melalui Orang-orang Pilihan-Nya

Setelah Ia memilih orang-orang pilihan-Nya, Ia memiliki tujuan, yaitu Ia ingin memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui orang-orang pilihan-Nya (Perjanjian Lama adalah bangsa Israel). Sebagai contoh: Melalui Abraham, Firaun dan Abimelek dimelekkan bahwa ada Tuhan yang mahakuasa yang sedang melindungi Abraham. Melalui bangsa Israel saat tulah terjadi atas Mesir, orang-orang Mesir mulai mengakui bahwa Tuhan yang disembah orang Israel adalah Tuhan yang mahakuasa, karena sepuluh tulah yang terjadi di Mesir menunjukkan bahwa dewa-dewa yang mereka sembah tidak berdaya atas tulah yang Tuhannya Israel timpakan kepada Mesir. Melalui bangsa Israel, bangsa-bangsa di Kanan menjadi gemetar karena mereka telah mendengar bagaimana Tuhannya Israel telah melakukan perkara-perkara besar yang tidak pernah dilakukan oleh Tuhan-Nya Israel, yaitu salah satunya membelah Laut Teberau, mengalahkan raja orang Amori, sehingga mereka mengakui bahwa Tuhan yang dikenal oleh orang Israel adalah Allah dan hanya Dialah Allah (Yos 2:9-11). Melalui Naomi yang adalah orang Israel, Rut menjadi percaya Tuhannya Israel adalah Tuhan (Rut 1:16-17). Melalui Daud, Salomo, Daniel dan seterusnya banyak orang-orang yang bukan bangsa Israel mengakui bahwa Tuhan yang disembah Orang Israel adalah benar-benar Tuhan dan hanya Dialah Tuhan.

Allah Memilih Beberapa Orang Israel Untuk Menjadi Nabi-Nya

Allah ingin memperkenalkan diri kepada bangsa Israel, selain tindakan-tindakan yang mahakuasa yang telah ditunjukkan Allah kepada bangsa Israel dan juga melalui tindakan-tindakan Allah yang mahakuasa tersebut membuat sebagian orang mengakui keberadaan Allah Israel bahkan sampai ada yang mengakui hanya Tuhan yang disembah orang Israel yang adalah Tuhan, Tuhan juga memilih orang-orang dari bangsa Israel untuk menerima wahyu-Nya atau firman-Nya atau perkataan-Nya untuk disampaikan dan dituliskan kepada bangsa Israel, mereka inilah yang disebut Nabi.

Melalui tulisan para nabi yang telah mendapatkan wahyu dari Allah, Allah yang telah memperkenalkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub memberitahu bahwa Ia adalah Allah yang telah menciptakan alam semesta ini dan terus menerus mengatur alam semesta ini, yang berkuasa atas segala sesuatu dan yang mengatur segala sesuatu, Allah yang memperkenalkan diri-Nya dengan nama: YHWH adalah Allah yang berpribadi, Allah yang memberikan hukum Taurat sebagai standar atau ukuran kekudusan-Nya yang harus menjadi standar moral bagi setiap orang (Rm 2:12-15)(bagi orang Israel hukum Taurat adalah firman yang tertulis, bagi orang yang bukan Israel, hukum taurat tertulis di dalam hati nurani mereka Roma 2:14-15) dimana semua orang telah melanggar standar-Nya, Allah yang menyediakan korban untuk menebus dosa-dosa karena ketidakmampuan orang-orang pilhan-Nya dalam menjalankan tuntutan standar-Nya yang harus mereka penuhi, Allah yang terus berkarya dalam memproses umat pilihan-Nya supaya tetap terus berusaha melakukan standar-Nya dan Allah yang berjanji bahwa mereka orang-orang pilihan-Nya telah Allah siapkan tempat yang kekal bagi mereka, tempat dimana orang-orang Pilihan-Nya akan hidup bersama-sama selalu dan selamanya dengan Allah, yaitu Sorga.

Dari tulisan-tulisan para nabi pengenalan manusia terhadap Allah semakin lengkap, karena para nabi menuliskan wahyu Allah, atau perkataan Allah, seperti halnya pembuat piano mengutus temannya yang telah mendapatkan perkataan-perkataannya tentang dirinya yang harus disampaikan kepada kita.

Allah Menjadi Manusia

Namun pada akhirnya Allah telah datang kepada manusia di tengah-tengah bangsa Israel dengan menjadi manusia seratus persen. Melalui keberadaan-Nya sebagai manusia dan dengan bahasa manusia yang dapat dimengerti oleh manusia, Allah yang telah menjadi manusia ini, yaitu Yesus Kristus memperkenalkan Allah kepada manusia, baik melalui perbuatan-perbuatan-Nya dan juga melalui perkataan-perkatan yang keluar dari mulut-Nya  selama Ia di bumi.
Yoh 1:1-3:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”.
Yoh 1:14:
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.
Yoh 1;18:
“ Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya..”
NIV  John 1:18 No one has ever seen God, but God the One and Only,, who is at the Father's side, has made him known.
Artinya: tidak seorang pun yang pernah melihat Bapa, tetapi Allah yang satu-satunya dan hanya satu-satunya, yang berada di samping Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
1 Yoh 5:20:
“Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.”

Tetapi, tidak semua orang dapat memahami dan menerima apa yang Yesus Kristus lakukan dan katakan, sehingga mereka tidak dapat mengenal Allah yang sesungguhnya, yang telah memperkenalkan diri-Nya dengan cara menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, hanya kepada m ereka, yaitu orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk mengenal-Nya, mereka inilah yang dapat memahami dan menerima dan akhirnya mengenal Allah melalui Yesus Kristus yang adalah Allah. “Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” (Mat 11:25-27)

Seperti Petrus bisa mengakui bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah yang hidup adalah karena Bapa yang menyatakannya pada Petrus
“ Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” Mat 16:15-17

Allah Menentang Pluralisme

Berdasarkan penjelasan di atas, maka setiap agama yang merupakan hasil pikiran manusia karena melihat alam atau karena perasaan adanya Tuhan, mereka tidak sedang menyembah Tuhan, tetapi menyembah HASIL PIKIRAN MEREKA, karena itu mereka sebenarnya menyembah berhala bukan sedang menyembah Tuhan.

Oleh karena itulah Allah menentang mereka. Hanya Allah yang layak dan harus disembah, dan hanya mereka yang mendapatkan pernyataan dari Allahlah yang dapat mengenal Allah sehingga hanya mereka yang menyembah Allah dengan benar.

Bagi mereka yang telah mendapatkan pernyataan Allah, tetapi membelok hati dan menyembah allah yang lain, maka Allah akan menhukumnya supaya mereka kembali dari kebodohannya, karena hanya Allah yang menyatakan diri yang dapat dikenal oleh manusia.
Allah telah menyatakan diri kepada manusia dengan menjadi manusia, yaitu Tuhan Yesus Kristus, jadi hanya melalui Yesus Kristus manusia dapat mengenal Allah yang benar dan manusia melakukan penyembahan yang tepat kepada Allah yang benar.
DI LUAR YESUS SEMUA ORANG SEDANG MENYEMBAH BERHALA ATAU MENYEMBAH ALLAH YANG PALSU ATAU BUKAN ALLAH, TETAPI ALLAH BUATAN PIKIRAN MANUSIA.


[1]Clive Staples Lewis, Mere Christianity (Kekristenan Asli). (Bandung: Pionir, 2006),229

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan