Ingat Kebaikan Tuhan
Ingat Kebaikan-Nya
Ulangan
8:1-10
Pendahuluan
Psikolog Timothy Ritchie dan rekan-rekannya, para ilmuwan ini
meneliti 562 peserta dari 10 budaya di seluruh dunia. Dari hasil penelitin
tersebut ditemukan bahwa kenangan positif lebih mudah teringat jelas dibanding
yang negatif. Bahkan, peristiwa yang tidak menyenangkan bisa menjadi
positif. Jadi intinya, umumnya manusia
lebih mudah mengingat masa lalu yang indah-indah atau yang menyenangkan atau
hal-hal yang positif dari pada hal-hal yang negatif. Dalam psikologi
kecendrungan ini disebut prinsip Pollyanna.
Dan jika ditanya, pilih mana hidup susah atau senang, pasti
jawabannya pada umumnya adalah ingin hidup senang. Karena itu sewaktu kita
berdoa pergi ke suatu tempat, maka isi doa kita “jauhkanlah dari semua yang
tidak diinginkan”, tidak diingankan oleh siapa? Ya oleh kita, apa itu?
Kecelakaan, orang-orang yang ingin berniat jahat, kerusakan kendaraan,
kemacetan dan lain-lain yang akan menyusahkan kita. Jadi, baik mengingat masa
lalu dan menginginkan sesuatu di masa yang akan datang, pada umumnya kita lebih
memilih hal-hal yang menyenangkan.
1. Mengingat masa padang gurun
Namun , pada Ulangan
8 ini Musa menyuruh bangsa Israel untuk mengingat seluruh perjalanan selama 40
tahun di padang gurun… (ayt 2)
Bagaimana iklim padang gurun: pada siang hari suhu dapat
mencapai 40-500C dan malam hari suhu dapat mencapai 00C,
curah hujan hanya 25cm pertahun, dan
tingkat penguapan lebih tinggi dari pada curah hujan, sehingga mengakibatkan
kekeringan. Dan iklim padang gurun memiliki kemampuan kecil untuk mendukung
kehidupan, karena itulah jenis flora dan founa yang hidup di padang gurun
sangat sedikit. (kita berbicara pada masa lalu, bukan sekarang, karena sekarang
orang Israel dapat mengubah padang gurun jadi hutan pepohonan).
Dan orang Israel diperintahkan untuk mengingat peristiwa 40
tahun di padang gurun…??? Apa enaknya atau apa hal-hal yang menyenangkannya
hidup dipadang gurun selama 40 tahun? Bukankah secara psikologi manusia lebih
mudah mengingat hal-hal yang menyenangkan? Kalau demikian mampukah perintah
tersebut dapat dilakukan?
Secara manusiawi, maka memang manusia bukan makhluk hidup
yang diciptakan untuk hidup di padang gurun, berbeda dengan unta, yang memang
diciptakan Tuhan untuk dapat hidup di padang gurun, yaitu unta punya punduk di
punggungnya yang dapat menampung 100-200 liter air, dan bisa menyimpan persediaan makanan yang banyak,
sehingga mampu berjalan panas-panas tidak makan kurang lebih selama sebulan, dan
mulutnya serta pencernaannya dirancang untuk dapat memakan tumbuh-tumbuhan
dipadang gurun yang pada umumnya tumbuhan berduri seperti kaktus, dan matanya
memiliki 3 lapis kelopak mata yang transparan (berfungsi seperti kaca mata) dan
rambut mata yang tebal dan lebar, sehingga butiran pasir di padang gurun tidak
akan menyakiti, dan unta dapat melihat dan berjalan walaupun sedang badai
pasir, dan juga telapak kakinya yang lebar, supaya tidak terperosok pasir, dan
memiliki hidup yang dapat menutup saat badai pasir datang. Dan tubuhnya dapat
mengatur suhu tubuh, sehingga unta dapat bertahan disuhu yang ekstrim panasnya pada
siang hari dan dingin pada malam hari di
padang gurun
Manusia bukan unta, maka manusia tidak akan mungkin hidup di
padang gurun berlama-lama, apa lagi selama 40 tahun, namun kenyataannya orang
Israel dapat hidup di padang gurun selama 40 tahun. Di sinilah letak kesenangannya
yang dapat diingat oleh orang-orang Israel.
Saat mereka lapar, Tuhan memberikan mereka makanan, yaitu
manna (walau pun makanan mereka tidak berlebihan seperti sewaktu di mesir,
namun mereka dapat bertahan hidup di padang gurun, karena ada manna), pada
siang hari yang begitu panas, Tuhan memayungi mereka degan tiang awan, dan pada
malam hari yang begitu dingin, Tuhan menghangatkan mereka dengan tiang api,
saat mereka haus, Tuhan membuat air keluar dari gunung batu yang keras (ayt 15),
saat mereka butuh pakaian untuk menutupi tubuh mereka, Tuhan membuat pakaian
mereka tidak rusak dan bisa terus dipakai (buruk: tidak layak dipakai dan tidak
bisa dipakai, ada penafsir mengatakan pakaian yang mereka pakai ikut bertumbuh
menyusaikan ukuran tubuh, supaya dapat terus dipakai, tidak kekecilan dan tidak
kebesaran) selama 40 tahun , dan kaki mereka tidak membengkak. Dan saat ada
bahaya maut dari binatang-binatang yang berbisa di padang gurun, Tuhan juga yang memeilihara mereka dari
segala macam bahaya binatang-binatang padang gurun yang berbisa (15). Intinya,
orang Israel tidak akan mungkin bisa bertahan hidup dipadang gurun, jikalau
Allah tidak memelihara mereka. Jadi, padang gurun lah… tempat yang begitu nyata
sekali pemeliharaan Tuhan terhadap orang Israel.
Demikian juga kita. Sebenarnya bumi ini adalah padang gurun
bagi kita. Kita tidak akan mungkin dapat hidup di dunia ini tanpa pemeliharaan
Tuhan. Virus dan Bakteri itu banyak sekali, ada pendapat ahli, manusia setiap
saat menelan miliyaran vius dan ada 100 tryliun bakteri yang mendiami tubuh
kita, tetapi kita tidak setiap saat sakit, itu karena Allah memelihara kita
salah satunya melalui anti bodi yang ada ditubuh kita. Berbicara udara yang
kita hirup sudah banyak pencemaran (polusi udara), namun kita masih bisa
bernafas, mengenai makanan, banyak makanan yang kita makan sudah mengandung
zat-zat kimia, seperti pengawet, petisida, dan lain-lain, namun kita bisa tetap
sehat sampai saat ini, menganai keamanan hidup, (peristiwa di gedung bursa efek
Indonesia, mahasiswa dari bina darma Palembang yang sdang melakukankan
kunjungan, tiba-tiba di salah satu selasar BEI sewaktu mereka sedang berhenti,
bruk… roboh)sewaktu kita tidur, siap yang menjaga kita, diri kita, tidak, tapi
sewaktu kita tidur tidak ada dipikiran kita, siapa ya yang berjaga-jaga malam ini,
namun nyatanya kita bngun pagi dalam keadan semua baik-baik saja. Dan masih
banyak lagi yang menunjukkan bahwa tanpa
Allah kita tidak bisa hidup di dunia ini.
Itu secara umum, namun secara khusus, yaitu secara pribadi,
maka kita masing-masiing pasti pernah mengalami padang gurun, namun kita bisa
melewatinya, dan bahkan jika direnungkan kembali, maka kita menemukan, yaitu
jika dengan kemampuan kita, itu hal yang tidak mungkin kita lewati, dan
menyadarkan kita, itu semua karena pertolongan Tuhan.
segala pemeliharan
Tuhan yang kita alami terlebih lagi saat kita menghadapi padang gurun hidup ini
selama di tahun-tahun yang lalu, itu akan mengantarkan kita untuk terus percaya
dan mengandalkan Tuhan saja untuk kita mengahadapi tahun ke depan. Tuhan yang
memelihara kita sampai pada penghujung tahun 2017 adalah Tuhan yang sama yang
akan mengantarkan dan memilihara kita untuk memasuki tahun 2018.
2. Melakukan perintah-perintah-Nya
Karena kita menyadari bahwa hidup kita tidak bisa lepas dari
pemeliharaan Tuhan, maka kita jangan menjauh dari pemeliharaan Tuhan…
Tuhan memelihara kita dengan cara memberi perintah-perintah-Nya
(3), manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang
diucapkan TUHAN.
Manusia bisa hidup karena pemeliharaan TUHAN, saat manusia
ingin keluar dari pemeliaharaan TUHAN dengan cara mengabaikan firman-Nya, maka
manusia tidak akan bertahan hidup, seperti pemberontakan Korah, Datan dan
Abiram, dimana tidak mau dipimpin oleh Musa, sedangkan musa adalah hamba Tuhan
yag dipilih Tuhan, maka seluruh keluarga Korah, Datan dan Abiram mati ditelan
bumi di padang gurun (Bil 16:1-35) dan juga saat mereka melawan Allah dan Musa,
maka mereka terpagut ular tedung sehingga dari mereka mati (Bil 21:4-6), dan
jikalau orang Israel meninggalkan pimpinan Tuhan, dengan tidak mau mendengar
firman-Nya, maka saat panas mereka kepansan, dan saat malam hari mereka
kedinginan, dan saat mereka lapar, mereka tidak ada makanan, dan saat mereka
haus mereka tidk ada minuman, maka mereka mati semua…
Demikian juga kita, lakukanlah perintah-peritah-Nya, karena
kita tidak bisa hidup diluar pemeliharaan-nya….
Mari kita tinggalkan tahun 2017 dengan tetap mengingat padang
gurun yang telah kita lewati di tahun 2017, dan lakukanlah terus perintah Tuhan
di tahun 2018, supaya kita dapat terus mengalami penyertaan Tuhan di tahun
2018…
Selamat Tahun Baru 2018.. Semoga pemeliharan Tuhan semakin
kita rasakan dan alami di tahun 2018 ini… Amin….
Komentar
Posting Komentar