Renungan dari Hakim-hakim 15 (Pilihan Manusia dan Pengontrolan Allah)
Renungan dari Hakim – hakim 15
Tidak ada peristiwa yang terjadi tanpa ada peristiwa yang menyebabkannya, dan juga tidak ada kehendak dalam memilih terbebas dari penyebab-penyebabnya sehingga terciptalah pilihan dari sesorang pribadi.
Simson memilih mengamuk dengan orang Filistin dikarenakan runtutan penyebab, diawali dulu dengan menikahi perempuan Filistin dan penemuannya di tengah jalan, yaitu ada madu di bangkai singa yang telah dikalahkannya dan dilanjutkan dengan peristiwa penghianatan istrinya Simson, sehingga Simon meninggalkan istrinya, karena Simsom meninggalkan istrinya, maka dipikir ayah dari istrinya, Simson sudah meninggalkan istrinya sehingga ia menikahkan ke temannya Simson, namun tindakan ayah istrinya tersebut membuat Simson marah, sehingga Simson membuat kebakaran di Filistin. Tindakan Simson melakukan pembakaran tersebut diketahui oleh orang Filistin, yaitu karena ayah istrinya Simson memberikan istrinya kepada temannya Simson, tetapi tindakan tersebut membuat orang Filistin marah sehingga mereka membakar perempuan tersebut dan juga ayahnya. Tindakan orang Filistin membuat Simson menjadi marah sehingga Simson beriktiar bahwa dia akan membalaskan dendamnya kepada orang Filistin.
Akhirnya terjadilah pembantaian besar-besaran oleh Simson, 1000 orang Filistin mati ditangan Simson, karena Roh TUHAN ada atas dirinya. Setelah peristiwa tersebut, maka ada keterangan bahwa Simson menjadi Hakim atas Israel (ayat 20). Kalau dibandingkan dengan pasal 14:4, maka semuanya itu berasal dari Tuhan dan kalau kita melihat jauh sebelum kelahiran Simson, memang TUHAN memiliki rencana atas Simson, yaitu dia menjadi penyelamat Israel dari Filistin (13:5). Jadi setiap peristiwa demi peristiwa yang terjadi adalah sebab-sebab yang dikehendaki Tuhan, sehingga mengantarkan Simson menjadi hakim atas orang Israel dan menjadi penyelamat orang Israel dari Filistin.
Demikian kehidupan kita, kita memang bebas dalam memilih, tidak ada yang memaksa, dan memilih dalam kesadaran penuh tanpa ada tekanan dari mana pun, namun bukan berarti bebas dari penyebab-penyebab. Pilihan-pilihan kita bisa disebabkan karena pertimbangan, latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, latar belakang kebudayaan, peristiwa-peristiwa masa lalu, keadaan-keadaan yang sedang dialami, selera, emosi dan sebagainya. Namun di luar sepengetahuan kita, TUHAN sedang memakai segala penyebab-penyebab tersebut – tentunya karena Dia Maha Kuasa – untuk mengarahkan kita memilih dengan bebas sesuai dengan apa yang direncakan-Nya, sehingga pilihan yang kita ambil secara bebas sedang menggenapkan rencana TUHAN.
Karena kita tidak tahu apa yang sedang Allah rencakan, maka yang kita lakukan dalam memilih, lalukanlah dengan meminta pimpinan TUHAN, dalam doa dan perenungan Firman Tuhan, dan pertimbangkan dengan sebaik-baik mungkin, dan mintalah nasehat-nasehat dari orang-orang yang lebih dewasa dan berpengalaman namun juga orang yang rohani dan usahakan tidak dikuasai oleh emosi, agar keputusan adalah pertimbangan yang sudah dipikirkan secara matang.
Setelah kita memutuskan suatu pilihan, maka pilihan itu adalah pilihan kita, dan akibat pilihan kita, itu adalah konsekuensi pilihan kita yang harus kita terima.
Namun, tetaplah bersyukur, karena pilihan kita pasti ada dalam tujuan Allah yang mulia, yang sedang menggenapkan rencana-Nya.
Tidak ada yang kebetulan dan mengagetkan TUHAN atas setiap pilhan kita, karena semua ada dalam kendali-Nya.
Pilihlah dengan bijaksana dalam pimpinan Tuhan yang berdasarkan terang Firman-Nya, dan tetaplah bersyukur apa pun konsekuensi yang kita terima karena pilihan kita, dan percayalah selalu ada rencana Tuhan yang indah di luar sepengetahuan kita. Amin…
Ev. Ranja Ginta Ginting, S.Th
Komentar
Posting Komentar