LGBT MENURUT ALKITAB

Homoseksual/LGBT
HOMOSEKSUAL/AKTIVITAS SEKS DENGAN SESAMA JENIS KELAMIN

            Pelaku dan penganut paham homoseksualisme sering memberikan argumentasi dengan mengutip Alkitab untuk melegalkan tindakan mereka dan mengesahkannya berdasarkan hukum agama. Argumentasi mereka dengan mengutip Alkitab diantaranya adalah:

1. Dosa sodom bukanlah homoseksualitas.
            Homoseksualisme menyanggah bahwa dosa sodom adalah dosa homoseksual tetapi dosa karena ketidakramahan. Lot menawarkan anak-anak perawannya kepada banyak orang sebagai wujud kebiasaan bangsa Kanaan dalam melindungi setiap tamu yang ada di rumah mereka, “Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku” (kej 19:8). Upaya penenangan seksual ini perlu untuk menyelamatkan nyawa tamu yang ada di rumah Lot.

            Pada ayat Kejadian 19:4,5 ada penjelasan bahwa semua laki-laki dari yang muda sampai yang tua di kota sodom tersebut mengepung rumah Lot dan berkata “Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka”. Kata “pakai” menurut homoseksualisme memakai kata ‘yada’ yang berarti ‘berkenalan’. Istilah ini muncul 873 kali dalam Perjanjian Lama, dan sering kali dalam pemunculannya, kata ini sama sekali tidak mempunyai konotasi seksual (Lihat Mazmur 139:1). Jadi, disimpulkan bahwa dosa Sodom adalah ketidak ramahan, bukan homoseksual.


2. Dosa Sodom adalah mementingkan diri sendiri
            Dosa Sodom diuraikan dalam kata-kata ini: “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin” (Yeh. 16:49). Tidak sedikit pun disebut tentang homoseksual atau dosa-dosa yang berkaitan dengan dosa-dosa seksual. Mereka dihukum hanya karena mereka mementingkan diri sendiri, bukan karena mereka adalah kaum homoseksual.

3. Kemandulan adalah satu kutukan bagi para wanita Yahudi.
            Menurut kepercayaan Yahudi, kemandulan merupakan kutukan (kej. 16:1; 1 sam. 1:3-8). Anak-anak dianggap sebagai berkat dari Tuhan (Mzm 127:3). Berkat dari Allah di tanah perjanjian bergantung pada dimilikinya anak-anak (Kej 15:5). Sesungguhnya, harapan para wanita Yahudi adalah mengandung Mesias yang dijanjikan (Kej. 3:15; bandingkan dengan 4:1,25). Berdasarkan pentingnya memiliki anak-anak, tidaklah mengherankan bahwa hukum Perjanjian Lama menentang aktivitas homoseksual, karena aktivitas homoseksual tidak dapat melahirkan anak.

4. Larangan homoseksual tidak berlaku lagi karena bumi sudah penuh
            Kejadian 1:28 Allah memerintahkan manusia untuk beranakcucu dan bertambah banyak dan memenuhi bumi. Aktivitas homoseksual akan menghambat kegiatan manusia untuk dapat memenuhi bumi. Oleh karena itu Perjanjian Lama melarang aktivitas homoseksual. Namun karena bumi sekarang sudah penuh oleh manusia, maka aktivitas homoseksual dilegalkan.

5. Hukum Imamat tidak berlaku lagi.
            Bagian utama dalam Perjanjian Lama yang mengutuk praktik-praktik homoseksual terdapat di dalam hukum Imamat (Im 18:22). Hukum yang sama ini juga mengutuk menyantap daging babi dan udang. Tetapi, hukum-hukum seremonial ini sudah dihapuskan (Kis 10:15). Itu sebabnya, para pendukung homoseksual berpendapat bahwa hukum-hukum yang melarang aktivitas homoseksual juga telah dihapuskan.

6. Homoseksual dihubungkan dengan penyembahan berhala
            Ada juga dari mereka homoseksualisme berpendapat bahwa Alkitab mengutuk homoseksual dikarenakan kegitan homoseksual yang dilakukan untuk penyembahan berhala “... dan di antara anak-anak lelaki Israel janganlah ada semburit bakti” (Ul 23:17). Jadi, Alkitab bukan mengutuk homoseksualitas, tetapi mengutuk kegitan penyembahan berhala.

7. Hukum dalam surat-surat Paulus merupakan pendapat-pendapat pribadi
            Rasul Paulus bukan menyampaikan Firman Tuhan saat menuliskan kutukan terhadap homoseksual, karena pada 1 kor 7:25 Paulus mengakui bahwa dia tidak dapat perintah dari Tuhan dan pada ayat 12 dia berkata bahwa pendapat ini adalah dari dirinya sendiri, bukan dari Tuhan. Oleh karena itu pasal 6 ayat 9 mengenai homoseksual adalah pendapatnya Paulus sendiri dan bukan pendapatnya Tuhan. Jadi, pernyataannya Paulus mengenai homoseksual tidaklah berwibawa.

8. Hukum homoseksual yang dituliskan Paulus hanya berkaitan dengan budaya saat itu
            Paulus pernah menegur laki-laki yang berambut panjang (1 Kor 11:4), karena berkaitan dengan budaya. Pernah juga menegur perempuan untuk tidak berbicara di pertemuan-pertemuan ibadah (1 kor. 14:34-35), ini juga karena berkaitan dengan budaya pada saat itu. Jadi, perintah Paulus mengenai homoseksual hanya berkaitan dengan budaya setempat pada saat itu, sehingga perintah yang dia tuliskan bukanlah perintah yang absolut, tetapi relatif, dapat berubah sesuai dengan kebudayaan setempat dan zaman yang ada.

9. 1 Kor 6:9 hanya mengacu kepada tindakan kaum homoseksual yang bersalah
            1 Kor 6:9 berbicara mengenai pelanggaran-pelanggaran, karena itu saat ada tulisan mengenai homoseksual, maka hal itu bukan berbicara larangan terhadap homoseksual, tetapi tindakan homoseksual yang menjijikkan.

10. Yesaya meramalkan kaum homoseksual di dalam Kerajaan Surga.
            Yesaya 56:5 menyatakan bahwa sida-sida (sida-sida adalah kaum homoseksual menurut homoseksualisme) akan dimasukkan ke dalam keajaan Allah. “Kepada mereka akan Kuberikan dalam rumah-Ku dan di lingkungan tembok-tembok kediaman-Ku suatu tanda peringatan dan nama itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan suatu nama abadi yang tidak lenyap akan Kuberikan kepada mereka”. Ramalan Yesaya tersebut mengenai diterimanya kaum homoseksual ke dalam kerajaan Allah sedang digenapi saat-saat ini.

11. Daud dan Yonatan adalah homoseksual.
            1 Sam 18-20 mencatat tentang kasih yang mendalam yang dimiliki Daud dan Yonatan. Sejumlah orang melihat bagian ini sebagai indikasi bahwa mereka homoseksual, sambil menunjuk bahwa Yonatan “mengasihi” Daud “seperti jiwanya sendiri” (18:3), bahwa Yonatan telanjang di hadapan Daud (18:4), bahwa mereka bercium-ciuman (20:41) dan bahwa mereka “exceeded” (20:41 catatan kaki RSV), satu istilah yang dipakai yang berarti enjakulasi. Kurang berhasilnya hubungan Daud dengan wanita menunjukkan bahwa Daud adalah kaum homoseksual. Kasih Yonatan kepada Daud dikatakan “lebih ajaib dari pada cinta perempuan” (2 sam 1:26). Semua faktor ini dianggap bersama-sama menunjukkan bahwa Daud dan Yonatan adalah homoseksual.

Tanggapan Terhadap Argumen Homoseksual Berdasarkan Alkitab

            Argumen kaum homoseksual/hubungan seksual sesama jenis kelamin untuk membenarkan diri dengan memakai ayat-ayat di Alkitab murni salah paham atau salah tafsir. Mari kita menyelidiki secara berurutan.

            Dosa Sodom adalah Homoseksualitas. Sekalipun memang benar bahwa kata “pakai” (Kej 19:5) dalam bahasa ibrani yada’ yang artinya bukan saja berarti “berhubungan seks” tetapi juga dapat berarti mengenal, namun dalam konteks bagian Sodom dan Gomora dengan jelas kata ini berarti hubungan seks, kenyataannya bahwa para perawan ditawarkan untuk menenangkan hasrat seksual mereka (Kej 19:8).  Dan juga Jika arti kata “pakai”/yada’ berarti mengenal/berkenalan, maka Lot tidak perlu berkata kepada orang-orang Sodom dan Gomora “saudara-saudaraku janganlah kiranya berbuat jahat” (Kej 19:7), karena berkenalan bukanlah kejahatan.

            Dosa Sodom bukan sekedar dosa mementingkan diri sendiri. melainkan juga homoseksual. Beberapa fakta dari Alkitab: 1) Konteks Kejadian 19 mengungkapkan bahwa rencana mereka adalah seksual, mereka (para lelaki Sodom) ingin berhubungan seksual dengan dua laki-laki (dua malaikat) yang tinggal di rumah Lot. 2) Yehezkiel 16:49 berbeda cerita dengan Kejadian 19, jadi tidak bisa dijadikan referensi untuk menunjukkan bahwa dosa Sodom pada saat itu bukan homoseksual, tetapi dapat dipakai untuk menunjukkan bahwa dosa Sodom bukan hanya homoseksual tetapi juga seperti yang tercatat di Yeh 16:49. 3) Yehezkiel 16:50-51 kata “kekejian” adalah kata yang sama dipakai di Imamat 18:22. 4) Yudas juga menyebutkan dosa mereka adalah dosa percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar (ayt 7).

            Kemandulan bukanlah alasan bahwa homoseksual adalah dosa. Tidak ada petunjuk dalam Alkitab bahwa homoseksual dianggap berdosa karena tidak ada anak-anak yang dihasilkan dari perbuatan ini. Homoseksual di Imamat 18:22-23 tidak ada hubungannya karena tidak menghasilkan anak, tetapi memang kegiatan homoseksual adalah kegiatan yang terkutuk dan hukumannya adalah hukuman mati (Im 18:29).

            Dosa homoseksual bukan hanya berlaku sebelum dunia sudah penuh tetapi juga sampai sekarang. Dosa homoseksual bukan dikarenakan bertentangan dengan perintah di Kejadian 1:28, tetapi larangan tersebut adalah larangan yang berhubungan dengan moral, yang masih terus berlaku sampai saat ini dan seterusnya. Karena itu di Perjanjian Baru pun tetap dibahas.

            Larangan terhadap homoseksual adalah moral, bukan sekedar seremonial. Bukan berarti bahwa setiap hukum yang di Imamat adalah hukum seremonial sehingga tidak perlu lagi dilakukan lagi. Jika begitu maka pemerkosaan, inses dan bersetubuh dengan binatang juga tidak salah, karena dosa-dosa tersebut dikutuk dalam pasal yang sama dengan dosa-dosa homoseksual (Im. 18:6-14, 22-23). Jika, dosa homoseksual hanya dosa seremonial, maka di Perjanjian Baru tidak akan dibahas lagi atau diubah, seperti memakan makanan haram di Perjanjian Lama diubah di Perjanjian Baru bahwa semua makanan halal (Mark 7:18; Kis. 10:12-15). Namun dosa homoseksual tetap dibahas di Perjanjian Baru (Rm 1:26-27; 1Kor 6:9; 1 Tim 1:10; Yud. 7). Berarti dosa homoseksual bukan dosa seremonial tetapi dosa moral.

            Homoseksual merupakan kejahatan di luar penyembahan berhala. Praktik-praktik homoseksual tidak dikutuk dalam Alkitab hanya karena mereka dikaitkan dengan penyembahan berhala. Ini terbukti kutukan atas homoseksual sering diberikan terlepas dari referensi terhadap praktik penyembahan berhala (Im 18:22; Rm.1: 26-27). Jadi, yang terkutuk adalah praktik homoseksual. Jika berbicara mengenai penyembahan berhala, maka ada aturannya sendiri, dan memang hal ini juga adalah dosa.

