Emergency



Emergency/ keadaan darurat
2 Timotius 4:1-8

Pendahuluan
Biasanya keadaan darurat selalu harus didahulukan karena merupakan keadaan yang sangat penting, harus cepat ditangani, jikalau tidak cepat ditangani maka akan terjadi sesuatu yang tidak dinginkan, seperti jikalau ambulan lewat dengan sirinenya, maka semua kendaraan seharusnya minggir dan memberi jalan untuk ambulan, dan saat sampai rumah sakit, maka pasien yang ada diambulan lansung cepat ditangani di UGD/IGD, jika terlambat, bisa kematian yang terjadi.

Jadi, bisa dikatakan keadaan darurat adalah keadaan yang harus cepat ditangani, kalau tidak cepat ditangani, maka akan berakibat fatal. Oleh karena itu,  keadaan darurat juga merupakan keadaan yang sangat penting, emergency adalah urgency.

Keadaan darurat apa yang Kekristenan alami, sehingga keadaan ini menjadi keadaan yang sangat penting yang harus cepat ditangani?

Sadar atau tidak disadari, keagamaan bukan lagi menjadi sesuatu yang sangat penting. Walau pun terlihat masih banyak orang yang beragama. Namun yang menjadi sesuatu yang terpenting adalah individu. Ukuranya adalah, apa yang saya bisa dapat?

Ada orang rela mati atas nama agama, tetapi setelah diselidiki, orang tersebut telah diiming-imingkan akan memperoleh hal yang luar biasa, yang tidak akan mungki didapatkan selama ia hidup. Ada orang yang begitu giat melalukan ibadahnya, tetapi tujuannya, supaya ia memperoleh tiket untuk kesorga. Ada orang rela menghabur-hamburkan uangnya untuk dibagi-bagikan dikarenakan perintah agama, namun hal tersebut dilakukan dikarenakan agama menjanjikan bahwa dia akan memperoleh balasan berkali-kali lipat. Gejala ini dapat kita lihat di Indonesia. indonesia adalah bangsa beragama. Indonesia yang memiliki idiologi pancasila yang isinya pada sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, namun angka korupsi di Indonesia masih relative tinggi, pada hal setiap agama melarang korupsi. (peristiwa di penjara cipinang, seorang Bandar narkoba bisa hidup mewah di dalam penjara). Jokowi, yang dalam pemerintahannya ingin melakukan revolusi mental, maka banyak orang yang memusuhinya dan berusaha menjatuhkannya, pada hal yang ingin menjatuhkannya adalah orang Indonesia yang adalah orang yang beragama.

Ditambah lagi perbuatan-perbuatan yang melanggar agama, seperti:  hamil diluar nikah, aborsi, perselingkuhan, perzinahan, penipuan, pembunuhan, pemakain narkoba, pindah agama dan masih banyak lagi daftar yang bisa kita tambahkan. Semuanya itu dilarang oleh agama, tetapi nyatanya, semuanya itu yang dilakukan oleh orang yang beragama , hal tersebut menunjukkan bahwa agama tidaklah penting.

Apakah fenomena tersebut tidak ada di dalam gereja? Tabloid Reformata edisi 144 menuliskan salah satu artikel dengan judul “Orang Kristen Banyak Terlibat Korupsi”. Bahkan Pendeta pun terlibat korupsi. Seperti kasus Patrialis Akbar, yang menyogoknya adalah Basuki Hariman merupaka seoarang pendeta dan ketua Sinode dari salah satu gereja yang beraliran karismatik, pdt. Abraham Alex menggelapkan 4,7 T. itu hanya salah satu contoh, mungkin jikalau diselidiki lebih lagi, akan tambah daftar nama-nama pdt yang telibat korupsi.

Bahkan, ada beberapa gereja begitu semangat beritakan Injil bahkan dalam pemberitaannya dibumbui janji-janji yang memberikan keuntungan bagi yang menerimanya, supaya jumlah jemaatnya menjadi bertambah, persembahan menjadi bertambah, perpuluhan menjadi bertambah, pemasukan gereja menajadi bertambah. Kontong pdtnya semakin menebal.

Dan sekolah-sekolah Kristen manjadi mahal, semangat kasihnya  berubah menjadi semangat bisnis

Dan bahkan banyak orang Kristen yang sama seperti lainnya, melakukan perzinahan, percabulan, penipuan, perselingkuhan, korupsi, hamil di luar nikah, pindah agama, memakai narkoba dan lain-lainnya.

Dan Jikalau kita memiliki waktu luang dan mau menyelidikinya lagi maka kita akan menambahkan daftar-daftar orang-orang Kristen yang kehidupannya sangat menyimpang dari kekristenan, atau mungkin kita salah satunya. Intinya pada zaman sekarang Agama bukan menjadi sesuatu yang penting termasuk juga kekristenan, yang terpenting adalah individunya .

Jadi, keadaan darurat yang kekristenan hadapi sekarang, adalah keadaan orang-orang Kristen menjadi orang-orang individualisme, ukurannya adalah saya. Saya dapat apa, untuk saya apa, kalau saya buat ini, nanti balikannya ke saya apa?

Gejala individualisme adalah keadaan darurat karena sudah berkembang di dalam gereja

Sudah berkembang di dalam Gereja sejak zaman r. Paulus

Sebenarnya fenomena ini bukanlah hal yang baru, pada zaman rasul Paulus, Paulus sudah menemukan bahkan sudah memprediksi gejala-gejala individualisme akan berkembang di dalam gereja.

Semua surat-surat yang Paulus tuliskan untuk jemaat, ada nasehat yang menunjukkan/ mengindikasikan  adanya sikap mementingkan diri sendiri atau individualisme atau ukurannya adalah saya di dalam jemaat-jemaat yang menerima surat Paulus pada saat itu.

Di dalam surat Paulus yang kedua kepada Timotius, Paulus juga menunjukkan adanya gejala individualisme yang akan dan sudah terjadi di dalam gereja. Itu dapat kita temukan di pasal ke 3:1-9, dan 4:3-4 (bdg 2 kor 11:1-6, sebagian jemaat Korintus terpengaruh dengan pengkotbah-pengkotbah hebat, walau pun ajarannya sesat).

Bahkan sudah ada orang-orang dalam jemaat telah meninggalkan iman Kristen mereka (1:13-15; 2:16-17)(di dalam seluruh surat-surat Paulus kepada jemaat-jemaat, Paulus memperingati jemaat adanya ajaran-ajaran sesat yang sudah masuk dalam jemaat, bahkan sudah mempengaruhi sebagian jemaat).

Dan lagi ditambah berkurangnya pemberita-pemberita Firman Tuhan

2. Berkurangnya pemberita-pemberita Firman Tuhan (karena itulah dibutuhkan pemberita-pemberita firman Tuhan)

Paulus – Paulus  adalah orang yang begitu giat memberitakan Firman Tuhan , yang tidak henti-hentinya memperingati jemaat-jemaat melalui surat-suratnya, dan begitu giat memberitakan Injil dan mengajar firman Tuhan dengan berkeliling ke daerah-daerah bahkan sampai ke antar negara, dan begitu semangat, tidak pernah putus asa, walau pun banyak ancaman dan aniaya dan penderitaan selama dia memberitakan Injil dan mengajarkan firman Tuhan – sedang  menuju kepada kematiannya (4:6), yang sudah di depan mata, hal ini membuat keadaan individualisme menjadi keadaan darurat, yang harus cepat ditangani, karena tidak ada lagi yang akan menasehati dan menegor dan menyatakan kesalahan dalam segala kesabaran dan pengajaran berdasarkan Firman Tuhan seperti Paulus.

Karena itulah rasul Paulus menjelang kematiannya, ia berpesan kepada anak rohaninya Timotius (1:2; 2:1), supaya ia, Timotius meneruskan pertandingan bapak rohaninya sampai akhir, seperti Paulus yang mengkhiri pertandingannya sampai akhir (4:7) dan mengikuti teladannya dalam memberitkan firman Tuhan (3:10 “Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, pendirianku, imanku, kesasbaranku, kasihku dn ketekunanku”).  Pertandingan ini berbicara, seperti seorang yang sedang bertanding, maka tugasnya adalah bagaimana ia harus terus bertanding sampai garis akhir, layaknya seorang pelari, dia harus terus berlari sampai garis finis. Demikian juga tugas yang sedang terus dikerjakan oleh Paulus sampai garis akhir (kematiannya) adalah memberitakan Injil  dan Firman Tuhan (1:11). Paulus sudah berjuang untuk tetap melakukan tugasnya sampai menjelang akhir hidupnya, namun perjuangan untuk melakukan tugas memberitakan Firman Tuhan belumlah selesai, oleh karena itu Paulus meneruskannya kepada Timotius, supaya Timotius melanjutkannya “Beritakanlah Firman…” (4:2), “… lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikan tugas pelayananmu” (4:5).

Dan Paulus pun memerintahkan supaya Timotius mencari orang-orang untuk dipersiapkan, supaya ada penerus-penerus rasul Paulus dan Timotius (2:2). Dan sekarang malalui Firman Tuhan ini, kita sedang diperintahkan untuk meneruskan tugas rasul Paulus dan Timotius. Rasul Paulus sudah mati, timotius sudah mati, dan orang-orang yang dipercayakan oleh Timotius untuk memberitakan firman pun sudah mati, tetapi hari ini kita mendapat pesan yang sama dari rasul Paulus kepada Timotius, yaitu Beritakan Firman Tuhan.

Pesan untuk memeritakan firman Tuhan merupakan pesan yang sangat penting:
*  dikarenakan pesan ini disampaikan oleh orang yang menjelang kematiannya. Paulus menjelang kematiannya, yang paling penting bagi Paulus adalah beritakan firman Tuhan, ini juga dikarenakan melihat keadaan darurat, oleh karena itu pesan yang keluar dari mulutnya adalah Beritakan Firman Tuhan
* dikarenakan pesan ini disampaikan dihadapan Allah dan Kristus Yesus (4:1) , jadi pesan ini menjadi pesan yang sangat penting karena bobot pesan ini menjadi sangat penting, karena pesan ini adalah pesan dari Allah dan Yesus Kristus, seperti seorang pembaca pesan dari seorang raja, pesan tersebut menjadi sangat kuat kuasanya karena pesan tersebut dari raja, apa lagi pesan tersebut dibacakan di hadapan raja.
* dikarenakan pesan ini demi pernyataan-Nya dan Kerajaan-Nya. Dimana Yesus akan datang ke dua kali dan akan mengokohkan kerajaan-Nya. Karena itulah pesan ini harus terus dilakukan sampai kedatangan Tuhan Yesus ke dua kali.

Dan pesan ini sekarang untuk kita, yang mendengarkan firman Tuhan pada hari ini.

Empat  hal yang harus kita perhatikan dalam melakukan pesan ini:
Pada Ayat 2:
1. Kapan kita harus memberitakan firman: Setiap keadaan “baik keadaan yang baik mau pun baik dalam keadaan tidak baik” harus siap sedia memberitakan firman Tuhan

2. Kenapa kita harus memberitakan firman: karena firman Tuhan dapat menyatakan apa yang salah, dapat menegor dan dapat menasehati kita dan untuk mendidik kita tetap dalam kebenaran. bdg 3:16-17: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

3. Bagaimana kita menyampaikan kebenaran: dengan segala kesabaran dan pengajaran (butuh proses, seperti sekolah, dari sd-doktor, dari bisa berhitung sampai kepada perkalian, dari bisa baca sampai menulis buku ) bdg 2:24-26 dan 3:10.

4. Kepada siapa: kepada diri sendiri dan kepada keluarga, dan kepada orang lain (Lois kepada Eunike, Eunike kepada Timotius [1:5; 3:15]dan Timotius kepada orang lain), namun Timotius juga diperintahkan Paulus untuk terus bertekun didalam membaca firman Tuhan dan mengawasi dirinya dengan firman Tuhan (1 Tim 4:13-16).

Penutup

Pada akhirnya keadaan darurat ini, yaitu individualisme dapat segera ditangani, sehingga orang-orang Kristen, dan jemaat Tuhan di gereja-gereja, mejalani hidupnya bukan lagi berdasarkan apa yang saya dapat, tetapi, apa yang Tuhan inginkan.



Jombang, 18 Juni 2017


Ranja Ginta Ginting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan