Tuhan Yesus Memberitahu Identitas Kita: "Garam Dunia"
Peran Orang Percaya
Sebagai Garam Dunia
Matius 5:13-16
Pada kesempatan ini saya akan lebih fokus pada ayat 13:
kamu adalah garam dunia.
Pada ayat ke 13, tidak dikatakan kamu harus menjadi garam
dunia, kalau dikatakan kamu harus menjadi garam dunia, berarti kita bukan garam
dunia tetapi kita harus berubah menjadi garam dunia. Namun pada ayat 13
dikatakan kamu adalah garam dunia, berarti kita sudah sebagai garam dunia, dan
tidak perlu lagi dikatakan menjadi garam. Jadi Identitas kita adalah garam dunia.
Kenapa kita dikatakan Tuhan Yesus adalah garam dunia, apa
karena keringat kita asin seperti garam, iya bapak ibu sekalian keringat kita memang
mengandung banyak Natrium, Natrium itu adalah garam.
Tetapi tentunya bukan itu yang dimaksud Tuhan Yesus.
Mari kita perhatikan terlebih dahulu siapa pendengar
pertama dari kotbah Tuhan Yesus dan keadaan pendengar:
Siapa pendengarnya
Mari kita lihat pasal 4:25 dan pasal 5:1-2
4:25 “Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.
Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea
dan dari seberang Yordan” pasal 5:1 “Ketika Yesus melihat orang banyak itu,
naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya”
Orang banyak yang datang dari hampir seluruh daerah
Israel pada zaman Tuhan Yesus.
Orang banyak ini
siapa?
Pada ayat 17 dikatakan “jangan kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para Nabi. ” tentu orang-orang
Yahudilah yang familiar dengan hukum Taurata dan
pada ayat 30 Yesus juga mengajarkan bahwa keagamaan kita
harus lebih benar dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Orang-orang
yahudi yang sering berdampingan hidup dengan para ahli Turat dan orang-orang
Farisi, sehingga mereka sangat mengerti benar saat Yesus mengatakan demikian.
Jadi. Orang-orang banyak itu adalah Orang-orang Yahudi
Keadaannya orang-orang Yahudi
1. keadaan pada diri mereka sendiri,mereka adalah orang-orang yang telah menerima dan memiliki
firman Tuhan, karena itulah saat Yesus berkotbah dengan mengutip Hukum Taurat
dan para nabi, mereka takjub atau kagum atas pengajarannya Tuhan Yesus dan
membandingkan dengan para ahli Turat mereka (Mat 7:28-29)
2. keadaan diluar diri mereka, mereka hidup diantara
orang-orang yang bukan orang Yahdui, yang tidak mengenal Firman Tuhan.
Daerah-daerah Israel pada zaman Tuhan Yesus tidak semua penduduknya adalah
orang Yahudi, banyak orang-orang dari bangsa lain, ingat sewaktu Tuhan Yesus
mengusir legion dari orang kerasukan, itu ada di daerah dekapolis, dimana
banyak penduduk di sana memelihara babi yang jumlahnya banyak sekali (Markus
5:13) tentu bukan orang Yahudi peternaknya, karena orang Yahudi haram makan
babi. Di daerah Galilea kalau kita baca Matius 4:15 maka Galilea termasuk dari
bangsa-bangsa lain, karena itulah orang-orang Farisi dan imam-imam kepala
berkata bahwa tidak ada nabi yang
datangnya dari Galilea (Yoh 7:52)karena nabi harus berasal dari orang-orang
Yahudi asli, berarti di Galilea penduduknya bukan lagi hanya orang-orang Yahudi
sudah terjadi percampuran.
Dan juga pada zaman Tuhan Yesus budaya yang sedang
menguasai seluruh daerah romawi (Israel termasuk) adalah budaya Yunani /
helenisme, filsafatnya, kepercayaannya, moralnya, dan juga bahasanya, yaitu
bahasa Yunani menguasai seluruh kekuasaannya Romawi
Selain itu orang Yahudi jumlah sedikit jika dibandingkan
penduduk seluruh kekuasaan romawi
Berdasarkan penjelasan tersebut
Maka yang dimaksud kamu adalah garam dunia, yaitu
1. kita tidak
dipengaruhi namun mempengaruhi.
Garam walau pun jumlahnya lebih sedikit dari pada makanan
saat dicemplungkan ke dalam makanan, bukan garam yang berubah rasa, tetapi
makanannyalah yang berubah rasa menjadi enak.
Garam pada zaman Tuhan Yesus adalah seperti batu namun
mengandung garam, batu itu yang dimasukan kemakanan, setelah rasanya pas, batu
itu diangkat, tentunya batu itu saat dijilat tidak berubah rasanya, tetap asin,
sedangkan makanan tersebut saat dicicipi menjadi enak rasanya.
Bagaimana kita mempengaruhi merekaA. mempengaruhi dengan
Pewartaan Firman Tuhan.
Demikian juga kita sebagai orang-orang Kristen,
orang-orang yang telah memiliki kebenaran, yaitu Firman Tuhan dan hidup
diantara banyak orang yang belum percaya Tuhan Yesus dan juga hidup diatara
orang-orang yang memiliki konsep yang salah. Seharusnya kita tidak dipengaruhi
oleh mereka, namun kita lah yang mempengaruhi mereka.
Namun bagaimana caranya:
A. kita harus mewartakan Firman Tuhan.
Mewartakan Firman Tuhan kepada mereka yang sudah memilki
konsep yang salah,
Seperti Tuhan Yesus
tetap menaggapi pertanyaan orang-orang Farisi dan para ahli taurat yang sering
memberikan pertanyaan kepada-Nya bukan karena mereka tidak memiliki konsep, mereka
memilki konsep, namun konsep mereka salah, dan bukan juga mereka ingin belajar
mereka hanya ngetes, Tuhan Yesus tetap memberitahu mereka kebenaran Firman Tuhan.
Jangan pernah berhenti dan menyerah, terus mewartakan
Firman Tuhan, kepada orang-orang yang dilingkungan kita, kepada suami kita,
istri kita, anak-anak kita, karena bisa saja Roh Kudus memakai pewartaan kita
untuk mengubah konsep yang salah akhir mengubah kebiasaan yang salah.
Saya teringat dengan penginjil Don Ricardson, yang
berasal dari Kanada, dia mewartakan Firman Tuhan di suku Sawi di Papua, yang
memiliki kebiasaan Kanibal dan memenggal kepala orang, bukannya tanpa tantangan
dan dengan waktu yang singkat, namun ia tidak menyerah, dia tetap mewartakan
Firman Tuhan, akhirnya kebiasaan kanibal dan memenggal kepala di suku Sawi
lambat laun namun pasti kebiasaan tersebut ditinggalkan oleh suku Sawi.
Bagian kita orang Kristen. Harus mewartakan kebenaran
Firman Tuhan
B. Selain itu juga kita dapat mempengaruhi dengan kita
melakukan firman Tuhan, karena
itulah pada ayat 16 sampai ayat 48, kita diperintahkan untuk melakukan firman
Tuhan, maka perbuatan baik yang kita hasilkan, dan kita akan menjadi sama
seperti Bapa disorga, pada saat itulah Bapa yang tdak terlihat dapat terlihat
dalam diri kita.
seperti Tuhan Yesus telah memberikan conoth kepada kita,
sepanjang hidupnya adalah penggenapan dari Firman Tuhan (ayat 17) “Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kita para
nabi, Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”,
karena itulah saat kita melihat Yesus kita telah melihat Bapa.
Seharusnya orang Kristen pun demikian, mereka tidak
melihat Bapa, tetapi melihatnya dalam orang Kristen.
Mahmad Gandi sangat mengidolakan Yesus, namun karena
perbuatan orang Kristen dia enggan menjadi orang yang percaya Yesus.
Ingat ya, kita hidup ini tidak bawa diri kita sendiri,
tetapi kita sedang membawa nama Yesus, saat kita melakukan yang jahat,
Kekristenan dipermalukan maka Yesus dipermalukan, namun saat kita melakukan
kebaikan, Kekristenan dipemuliakan, maka Yesus dipermuliakan.
Jadi Kekristenan itu adalah mewartakan Firman Tuhan dan
menghidupi firman Tuhan agar dunia menjadi murid Tuhan.
2. Saat kita tidak
mempengaruhi kita telah menjadi bodoh
Dikatakan “jika garam itu menjadi tawar” memang batu yang
mengandung garam tersebut semakin sering dipakai maka kandungan garamnya bisa
habis, maka batu itu tidak ada gunanya lagi, dibuang saja.
Kata menjadi tawar
dalam bahasa Yunani Moraino yang artinya juga dapat berarti menjadi
bodoh.
a. Garam funsinya mempengerahi masakan, tetapi tidak lagi
mempengaruhi masakan, inikan suatu kebodohan, kok bisa garam tidak mengasinkan
lagi masakan, seperti halnya pada ayat 15
menyalakan pelita namun ditaruh dibawah gantang, inikan suatu tindakan
bodoh.
Demikian juga kita, kalau kita tidak mempengaruhi orang
lain untuk menjadi hidup dalam kebenaran firman Tuhan dan justru malah
ikut-ikutan mereka, itu adalah tindakan kebodohan
Contoh, kita tahu kebenarannya satu tambah satu jumlahnya adalah dua, dan
banyak orang yang bilang tiga, dan akhirnya kita jawab tiga, itukan kebodohan.
Seharusnya kita jelaskan dan tidak ikut-ikutan
Kita tahu kebenaran firman Tuhan, namun kita membiarkan
orang dalam konsep yang salah, dan kita tahu itu, ini tindakan yang bodoh apa
lagi justru kita malah ikut-ikutan.
Ini tugas kita mempengaruhi dunia dengan pewartaan Firman
Tuhan dan menghidupi Firman Tuhan
b. selanjutnya Kebodohan juga bisa terjadi, karena kita
sudah memilki Firman Tuhan, namun kita tidak mengetahuinya, karena kita tidak
pernah mempelajarinya, makanya kita akan mudah dipengaruhi bukan mempengaruhi.
Mari kita banyak belajr firman Tuhan dan suka belajar Firman Tuhan. Supaya kita
bukan menjadi orang yang dipengaruhi namun menjadi orang-orang yang
mempengaruhi, mengetahui apa yang diwartakan dan apa yang harus dilakukan.
Karena itulah Matius menutup Injilnya dengan pesan
terakhir dari Tuhan Yesus sebelum Ia terangakat ke sorga
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperitahkan kepadamu ”
Mari kita pengaruhi lingkungan kita dimana kita berada
dengan pewartaan Firman Tuhan dan menghidupi Firman Tuhan.
Roh Kudus akan terus menolong kita. Amin
Ranja G. Ginting
Komentar
Posting Komentar