            Ajaran Paulus memiliki wibawa ilahi.  Kutukan Paulus terhadap homoseksual memiliki wibawa ilahi, bahkan dalam surat 1 Korintus. Sebenarnya, kutukan Paulus yang paling jelas terdapat di dalam Roma 1. Namun kesalahan homoseksual dalam mengutip ayat 1 Kor 7:12, 25 adalah mereka keluar dari pembahasan ayat-ayat tersebut dan menjadikan ayat tersebut berlaku bagi seluruh 1 Korintus. Ayat-ayat tersebut tidak ada hubungannya dengan 1 Kor 6:9-10, tetapi ayat 1 Kor 7:12 hanyalah berbicara mengenai pernikahan antara orang percaya dengan orang yang tidak percaya dan ayat 25 berbicara anjuran Paulus supaya para gadis tidak menikah dan tetap dalam keadaan mereka masing-masing. Dan yang dimaksud di ayat 12 dan 25 hanya menunjukkan bahwa Tuhan Yesus selama di bumi tidak membahas ini, namun rasul Paulus berdasarkan pengilhaman dari Roh Kudus yang diterimanya memberikan nasehat tersebut (ayat 25, 40).

            Homoseksual tidak sama dengan rambut panjang. Kesalahan tafsir kaum homoseksual juga terletak di pernyataan mereka bahwa 1 Kor 6:9-10 hanyalah berhubungan dengan budaya pada saat itu dengan membandingkan dengan 1 Kor 11.  Jelas bahwa 1 Kor 11 memang berhubungan dengan budaya pada saat itu, tetapi mengenai homoseksual itu adalah larangan yang tidak ada hubungannya dengan budaya setempat, karena itu Paulus juga menuliskan dosa homoseksual di Roma 1:26-27 dan 1 Tim 1:10

            Dosa homoseksual bertentang dengan kewajaran. Tidak ada kegiatan homoseksual dinggap yang jenis ini menjijikan dan jenis yang lain tidak, karena intinya homoseksual menjadi menjijikan karena tidak sesuai dengan kewajaran. Kewajaran adalah hubungan seksual antara suami dan istri, tetapi hubungan seksual dengan sesama jenis kelamin adalah hubungan seksual yang meninggalkan kewajaran dan merupakan hal yang memalukan dan cemar di hadapan Allah (Rom 1:24-27).

            Nubuat Yesaya adalah mengenai sida-sida bukan mengenai kaum homoseksual.  Berlawanan dengan pernyataan dari sejumlah kaum homoseksual, Yesaya tidak menubuatkan tentang diterimanya mereka ke dalam kerajaan Allah. Nubuat tersebut (Yes 56:3) adalah tentang “sida-sida” bukan kaum homoseksual. Dan sida-sida adalah aseksual (tidak dapat berhubungan seks karena mereka dikebiri), bukan homoseksual.

            Daud dan Yonathan bukan kaum homoseksual. Tidak ada indikasi di dalam Alkitab bahwa Daud dan Yonathan adalah kaum homoseksual. Sebaliknya, ada bukti bahwa mereka bukan kaum homoseksual. 1, Ketertarikan Daud kepada Batsyeba (2 Sam. 11) mengungkapkan bahwa orientasi seksualnya adalah heteroseksual (hubugan seks dengan lawan jenis kelamin). 2, Begitu juga dengan memiliki banyak Istri, Daud menunjukkan kaum heteroseksual. 3, “Kasih” Daud kepada Yonathan bukan seksual (erotis) melainkan kasih persahabatan (philia). 4, Yonathan tidak membuka semua pakaiannya di hadapan Daud, melainkan hanya baju perang dan jubahnya (1 Sam 18:4). “Ciuman” merupakan budaya bersalaman yang lazim bagi para pria pada zaman itu. Selain itu, ciuman ini tidak dilakukan ketikan Yonathan memberi Daud pakaiannya, melainkan muncul dalam dua setengah bab berikutnya (1 Sam 20:41). Akhirnya, emosi yang mereka ungkapkan adalah menangis (ayat 41), bukan orgasme. Bagian tersebut berkata, “Mereka bercium-ciuman dan bertangis-tangisan. Akhirnya Daud dapat menahan diri.” (20:41). 5, Sesungguhnya, kasih Yonathan kepada Daud lebih besar daripada kasih seorang wanita,  itu bukanlah berbicara mengenai seksual melainkan sosial. 6. Keduanya memiliki perkawinan yang heteroseksual.




(Semoga sanggahan-sanggahan ini bermanfaat untuk memberi argumen saat berhadapan dengan mereka yang mendukung homoseksual dengan memakai bukti-bukti dari Alkitab)

* Sumber: Norman L. Geisler. Etika Kristen Edisi 2. (Malang: SAAT, 2010) hal 331-340
           
             



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan