ALLAH TRITUNGGAL
Keberadaan Allah TriTunggal
Ulangan 6:4
Pendahuluan
Salah satu yang sering orang-orang yang bukan Kristen pertanyakan terhadap iman Kristen adalah mengenai Allah Tritunggal. Mereka sering berpikir bahwa kita orang Kristen menyembah tiga Allah. Sehingga mereka yang beragama penyembah satu Allah menilai kita sebagai penganut politheisme, yaitu penyembah Allah lebih dari satu. Dan mereka yang menyembah Allah banyak menilai kita bahwa kita sama seperti mereka, yaitu menyembah Allah lebih dari satu.
Permasalahan mengenai tanggapan yang salah dari orang-orang non Kristen dan juga beberapa orang Kristen tentang Allah Tritunggal tersebut menyebabkan para teolog berusaha menjelaskannya. Namun beberapa penjelasan bukan menjelaskan konsep Allah Tritunggal yang diajarkan oleh Alkitab, melainkan mengajarkan Allah Tritunggal berdasrkan oleh akal pikiran mereka, yaitu seperti Modalisme, yang menjelaskan bahwa Allah itu satu, namun menyatakan diri-Nya dengan tiga pernyataan, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Jadi, maksud Modalisme adalah Allah yang hanya satu tersebut, yang tidak dibatasi oleh waktu dan ruang menyatakan diri sebagi Bapa, dan pada saat yang sama menyatakan diri sebagai Anak dan juga sekaligus sebagai Roh Kudus. Pemahaman Modalisme tersebut mengenai Allah Tritunggal juga dapat disebut Tri indentitas, atau tiga identitas, Satu Allah memiliki tiga identitas , sebagai contoh, Presiden Joko Widodo, bagi bangsa Indonesia, pak Joko Wi adalah Presiden, tetapi pada saat ia pulang ke rumah, ia adalah bapa bagi anak-anaknya, dan saat ia pulang ke solo, kampung halamannya, ia adalah anak dari orang tuanya.
Ada lagi yang menjelaskan Allah Tritunggal namun bukan menjelaskan apa yang Alkitab ajarkan, melainkan menjauh dari ajaran Alkitab, yaitu Tritheisme, yang mengajarkan bahwa Allah ada tiga.
Dari pemahaman Tritheisme tersebut Origen menjelaskan tentang Allah, yaitu Allah yang bertingkat tatau keallahan yang bertingkat, yaitu bahwa Bapa adalah Allah, sedangkan Anak adalah Allah yang keallahannya dibawah keallahannya Bapa dan Roh Kudus adalah Allah yang keallahannya dibawah keallahannya Anak.
Pemikiran Origenes ini dikembangan oleh Arius, sehingga sampai kepada pemahaman bahwa yang Allah itu hanyalah Bapa, sedangkan Anak adalah ciptaan Allah yang sulung dan tertinggi derajatnya. Kemudian melalui Anak, Allah menciptakan segala sesuatu (Paulus Daun, Bidat-bidat Kristen dari Masa ke Masa, 93), dan dari pemahaman Arius ini muncul Saksi Yehova, yang memiliki pemahaman bahwa hanya Bapa, yaitu Yahweh yang adalah Allah, sedangkan Yesus adalah ciptaan Allah namun lebih tinggi dari pada semua ciptaan, sedangkan Roh Kudus adalah hanya kekuatan yang keluar dari Allah.(Paulus Daun, 148-149).
Cara Kerja Akal
Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan Allah Tritunggal, kita terlebih dahulu melihat cara kerja akal kita.
Akal kita hanya bisa mengetahui sebatas informasi yang diterima dari alam yang sudah ada, atau akal hanya dapat menyetujui apa yang sudah ada atau akal hanya menemukan yang sudah ada.
Contoh, sebelum copernikus, banyak orang mengatakan bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi, namun copernikus menemukan kebenarannya bahwa bumilah yang mengelilingi matahari.
Kenyataannya adalah bahwa bumilah yang mengelilngi matahari, copernikus hanya menemukan apa yang ada, yaitu bumi yang mengelilingi matahari, bukan menciptakannya. Jadi, akalnya hanya menemukan apa yang sudah ada. Seandainya matahari tidak ada maka akal kita tidak akan mungkin punya pikiran mengenai matahari, apa lagi punya pikiran bahwa matahari mengelilingi bumi atau sebaliknya. Jadi, karena ada matahari dan ada bumi dan ada pristiwa bahwa bumi yang mengelilingi matahari, maka akal kita menemukannya atau menerimanya.
Demikian juga mengenai Allah Tritunggal, pikiran kita atau akal kita tidak boleh mereka-reka untuk memuaskan akal kita, tetapi akal kita harus tunduk dan menerima apa yang dikatakan Allah mengenai diri-Nya.
Sewaktu saya membahas Allah menentang Pluralisme, saya telah menjelaskan bahwa untuk dapat mengenal secara pribadi siapa yang membuat piano ini kita harus mengundang yang membuat piano ini datang ke gereja kita dan memperkenalkan diri, dan kita hanya bisa mengenal siap yang membuat piano ini hanya sejauh atau sebatas apa yang telah diperkenalkan oleh pembuat piano tersebut kepada kita. Demikian dengan Allah, kita hanya bisa mengetahui siapa Allah sebatas apa yang Allah telah perkenalkan atau nyatakan diri-Nya sendiri kepada kita.
Pernyataannya inilah secara khusus, yaitu secara pribadi telah dinyatakan kepada para nabi dan para rasul, dan para nabi dan para rasul telah menuliskannya, itulah Alkitab.
Berarti untuk mengetahui tentang Allah, akal kita hanya bisa menerima saja apa yang Allah katakan mengenai diri-Nya, yaitu apa yang tertulis di Alkitab.
Allah Tritunggal Yang Alkitab Ajarkan.
kata Tritunggal memang tidak ada di Alkitab, namun konsep Allah Tritunggal di dapatkan dari Alkitab.
Perjanjian Lama
Allah adalah Esa (Tunggal), tidak ada yang lain.
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Maleakhi 2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
1 Raj 8:60 supaya segala bangsa di bumi tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tidak ada yang lain,
Perjanjian Baru
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Yohanes 5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
Yudas ayat 25 Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Maksud dari kata Esa atau tunggal atau satu-satunya, adalah berbicara bahwa tidak ada Allah selain dari pada Allah yang telah memperkenalkan diri tersebut kepada para nabi dan para rasul, dan di mana para nabi dan para rasul telah menuliskannya, yaitu Alkitab.
Jadi, informasi mengenai Allah diluar Alkitab, maka informasi tersebut bukanlah mengenai Allah, tetapi allah hasil pikiran (Manusia melihat ciptaan, dan ada dorongan di hati, sehingga menyimpulkan allah itu ada, tetapi siapa dia, akhirnya manusia membuat agama). Hanya Allah yang datang menjadi manusia dan memberitahukan siapa dia, maka kita dapat mengenal Allah. Allah yang telah menjadi manusia ini mengakui bahwa Pernjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Tuhan, karena itulah hanya dari Alkitab saja (Sola Scriptura) manusia bisa mengenal siapa Allah itu.
Allah Yang Esa ini, Yang Telah Memperkenalkan Diri-Nya melalui Firman-Nya, yaitu Alkitab, memperkenalkan diri-Nya bahwa Dia adalah tiga pribadi, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Dalam Perjanjian Lama.
1) Penggunaan kata ELOHIM untuk Allah (Kej 1:1 dll) yang merupakan kata bentuk jamak / plural.
Kata ELOHIM mempunyai bentuk tunggal / singular yaitu ELOAH yang digunakan antara lain dalam Ul 32:15-17 dan Hab 3:3.
Tetapi dalam Perjanjian Lama kata ELOAH hanya digunakan sebanyak 250 x, sedangkan kata ELOHIM sekitar 2500 x. Penggunaan kata bentuk jamak / plural yang jauh lebih banyak ini menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.
Memang harus diakui bahwa ELOHIM sering dianggap sebagai bentuk tunggal, tetapi yang perlu dipertanyakan adalah: kalau memang Allah itu tunggal secara mutlak, mengapa tidak digunakan ELOAH saja terus menerus? Mengapa digunakan ELOHIM, dan lebih lagi, mengapa digunakan ELOHIM jauh lebih banyak dari ELOAH?
2. Penggunaan kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah
Mungkin dalam persoalan ini, contoh ayat yang terpenting adalah Yes 6:8b, karena dalam ayat ini kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat.
Tetapi dalam Yes 6:8b ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terjemahan lama maupun baru) salah terjemahan!
Yes 6:8b - Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?.
