Renungan dari Hakim-hakim 14 (Perbuatan Dosa ada dalam tujuan Allah)

 

Renungan dari Hakim-hakim 14

Ada dua dosa yang dilakukan oleh Simsom sang nazir Allah (ayat 5 “…anak itu akan menjadi seorang nazir Allah”), yaitu dosa menikahi orang Filistin dan menyentuh bangkai binatang haram  (Singa).

Ulangan 7:3 “Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada abak laki-laki mereka, atau pun anak perempuan mereka jangan kau ambil bagi anakmu laki-laki”

Imamat 11:27: “Demikian juga segala yang berjalan dengan telapak kakinya di antara segala binatang yang berjalan dengan keempat kakinya, semuanya itu haram bagimu; setiap orang yang kena kepada bangkainya, menjadi najis sampai matahari terbenam” ayat 32: “Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor yang mati dari binatang-binatang itu jatuh atasnya”

Namun pada ayat 4 ada penjelasan bahwa perbuatan-perbuatannya Simson adalah asalnya dari Tuhan “Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel”

Kalau kita perhatikan keseluruhan cerita di pasal 14, maka kita menemukan bahwa dua tindakan dosa Simson tersebut  memang menjadi penyebab Simson membuat gara-gara atas orang Filistin.

Melalui Hakim-hakim 14 saya mendapat pelajaran bahwa kesalahan atau dosa seseorang tidaklah terjadi secara serampangan atau tanpa tujuan.

Allah yang Maha Kuasa mengatur segalanya, termasuk dosa juga ada dalam pengaturan Allah. Oleh karena itu dosa yang diperbuat seseorang, sebenarnya sedang menjalankan tujuan Allah atau rencana Allah.

Hal ini membuat ketenangan pada diri kita saat kita menyaksikan kejahatan-kejahatan yang  terjadi di dunia ini, karena kejahatan mereka tidaklah tanpa tujuan dan tanpa kontrol. Kejahatan ada dalam kotrol Allah dan memiliki tujuan Allah. Allah yang Maha Bijaksana, pasti memiliki tujuan yang bijaksana, Allah yang Maha Mulia, pasti memiliki tujuan yang mulia, Allah Yang Maha Kasih, pasti memiliki tujuan yang mendatangkan kebaikan bagi kita.

Namun, bukan berarti kita bebas berbuat dosa. Memang benar Alkitab mengajarkan bahwa kejahatan atau dosa ada dalam kendali Allah, namun Alkitab juga mengajarkan supaya kita berjuang melawan dosa dan mengejar kekudusan.

 Kalau kita kembali lagi ke ayat 4 (“Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya”), maka kita tidak pernah tahu dan memang bukan ranah kita untuk mengurusi dan mengetahui pengontrolan Allah atas dosa secara rinci dan lengkap. Yang harus kita ketahui dan menjadi ranah kita adalah apa yang Allah perintahkan, dan kita usahakan agar perintah Allah bukan sebatas perintah, namun menjadi kenyataan dalam hidup kita, sehingga kehidupan kita kehidupan yang sesuai seturut firman Tuhan = Alkitab.

Jombang, 22 Januari 2022

Ev. Ranja Ginta Ginting, S.Th.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan