Berhutang Memberitakan Injil
Berhutang
Memberitakan Injil
Roma 1:1-17. Ayat kuncinya ayat 14 dan 15
Pendahuluan
Berbicara mengenai hutang, maka sudah menjadi kewajiban atau
keharusan bagi yang berhutang untuk membayarkan hutangnya.
Ada kandungan prinsip di dalam hutang piutang, yaitu kewajiban
atau keharusan untuk membayar bagi yang berhutang.
Demikian juga saat rasul Paulus memakai kata “aku berhutang” memakai
bahasa Yunaninya ὀφειλέτης (opheiletēs)
yang dipakai juga di Galatia 5:3
dengan arti kewajiban atau keharusan untuk menunjukkan bahwa ia adalah orang
yang memiliki kewajiban atau keharusan layaknya seperti orang berhutang yang
memiliki kewajiban atau keharusan untuk membayar hutangnya
Apa kewajiban atau keharusan rasul Paulus atau apa hutang Paulus yang harus
dibayarkan? Memberitakan Injil, ayat 14-15
Pertanyaanya apakah hutang ini atau kewajiban ini adalah
milik Paulus, karena rasul Paulus adalah rasul dan juga adalah hamba Tuhan
Yesus (ayt 1)? Atau apakah ini hanya keharusan bagi para Pendeta, Penginjil,
Majelis dan aktivis gereja saja?
Ada Beberapa Sebab yang sama antara kita dengan Paulus yang
menjadikan memberitakan Injil sebagai hutang atau kewajiban yang harus
dilakukan:
1. Telah menerima kasih karuia
Kita sama dengan rasul Paulus, sama-sama menerima kasih
karunia (Paulus menerima kasih karunia ayt 5, jemaat Tuhan di Roma, ini juga
menunjuk kepada kita seluruh jemaat Tuhan, adalah orang menerima kasih karunia
ayt 7) pada ayat 7 kalimat yang
mengatakan“Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus” dalam bahasa Yunaninya lebih tepat
diterjemahkan demikian: Kasih karunia dan damai sejahtera kepada kalian/ untuk
kalian dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan, Yesus Kristus. Ini berarti baik
Paulus dan kita adalah sama-sama telah menerima kasih karunia. Berbicara
mengenai kasih karunia, maka ini berbicara semua berdasarkan kebaikan Allah
bukan dikarenakan Paulus lebih baik dari pada kita atau kita lebih baik dari
pada orang lain. Kasih karunia menunjukkan tindakan Allah yang telah memutuskan
untuk mengasihi kita tanpa melihat sesuatu pada diri kita.
2. Kita dan rasul Paulus adalah utusan “apostolos”
Pada ayat 1 Paulus adalah rasul. Kata “rasul” itu memakai
kata ἀπόστολος , yang berarati juga utusan (Yohanes 13:16b “atau pun
seorang utusan” memakai kata ἀπόστολος ) saudara-saudara yang menemani Titus untuk mengantarkan
persembahan jemaat Korintus kepada jemaat Yerusalem juga disebut sebagi
apostolos = utusan dari jemaat (2 Kor 8:23). Dan jika kita bandingkan dengan
matius 28:20 “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku
perintahkan kepadamu”, dan perintah terahir adalah amanat Agung, yaitu perintah
pengutusan yaitu pergi untuk menjadikan semua bangsa muridnya Tuhan Yesus. Oleh
karena itu para murid-Nya yang telah diutus Tuhan Yesus untuk pergi menjadikan
semua bangsa murid Tuhan Yesus mengajarkan kembali kepada murid-murid mereka
untuk pergi menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus. Para murid Tuhan Yesus
berdasarkan perintah Amanat Agung
mengutus para murid mereka untuk pergi menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus
dan para murid-muridnya para murid Tuhan Yesus kembali melaksankan perintah
Tuhan Yesus kepada para murid mereka, yaitu mengutus mereka: untuk pergi menjadikan semua bangsa murid Tuhan
Yesus, dan seterusnya demikian sampai pada kita sekarang.
Jadi, bisa dikatakan kita pun adalah
apostolos, namun bedanya mereka para apostolos pertama adalah orang-orang yang
langsung diutus oleh Tuhan Yesus baik 11 murid dan juga Paulus (Paulus diutus
Tuhan Yesus saat pertemuannya dengan Tuhan Yesus saat perjalanan ke Damsyik).
Sedangkan kita adalah apostolos berdasarkan perintah amanat Agung.
3. Kita dan rasul Paulus adalah
hamba/budaknya Tuhan Yesus
Dan Paulus juga mengatakan dirinya
adalah hamba Tuhan Yesus (Doulos/ budak) ayt 1, kita pun demikian, kita adalah
hamba-hambanya Tuhan Yesus (1 kor 6:20,
7:22-23). Seorang budak bebas dari tuannya jika ia dibeli atau ditebus oleh
tuan yang lain. Yesus Telah membayar atau telah menebus kita secara lunas
dengan darah-Nya yang mahal (1 Pet 1:18-19), jadi kita sekarang adalah
doulosnya Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus telah membayar kita dengan lunas. Dan
karena kita adalah Doulos nya TuhanYesus maka setatus kita adalah orang-orang
yang hanya mentaati perintah-perintah Tuhan Yesus. Dan perintah-Nya adalah
salah satunya “pergi jadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus”
Ini berarti keharusan memberitakan
Injil bukan saja hanya bagi Rasul Paulus, tetapi juga kepada kita, karena kita
dengan Rasul Paulus adalah sama-sama orang yang telah mendapatkan kasih
karunia, sama-sama apostolos, atau utusan Tuhan Yesus dan juga sama-sama orang-orang
yang telah menjadi Doulosnya Tuhan Yesus, sehingga kewajiban atau keharusannya hanyalah
mentaati perintah Tuhan Yesus. Tetapi pertanyaannya, mengapa jika kita adalah
orang yang mendapatkan kasih karuni, doulosnya Tuhan Yesus dan apostolosnya
Tuhan Yesus harus menjadikan memberitakan Injil sebagai keharusan selayaknya
orang berhutang yang harus melunaskan hutangnya?
Mengapa kita berkewajiban atau harus memberitakan Injil?
1. Karena kita mendapatkan kasih
karunia. Seperti halnya Paulus yang telah mendapatkan kasih karunia. Dia yang
adalah orang berdosa, bahkan ia sendiri mengakui bahwa dari semua orang dialah
yang paling berdosa (1 Tim 1:15-16) namun oleh karena kasih anugerah Tuhan
Yesus, Paulus memperoleh keselamatan, demikian juga dengan kita dalam Roma 3:9-18
semua orang sudah berdosa dan adalah
orang berdosa, namun karena kasih anugerah-Nya kita memperoleh keselamatan,
melalui pengorbanan-Nya.
Oleh karena itulah sebagai ucapan
syukur kita atas kasih karunia yang telah kita terima , kita menjadikan
perintah-perintah Tuhan Yesus sebagai kewajiban yang harus kita penuhi
selayaknya seperti orang yang sedang berhutang, termasuk perintah untuk
memberitakan Injil (pergi jadikan semua bangsa murid-Ku).
2. kita adalah Doulos nya Tuhan Yesus
dan Apostolos nya Tuhan Yesus (dua hal yang tidak dapat dipisahkan)
karena kita adalah hamba Tuhan Yesus
atau Doulos Tuhan Yesus, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk melakukan
perintah tuan kita, Yesus Kristus, perintahnya memberitakan Injil. Dan kita
juga adalah Apostolos, utusan Tuhan Yesus, kita diutus untuk pergi menjadikan semua
bangsa murid Tuhan Yesus (memberitakan Injil). Kita menjadi Apostolos Tuhan
Yesus dikarenakan kita adalah Doulus Tuhan Yesus, dan juga karena kita adalah
Doulos Tuhan Yesus maka kita adalah apostolos nya Tuhan Yesus.
3. Kita sudah mengetahui kebenaran, bahwa hanya Injil yang
dapat menyelamatkan manusia dari hukuman Allah. Ayat 16-17. Injil “euanggelion”
atau kabar baik yang mana? Ayat 2-4, yaitu Yesus Kristus: yang telah
dinubuatkan oleh para nabi Perjanjian Lama, yang telah menjadi manusia seratus
persen, lahir dari keturunan Daud, yang telah mati namun bangkit, dan yang maha kuasa (ke 4 injil telah mencatat
bagaimana Tuhan Yesus menggenapi seluruh nubuatan mengenai diri-Nya di
Perjanjian Lama, dari Dia lahir sampai Ia naik ke sorga, dan bagaimana Ia maha kuasa:
kuasa alam tunduk kepada Dia, kuasa setan (legion) tunduk kepada Dia, kuasa sakit
penyakit tunduk kepada Dia, kuasa kelaparan tunduk kepada Dia dan bahkan kuasa
kematian tunduk kepada Dia, dan juga mencatat kematian-Nya namun pada hari
ketiga Ia bangkit dari kematian).
Melalui kasih karunia kita memperoleh kebenaran, yaitu
Injil, kabar baik mengenai Tuhan Yesus yang adalah satu-satunya yang dapat
menyelamatkan manusia (Roma 3:22-26) , dan juga memperoleh kasih karuni untuk
beriman kepada Injil, oleh karena itu
kewajiban kitalah untuk memberitahu kabar baik tersebut kepada orang-orang
yang belum mengetahuinya. Jahatlah kita,
jika kita tidak memberitahu orang yang sedang menuju kepada kebinasaan, pada
hal kita tahu jalan menuju ke keselamatan.
Kepada siapa kita
memberitakan Injil
Kepada semua golongan: Kepada kaum Mayoritas, baik mayoritas
suku atau agama (orang Yunani) dan kepada kaum minoritas, baik minoritas suku
dan agama (orang non Yunani).
Dan kepada semua lapisan masyarakat (terpelajar maupun kepada
yang tidak terpelajar). Kepada yang kaya, dan kepada yang miskin.
Penutup
Marilah kita memberitakan Injil, dan jadikan memberitakan
Injil menjadi kewajiban kita selayaknya seperti seorang berhutang memiliki
keharusan untuk membayarnya, demikian juga kita menjadikan memberitakan Injil
adalah keharusan yang harus kita tunaikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Amin….
Komentar
Posting Komentar