KJV/RSV/NIV/NASB: Whom shall I send and who will go for Us? (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?).
Kej 3:22a - Berfirmanlah TUHAN Allah: Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; ....
Kej 11:7 - Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing..
Yes 41:22 - Biarlah mereka maju dan memberitahukan kepada kami apa yang akan terjadi! Nubuat yang dahulu, beritahukanlah apa artinya, supaya kami memperhatikannya, atau hal-hal yang akan datang, kabarkanlah kepada kami, supaya kami mengetahui kesudahannya!.
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Kata esa memakai bahasa Ibraninya ekhad, memiliki arti tunggal, namun jamak. Ini mungkin mengapa Allah membentuk bahasa Ibrani (Allah yang membuat bahasa-bahasa, Menara Babel dihancurkan Tuhan dengan menciptakan bahasa-bahaa pada manusia. Kej. 11:6-9) dan memamakai bahasa Ibrani, yaitu salah satunya untuk menjelaskan ketunggalan Allah namun mengandung kejamakan.
Kej 2:24 - Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Kej 2:24 - Adam dan Hawa menjadi satu (EKHAD) daging.
Kej 1:26 - Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi..
Ada yang mengatakan bahwa pada waktu Allah menggunakan Kita dalam Kej 1:26, maka saat itu Ia berbicara kepada para malaikat. Jadi itu tidak menunjukkan kejamakan dalam diri Allah. Tetapi ini tidak mungkin, sebab kalau dalam Kej 1:26 diartikan bahwa Kita itu menunjuk kepada Allah dan para malaikat, maka haruslah disimpulkan bahwa:
· manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.
· Allah tidak mungkin mengajak Malaikat, karena hanya Allah sang Pencipta sedangkan Malaikat adalah ciptaan, jadi tidak akan mungkin Allah mengajak Malaikat untuk menciptakan manuisia.
Pandangan Kristen menganggap bahwa kata Kita menunjukkan bahwa pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal itu berbicara satu dengan yang lain, dan ini menunjukkan adanya kejamakan pribadi pada Allah’.
Perjanjian Baru
Perjanjian lama hanya menjelaskan bahwa Allah itu tunggal namun jamak, namun Perjanjian baru lebih menjelaskan, yaitu bahwa Allah adalah tunggal, tetapi saat berbicara mengenai pribadi-Nya maka Allah adalah tiga pribadi.
Dalam Perjanjian Baru kita melihat ketiga pribadi Allah itu disebut
Mat 3:16-17 - (16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, (17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan..
· Mat 28:19 - Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.
· 1Kor 12:4-6 - (4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
· 2Kor 13:13 - Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
1 Petrus 1:2a yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya.
Yesus dan Bapa adalah dua pribadi yang berbeda namun satu hakikat, yaitu hakikat Allah. Itu dijelaskan di:
Yohanes 1:1-3: Firman Adalah Allah, dan bersama-sama dengan Allah
Yohaes 1:14: Anak Tunggal Allah menjadi manusia
Ayat 18: Anak Tunggal yang memperkenalkan Bapa.
Dan di dalam Mat 28:19 dikatakan dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus disebutkan ada tiga pribadi namun setara dan satu. Di sini disebutkan 3 buah nama, tetapi kata nama itu ada dalam bentuk tunggal, bukan bentuk jamak! Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name (bentuk tunggal), bukan names (bentuk jamak). Karena itu ayat ini bukan hanya menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu setingkat, tetapi juga menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu!
Jadi, dalam Perjanjian Baru mengajarkan mengenai Allah yang Esa, maksudnya tidak ada Allah yang lain, hanya Allah berdasarkan Alkitab yang adalah Allah dan Allah memiliki tiga pribadi. Bapa adalah Pribadi yang berbeda dengan Pribadi Tuhan Yesus dan Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda dengan Pribadi Bapa dan Pribadi Tuhan Yesus
Kesimpulan
Mungkin kita bisa berkata atau protes, bagaimana bisa satu Allah tetapi ada tiga pribadi?
Yang perlu kita ingat:
Pikiran kita atau akal kita hanya bisa menetahui sesuatu bukan karena pikiran atau akal kita yang menciptakan, tetapi pikiran kita hanya menerima kenyataan yang sudah ada, sehingga pikiran kita atau akal kita menyetujui akan kenyataan yang sudah ada tersebut.
Pikiran kita terbatas, sedangkan Allah tidak terbatas, maka pikiran kita hanya bisa menerima sebatas yang telah dinyatakan oleh Allah. Tetapi sebenarnya kita tidak dapat mengenal-Nya secara sempurna, karena jika kita dapat mengenal-Nya secara sempurna, maka Allah bukan lagi yang tidak terbatas, tetapi menjadi Allah yang terbatas, yaitu sebatas keterbatasan otak kita.
Jadi, karena otak kita terbatas dan hanya mampu menerima apa yang sudah ada, maka konsep Allah Tritunggal yang disampaikan Alkitab, kita hanya bisa menerima saja, walau pun kita sulit untuk mengerti. Itu bukan masalah, karena kita sedang berusaha untuk mengenal Allah yang tidak terbatas dengan otak kita yang terbatas.
Kita harus membedakan pembahasan Hakikat Allah dan Pribadi Allah. Saat kita sedang membahas Allah, maka kita sedang membicarakan hakikat-Nya, maka yang memiliki hakikat Allah hanya satu, yaitu hanya Allah saja. Tetapi saat kita membahas pribadi Allah, maka Pribadi Allah ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Contoh, sewaktu kita mempersoalkan hakikat manusia, maka kita akan menyetujui bahwa manusia hanya satu secara hakikat, yaitu hakikat Manusia, namun sewaktu kita membahas pribadi manusia, maka kita juga akan setuju bahwa pribadi manusia banyak sekali.
Jadi, Allah Tritunggal adalah konsep yang disampaikan Alkitab, dan Alkitab adalah Firman Tuhan, maka kita hanya bisa menerima apa saja yang dicatat oleh Alkitab, dan kita akan mengenal Allah, yaitu Allah yang telah menyatakan diri-Nya melalui Alkitab, adalah Allah yang secara hakikat satu, tidak ada Allah lain selain diri-Nya, namun Alkitab mengajarkan bahwa Pribadi Allah ada tiga pribadi, Bapa, Anak, Roh Kudus.
Ulangan 6:4
Pendahuluan
Salah satu yang sering orang-orang yang bukan Kristen pertanyakan terhadap iman Kristen adalah mengenai Allah Tritunggal. Mereka sering berpikir bahwa kita orang Kristen menyembah tiga Allah. Sehingga mereka yang beragama penyembah satu Allah menilai kita sebagai penganut politheisme, yaitu penyembah Allah lebih dari satu. Dan mereka yang menyembah Allah banyak menilai kita bahwa kita sama seperti mereka, yaitu menyembah Allah lebih dari satu.
Permasalahan mengenai tanggapan yang salah dari orang-orang non Kristen dan juga beberapa orang Kristen tentang Allah Tritunggal tersebut menyebabkan para teolog berusaha menjelaskannya. Namun beberapa penjelasan bukan menjelaskan konsep Allah Tritunggal yang diajarkan oleh Alkitab, melainkan mengajarkan Allah Tritunggal berdasrkan oleh akal pikiran mereka, yaitu seperti Modalisme, yang menjelaskan bahwa Allah itu satu, namun menyatakan diri-Nya dengan tiga pernyataan, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Jadi, maksud Modalisme adalah Allah yang hanya satu tersebut, yang tidak dibatasi oleh waktu dan ruang menyatakan diri sebagi Bapa, dan pada saat yang sama menyatakan diri sebagai Anak dan juga sekaligus sebagai Roh Kudus. Pemahaman Modalisme tersebut mengenai Allah Tritunggal juga dapat disebut Tri indentitas, atau tiga identitas, Satu Allah memiliki tiga identitas , sebagai contoh, Presiden Joko Widodo, bagi bangsa Indonesia, pak Joko Wi adalah Presiden, tetapi pada saat ia pulang ke rumah, ia adalah bapa bagi anak-anaknya, dan saat ia pulang ke solo, kampung halamannya, ia adalah anak dari orang tuanya.
Ada lagi yang menjelaskan Allah Tritunggal namun bukan menjelaskan apa yang Alkitab ajarkan, melainkan menjauh dari ajaran Alkitab, yaitu Tritheisme, yang mengajarkan bahwa Allah ada tiga.
Dari pemahaman Tritheisme tersebut Origen menjelaskan tentang Allah, yaitu Allah yang bertingkat tatau keallahan yang bertingkat, yaitu bahwa Bapa adalah Allah, sedangkan Anak adalah Allah yang keallahannya dibawah keallahannya Bapa dan Roh Kudus adalah Allah yang keallahannya dibawah keallahannya Anak.
Pemikiran Origenes ini dikembangan oleh Arius, sehingga sampai kepada pemahaman bahwa yang Allah itu hanyalah Bapa, sedangkan Anak adalah ciptaan Allah yang sulung dan tertinggi derajatnya. Kemudian melalui Anak, Allah menciptakan segala sesuatu (Paulus Daun, Bidat-bidat Kristen dari Masa ke Masa, 93), dan dari pemahaman Arius ini muncul Saksi Yehova, yang memiliki pemahaman bahwa hanya Bapa, yaitu Yahweh yang adalah Allah, sedangkan Yesus adalah ciptaan Allah namun lebih tinggi dari pada semua ciptaan, sedangkan Roh Kudus adalah hanya kekuatan yang keluar dari Allah.(Paulus Daun, 148-149).
Cara Kerja Akal
Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan Allah Tritunggal, kita terlebih dahulu melihat cara kerja akal kita.
Akal kita hanya bisa mengetahui sebatas informasi yang diterima dari alam yang sudah ada, atau akal hanya dapat menyetujui apa yang sudah ada atau akal hanya menemukan yang sudah ada.
Contoh, sebelum copernikus, banyak orang mengatakan bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi, namun copernikus menemukan kebenarannya bahwa bumilah yang mengelilingi matahari.
Kenyataannya adalah bahwa bumilah yang mengelilngi matahari, copernikus hanya menemukan apa yang ada, yaitu bumi yang mengelilingi matahari, bukan menciptakannya. Jadi, akalnya hanya menemukan apa yang sudah ada. Seandainya matahari tidak ada maka akal kita tidak akan mungkin punya pikiran mengenai matahari, apa lagi punya pikiran bahwa matahari mengelilingi bumi atau sebaliknya. Jadi, karena ada matahari dan ada bumi dan ada pristiwa bahwa bumi yang mengelilingi matahari, maka akal kita menemukannya atau menerimanya.
Demikian juga mengenai Allah Tritunggal, pikiran kita atau akal kita tidak boleh mereka-reka untuk memuaskan akal kita, tetapi akal kita harus tunduk dan menerima apa yang dikatakan Allah mengenai diri-Nya.
Sewaktu saya membahas Allah menentang Pluralisme, saya telah menjelaskan bahwa untuk dapat mengenal secara pribadi siapa yang membuat piano ini kita harus mengundang yang membuat piano ini datang ke gereja kita dan memperkenalkan diri, dan kita hanya bisa mengenal siap yang membuat piano ini hanya sejauh atau sebatas apa yang telah diperkenalkan oleh pembuat piano tersebut kepada kita. Demikian dengan Allah, kita hanya bisa mengetahui siapa Allah sebatas apa yang Allah telah perkenalkan atau nyatakan diri-Nya sendiri kepada kita.
Pernyataannya inilah secara khusus, yaitu secara pribadi telah dinyatakan kepada para nabi dan para rasul, dan para nabi dan para rasul telah menuliskannya, itulah Alkitab.
Berarti untuk mengetahui tentang Allah, akal kita hanya bisa menerima saja apa yang Allah katakan mengenai diri-Nya, yaitu apa yang tertulis di Alkitab.
Allah Tritunggal Yang Alkitab Ajarkan.
kata Tritunggal memang tidak ada di Alkitab, namun konsep Allah Tritunggal di dapatkan dari Alkitab.
Perjanjian Lama
Allah adalah Esa (Tunggal), tidak ada yang lain.
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Maleakhi 2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
1 Raj 8:60 supaya segala bangsa di bumi tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tidak ada yang lain,
Perjanjian Baru
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Yohanes 5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
Yudas ayat 25 Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Maksud dari kata Esa atau tunggal atau satu-satunya, adalah berbicara bahwa tidak ada Allah selain dari pada Allah yang telah memperkenalkan diri tersebut kepada para nabi dan para rasul, dan di mana para nabi dan para rasul telah menuliskannya, yaitu Alkitab.
Jadi, informasi mengenai Allah diluar Alkitab, maka informasi tersebut bukanlah mengenai Allah, tetapi allah hasil pikiran (Manusia melihat ciptaan, dan ada dorongan di hati, sehingga menyimpulkan allah itu ada, tetapi siapa dia, akhirnya manusia membuat agama). Hanya Allah yang datang menjadi manusia dan memberitahukan siapa dia, maka kita dapat mengenal Allah. Allah yang telah menjadi manusia ini mengakui bahwa Pernjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Tuhan, karena itulah hanya dari Alkitab saja (Sola Scriptura) manusia bisa mengenal siapa Allah itu.
Allah Yang Esa ini, Yang Telah Memperkenalkan Diri-Nya melalui Firman-Nya, yaitu Alkitab, memperkenalkan diri-Nya bahwa Dia adalah tiga pribadi, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Dalam Perjanjian Lama.
1) Penggunaan kata ELOHIM untuk Allah (Kej 1:1 dll) yang merupakan kata bentuk jamak / plural.
Kata ELOHIM mempunyai bentuk tunggal / singular yaitu ELOAH yang digunakan antara lain dalam Ul 32:15-17 dan Hab 3:3.
Tetapi dalam Perjanjian Lama kata ELOAH hanya digunakan sebanyak 250 x, sedangkan kata ELOHIM sekitar 2500 x. Penggunaan kata bentuk jamak / plural yang jauh lebih banyak ini menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.
Memang harus diakui bahwa ELOHIM sering dianggap sebagai bentuk tunggal, tetapi yang perlu dipertanyakan adalah: kalau memang Allah itu tunggal secara mutlak, mengapa tidak digunakan ELOAH saja terus menerus? Mengapa digunakan ELOHIM, dan lebih lagi, mengapa digunakan ELOHIM jauh lebih banyak dari ELOAH?
2. Penggunaan kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah
Mungkin dalam persoalan ini, contoh ayat yang terpenting adalah Yes 6:8b, karena dalam ayat ini kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat.
Tetapi dalam Yes 6:8b ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terjemahan lama maupun baru) salah terjemahan!
Yes 6:8b - Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?.
KJV/RSV/NIV/NASB: Whom shall I send and who will go for Us? (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?).
Kej 3:22a - Berfirmanlah TUHAN Allah: Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; ....
Kej 11:7 - Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing..
Yes 41:22 - Biarlah mereka maju dan memberitahukan kepada kami apa yang akan terjadi! Nubuat yang dahulu, beritahukanlah apa artinya, supaya kami memperhatikannya, atau hal-hal yang akan datang, kabarkanlah kepada kami, supaya kami mengetahui kesudahannya!.
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Kata esa memakai bahasa Ibraninya ekhad, memiliki arti tunggal, namun jamak. Ini mungkin mengapa Allah membentuk bahasa Ibrani (Allah yang membuat bahasa-bahasa, Menara Babel dihancurkan Tuhan dengan menciptakan bahasa-bahaa pada manusia. Kej. 11:6-9) dan memamakai bahasa Ibrani, yaitu salah satunya untuk menjelaskan ketunggalan Allah namun mengandung kejamakan.
Kej 2:24 - Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Kej 2:24 - Adam dan Hawa menjadi satu (EKHAD) daging.
Kej 1:26 - Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi..
Ada yang mengatakan bahwa pada waktu Allah menggunakan Kita dalam Kej 1:26, maka saat itu Ia berbicara kepada para malaikat. Jadi itu tidak menunjukkan kejamakan dalam diri Allah. Tetapi ini tidak mungkin, sebab kalau dalam Kej 1:26 diartikan bahwa Kita itu menunjuk kepada Allah dan para malaikat, maka haruslah disimpulkan bahwa:
· manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.
· Allah tidak mungkin mengajak Malaikat, karena hanya Allah sang Pencipta sedangkan Malaikat adalah ciptaan, jadi tidak akan mungkin Allah mengajak Malaikat untuk menciptakan manuisia.
Pandangan Kristen menganggap bahwa kata Kita menunjukkan bahwa pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal itu berbicara satu dengan yang lain, dan ini menunjukkan adanya kejamakan pribadi pada Allah’.
Perjanjian Baru
Perjanjian lama hanya menjelaskan bahwa Allah itu tunggal namun jamak, namun Perjanjian baru lebih menjelaskan, yaitu bahwa Allah adalah tunggal, tetapi saat berbicara mengenai pribadi-Nya maka Allah adalah tiga pribadi.
Dalam Perjanjian Baru kita melihat ketiga pribadi Allah itu disebut
Mat 3:16-17 - (16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, (17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan..
· Mat 28:19 - Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.
· 1Kor 12:4-6 - (4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
· 2Kor 13:13 - Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
1 Petrus 1:2a yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya.
Yesus dan Bapa adalah dua pribadi yang berbeda namun satu hakikat, yaitu hakikat Allah. Itu dijelaskan di:
Yohanes 1:1-3: Firman Adalah Allah, dan bersama-sama dengan Allah
Yohaes 1:14: Anak Tunggal Allah menjadi manusia
Ayat 18: Anak Tunggal yang memperkenalkan Bapa.
Dan di dalam Mat 28:19 dikatakan dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus disebutkan ada tiga pribadi namun setara dan satu. Di sini disebutkan 3 buah nama, tetapi kata nama itu ada dalam bentuk tunggal, bukan bentuk jamak! Dalam bahasa Inggris diterjemahkan name (bentuk tunggal), bukan names (bentuk jamak). Karena itu ayat ini bukan hanya menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu setingkat, tetapi juga menunjukkan bahwa ketiga Pribadi itu adalah satu!
Jadi, dalam Perjanjian Baru mengajarkan mengenai Allah yang Esa, maksudnya tidak ada Allah yang lain, hanya Allah berdasarkan Alkitab yang adalah Allah dan Allah memiliki tiga pribadi. Bapa adalah Pribadi yang berbeda dengan Pribadi Tuhan Yesus dan Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda dengan Pribadi Bapa dan Pribadi Tuhan Yesus
Kesimpulan
Mungkin kita bisa berkata atau protes, bagaimana bisa satu Allah tetapi ada tiga pribadi?
Yang perlu kita ingat:
Pikiran kita atau akal kita hanya bisa menetahui sesuatu bukan karena pikiran atau akal kita yang menciptakan, tetapi pikiran kita hanya menerima kenyataan yang sudah ada, sehingga pikiran kita atau akal kita menyetujui akan kenyataan yang sudah ada tersebut.
Pikiran kita terbatas, sedangkan Allah tidak terbatas, maka pikiran kita hanya bisa menerima sebatas yang telah dinyatakan oleh Allah. Tetapi sebenarnya kita tidak dapat mengenal-Nya secara sempurna, karena jika kita dapat mengenal-Nya secara sempurna, maka Allah bukan lagi yang tidak terbatas, tetapi menjadi Allah yang terbatas, yaitu sebatas keterbatasan otak kita.
Jadi, karena otak kita terbatas dan hanya mampu menerima apa yang sudah ada, maka konsep Allah Tritunggal yang disampaikan Alkitab, kita hanya bisa menerima saja, walau pun kita sulit untuk mengerti. Itu bukan masalah, karena kita sedang berusaha untuk mengenal Allah yang tidak terbatas dengan otak kita yang terbatas.
Kita harus membedakan pembahasan Hakikat Allah dan Pribadi Allah. Saat kita sedang membahas Allah, maka kita sedang membicarakan hakikat-Nya, maka yang memiliki hakikat Allah hanya satu, yaitu hanya Allah saja. Tetapi saat kita membahas pribadi Allah, maka Pribadi Allah ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Contoh, sewaktu kita mempersoalkan hakikat manusia, maka kita akan menyetujui bahwa manusia hanya satu secara hakikat, yaitu hakikat Manusia, namun sewaktu kita membahas pribadi manusia, maka kita juga akan setuju bahwa pribadi manusia banyak sekali.
Jadi, Allah Tritunggal adalah konsep yang disampaikan Alkitab, dan Alkitab adalah Firman Tuhan, maka kita hanya bisa menerima apa saja yang dicatat oleh Alkitab, dan kita akan mengenal Allah, yaitu Allah yang telah menyatakan diri-Nya melalui Alkitab, adalah Allah yang secara hakikat satu, tidak ada Allah lain selain diri-Nya, namun Alkitab mengajarkan bahwa Pribadi Allah ada tiga pribadi, Bapa, Anak, Roh Kudus.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusShalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini
BalasHapusTeks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )
”
Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
🕎✡️👁️📜🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️☁️☀️⚡🌧️🌈🌒🌌🔥💧🌊🌬️🏞️🗺️🏡⛵⚓👨👩👧👦❤️🛐🤲🏻🖖🏻🌱🌾🍇🍎🍏🌹🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪🇮🇱⛪