Yesus adalah Tuhan dan Guru
Yesus Adalah Tuhan dan Guru
Yohanes 13:1-17
Pendahuluan
Sewaktu saya buka Youtube, saya menonton salah satu vidio Zakir Naik saat dia berada di Indonesia. Pada sesi tanya jawab ada seorang gadis Kristen, dia bertanya dan minta penjelasan mengenai Yohanes 13:13, dan sekalian membacakannya dengan versi bahasa Inggris “You call me ‘Teacher’ and ‘Lord,’ and rightly so, for that is what Ia am”. Pertanyaan ini muncul karena sebelumnya Zakir Naik membuktikan bahwa tidak ada ayat di Alkitab yang mengatakan bahwa Yesus pernah mengakui diri-Nya Tuhan.
Dari pertanyaan gadis Kristen tersebut Zakir Naik menjelaskan bahwa Lord yang dimaksud dalam Yohanes 13:13 itu bukan God tetapi lord (Bukan Tuhan tetapi tuan).
Mari kita perhatikan ayat 13, apakah kata “Tuhan” ini hanya berarti “tuan?”
Kata Tuhan dalam bahasa Yunaninya pada ayat 13 itu memakai kata “Kurios”. Kata “kurios” memiliki beberapa arti
1. Pemilik, yang mempunyai harta benda, atau majikan dari budak-budak dan pelayan-pelayan
2. Penguasa tertiniggi, seperti raja, atau Kaisar saat itu
3. Dewa-dewa
4. Panggilan istri kepada suaminya dan anak kepada ayahnya
5. Panggilan kepada Tuhan, karena Tuhanlah tuan tertinggi dan pemilik serta penguasa atas segala sesuatu. Orang Israel memanggil YHWH dengan sebutan Adonai, namun dalam bahasa Yunaninya menyebut KURIOS (Tuhan)
Namun kata Kurios yang dimaksud oleh Tuhan Yesus di ayat 13 dan 14 adalah Tuhan. Mengapa demikian?
1. Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada Yesus. Pada ayat 3 tertulis “Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya” kalau kita bandingakan dengan Matius 28: 18 “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” kita bandingkan dengan Yoh 3:35 “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya”
Jadi, segala sesuatu dan segala kekuasaan telah diberikan kepada Yesus. Kalau Yesus hanya manusia biasa mana mungkin Dia dapat menanggung tanggung jawab sebesar itu “segala sesuatu”, dimana tanggung jawab ini hanya Tuhan yang dapat menanggungnya. Dan Bapa tidak akan mungkin memberikan tanggung jawab ini kepada manusia, karena hanya Tuhan yang dapat menanggung-Nya.
Tidak ada seorang nabi pun (baik nabi-nabi di Perjanjian Lama dan juga nabi-nabi di agama-agama lainya) pernah berkata “telah diberikan kepadaku segala kuasa baik yang di sorga dan yang dibumi”, itu karena semua nabi hanya manusia. Oleh karena itu Bapa hanya memberikan kuasa atas segala sesuatu, kepada Yesus, karena Yesus adalah Tuhan. Dan juga tidak kepada malaikat, karena tanggung jawab ini hanya dapat ditanggung oleh Tuhan. (seperti arti Kurios pada nomor 5)
Oleh karena itu, saat Yesus berkata “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan., dan katamu itu tepat, sebab memang Aku Guru dan Tuhan” Dia sedang mengatakan bahwa diri-Nya memang adalah Tuhan.
2. Kesamaan Bapa dan Yesus.
Ayat 3 “Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya”. Bapa adalah Allah, maka Anak Allah pastinya juga adalah Allah, karena saat Yesus memanggil-Nya Bapa, ini sama saja menyebut diri-Nya adalah Allah. Seperti yang tertulis di Yohanes 5:18 dimana orang Israel hendak membunuh Yesus, karena Ia menyebut Allah sebagai Bapa-Nya, dan ini sama saja mengatakan bahwa Dia adalah Allah. 5: 18 “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya (Yesus), bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah”
3. Yesus menyebut diri-Nya juga Guru.
Guru tentunya selain mengajar juga memberikan keteladanan “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Ku perbuat kepadamu” ayat 15
Keteladanan apa?
1. kerendahan hati.
Dia yang adalah Tuhan, pemilik serta penguasa atas segala sesuatu (ayat 3) mau merendahkan diri-Nya melakukan pekerjaan seorang budak yang hina (ayat 3 disambung dengan ayat 4 dengan kata “lalu”).
Pekerjaan pembasuh kaki adalah pekerjaan yang hina, karena itu yang mengerjakannya adalah budak non Yahudi.
Pencipta melayani kaki ciptaan-Nya
Guru melayani murid-murid-Nya.
Inilah keteladanan yang sedang ditunjukkan. Kalau orang yang dibawah melayani orang yang diatas itu biasa, namun orang yang memiliki jabatan di atas mau melayani orang-orang yang dibawah itu luar biasa, tetapi sang Pencipta rela menjadi manusia dan membasuh kaki ciptaan-Nya itu sangat sangat sangat luar biasa.
Karena itulah rasul Paulus menasehati jemaat Filipi untuk sama seperti Yesus yang mau merendahkan diri-Nya demi kepentingan orang lain, bukan untuk kepentingan diri-Nya
Filipi 2:5-8: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib.”
Jadi, kerendahan hati yang dicontohkan Tuhan Yesus adalah kerendahan hati yang sangat pas, yang membuat setiap orang tidak bisa mengelak dan mencari-cari alasan untuk tidak mau merendahkan hati, karena tidak ada yang lebih mulia dan tinggi kedudukannya dari Yesus, dan Yesus mau merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya demi kita. Demikian seharusnya kita, melakukan segala sesuatu bukan untuk dihormati orang lain, dan lebih suka menghargai dan menghormati orang lain dari pada berusaha untuk mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari orang lain.
2. Mengasihi walau pun yang dikasihi tidak layak untuk dikasihi (ayt 1)
Yesus mengasihi para murid (bahkan diantaranya adalah Yudas dan Petrus). Tuhan Yesus telah mengajarkan kasih, sekarang Dia menunjukkan kasih-Nya dengan mau melayani murid-murid-Nya. Dengan membasuh kaki mereka. Ini adalah perlambangan pembersihan atau penyucian, dimana ini akan dilakukan Tuhan Yesus di kayu salib di esok hari (ayat 1 “sebelum hari raya Paskah, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa” besoknya Tuhan Yesus disalib).
Hukuman Salib merupakan hukuman bagi para budak dan para penjahat. Yesus melakukannya bukan untuk kepentingan-Nya, bukan untuk dosa-dosa-Nya, tetapi untuk kepenting kita umat-Nya. Yesus menjadi budak bagi diri kita. Dia rela melayani keselamatan kita melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.
Yohanes 15:13 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”
Yohanes 10:11 “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”
Dengan darah-Nya yang tercurah dosa-dosa kita telah disucikan. Maka kita telah mendapat bagian (warisan), yaitu keselamatan/masuk sorga (ayat 6-10)
Tindakan Yesus ini tidak akan mungkin dapat dilakukan manusia, karena pada umumnya manusia mengasihi dikarenakan ada sesuatu pada diri orang lain tersebut yang menjadikan alasan untuk seseorang dapat mengasihi orang lain tersebut. Mungkin orang yang dikenal, mungkin keluarga, mungkin teman, mungkin satu suku, mungkin satu Negara, mungkin satu agama, mungkin karena pernah menolong, mungkin karena orang tersebut baik atau ramah, mungkin orang jujur, mungkin karena diketahui orang tersebut sangat dapat membantu, dan sebagainya.
Yesus mengasihi para murid dan kita semua bukan karena ada sesuatu pada kita sehingga Ia memutuskan untuk terus mengasihi kita bahkan rela mati demi keselamatan kita, itu semua karena ada di dalam diri-Nya. Dia Allah Yang Maha Pengasih, karena itu dari dalam diri-Nyalah Ia memutuskan untuk mengasihi kita.
Penutup
Karena Yesus sebagai Tuhan kita (satu-satunya Tuhan kita, “ὁ κύριος”) memerintahkan kita untuk saling mengasihi seperti Dia mengasihi kita, maka kita harus mentaati-Nya
Ayat 34 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi”
Dan Yesus sebagai Guru kita (satu-satunya Guru kita “ὁ διδάσκαλος”), dan kita adalah murid-murid-Nya, oleh karena itu kita harus meneladani Dia, dan kasih adalah keteladaan-Nya. Jadi, murid Yesus adalah orang yang saling mengasihi
Ayat 35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi ”
Yohanes 13:1-17
Pendahuluan
Sewaktu saya buka Youtube, saya menonton salah satu vidio Zakir Naik saat dia berada di Indonesia. Pada sesi tanya jawab ada seorang gadis Kristen, dia bertanya dan minta penjelasan mengenai Yohanes 13:13, dan sekalian membacakannya dengan versi bahasa Inggris “You call me ‘Teacher’ and ‘Lord,’ and rightly so, for that is what Ia am”. Pertanyaan ini muncul karena sebelumnya Zakir Naik membuktikan bahwa tidak ada ayat di Alkitab yang mengatakan bahwa Yesus pernah mengakui diri-Nya Tuhan.
Dari pertanyaan gadis Kristen tersebut Zakir Naik menjelaskan bahwa Lord yang dimaksud dalam Yohanes 13:13 itu bukan God tetapi lord (Bukan Tuhan tetapi tuan).
Mari kita perhatikan ayat 13, apakah kata “Tuhan” ini hanya berarti “tuan?”
Kata Tuhan dalam bahasa Yunaninya pada ayat 13 itu memakai kata “Kurios”. Kata “kurios” memiliki beberapa arti
1. Pemilik, yang mempunyai harta benda, atau majikan dari budak-budak dan pelayan-pelayan
2. Penguasa tertiniggi, seperti raja, atau Kaisar saat itu
3. Dewa-dewa
4. Panggilan istri kepada suaminya dan anak kepada ayahnya
5. Panggilan kepada Tuhan, karena Tuhanlah tuan tertinggi dan pemilik serta penguasa atas segala sesuatu. Orang Israel memanggil YHWH dengan sebutan Adonai, namun dalam bahasa Yunaninya menyebut KURIOS (Tuhan)
Namun kata Kurios yang dimaksud oleh Tuhan Yesus di ayat 13 dan 14 adalah Tuhan. Mengapa demikian?
1. Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada Yesus. Pada ayat 3 tertulis “Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya” kalau kita bandingakan dengan Matius 28: 18 “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” kita bandingkan dengan Yoh 3:35 “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya”
Jadi, segala sesuatu dan segala kekuasaan telah diberikan kepada Yesus. Kalau Yesus hanya manusia biasa mana mungkin Dia dapat menanggung tanggung jawab sebesar itu “segala sesuatu”, dimana tanggung jawab ini hanya Tuhan yang dapat menanggungnya. Dan Bapa tidak akan mungkin memberikan tanggung jawab ini kepada manusia, karena hanya Tuhan yang dapat menanggung-Nya.
Tidak ada seorang nabi pun (baik nabi-nabi di Perjanjian Lama dan juga nabi-nabi di agama-agama lainya) pernah berkata “telah diberikan kepadaku segala kuasa baik yang di sorga dan yang dibumi”, itu karena semua nabi hanya manusia. Oleh karena itu Bapa hanya memberikan kuasa atas segala sesuatu, kepada Yesus, karena Yesus adalah Tuhan. Dan juga tidak kepada malaikat, karena tanggung jawab ini hanya dapat ditanggung oleh Tuhan. (seperti arti Kurios pada nomor 5)
Oleh karena itu, saat Yesus berkata “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan., dan katamu itu tepat, sebab memang Aku Guru dan Tuhan” Dia sedang mengatakan bahwa diri-Nya memang adalah Tuhan.
2. Kesamaan Bapa dan Yesus.
Ayat 3 “Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya”. Bapa adalah Allah, maka Anak Allah pastinya juga adalah Allah, karena saat Yesus memanggil-Nya Bapa, ini sama saja menyebut diri-Nya adalah Allah. Seperti yang tertulis di Yohanes 5:18 dimana orang Israel hendak membunuh Yesus, karena Ia menyebut Allah sebagai Bapa-Nya, dan ini sama saja mengatakan bahwa Dia adalah Allah. 5: 18 “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya (Yesus), bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah”
3. Yesus menyebut diri-Nya juga Guru.
Guru tentunya selain mengajar juga memberikan keteladanan “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Ku perbuat kepadamu” ayat 15
Keteladanan apa?
1. kerendahan hati.
Dia yang adalah Tuhan, pemilik serta penguasa atas segala sesuatu (ayat 3) mau merendahkan diri-Nya melakukan pekerjaan seorang budak yang hina (ayat 3 disambung dengan ayat 4 dengan kata “lalu”).
Pekerjaan pembasuh kaki adalah pekerjaan yang hina, karena itu yang mengerjakannya adalah budak non Yahudi.
Pencipta melayani kaki ciptaan-Nya
Guru melayani murid-murid-Nya.
Inilah keteladanan yang sedang ditunjukkan. Kalau orang yang dibawah melayani orang yang diatas itu biasa, namun orang yang memiliki jabatan di atas mau melayani orang-orang yang dibawah itu luar biasa, tetapi sang Pencipta rela menjadi manusia dan membasuh kaki ciptaan-Nya itu sangat sangat sangat luar biasa.
Karena itulah rasul Paulus menasehati jemaat Filipi untuk sama seperti Yesus yang mau merendahkan diri-Nya demi kepentingan orang lain, bukan untuk kepentingan diri-Nya
Filipi 2:5-8: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib.”
Jadi, kerendahan hati yang dicontohkan Tuhan Yesus adalah kerendahan hati yang sangat pas, yang membuat setiap orang tidak bisa mengelak dan mencari-cari alasan untuk tidak mau merendahkan hati, karena tidak ada yang lebih mulia dan tinggi kedudukannya dari Yesus, dan Yesus mau merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya demi kita. Demikian seharusnya kita, melakukan segala sesuatu bukan untuk dihormati orang lain, dan lebih suka menghargai dan menghormati orang lain dari pada berusaha untuk mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari orang lain.
2. Mengasihi walau pun yang dikasihi tidak layak untuk dikasihi (ayt 1)
Yesus mengasihi para murid (bahkan diantaranya adalah Yudas dan Petrus). Tuhan Yesus telah mengajarkan kasih, sekarang Dia menunjukkan kasih-Nya dengan mau melayani murid-murid-Nya. Dengan membasuh kaki mereka. Ini adalah perlambangan pembersihan atau penyucian, dimana ini akan dilakukan Tuhan Yesus di kayu salib di esok hari (ayat 1 “sebelum hari raya Paskah, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa” besoknya Tuhan Yesus disalib).
Hukuman Salib merupakan hukuman bagi para budak dan para penjahat. Yesus melakukannya bukan untuk kepentingan-Nya, bukan untuk dosa-dosa-Nya, tetapi untuk kepenting kita umat-Nya. Yesus menjadi budak bagi diri kita. Dia rela melayani keselamatan kita melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.
Yohanes 15:13 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”
Yohanes 10:11 “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”
Dengan darah-Nya yang tercurah dosa-dosa kita telah disucikan. Maka kita telah mendapat bagian (warisan), yaitu keselamatan/masuk sorga (ayat 6-10)
Tindakan Yesus ini tidak akan mungkin dapat dilakukan manusia, karena pada umumnya manusia mengasihi dikarenakan ada sesuatu pada diri orang lain tersebut yang menjadikan alasan untuk seseorang dapat mengasihi orang lain tersebut. Mungkin orang yang dikenal, mungkin keluarga, mungkin teman, mungkin satu suku, mungkin satu Negara, mungkin satu agama, mungkin karena pernah menolong, mungkin karena orang tersebut baik atau ramah, mungkin orang jujur, mungkin karena diketahui orang tersebut sangat dapat membantu, dan sebagainya.
Yesus mengasihi para murid dan kita semua bukan karena ada sesuatu pada kita sehingga Ia memutuskan untuk terus mengasihi kita bahkan rela mati demi keselamatan kita, itu semua karena ada di dalam diri-Nya. Dia Allah Yang Maha Pengasih, karena itu dari dalam diri-Nyalah Ia memutuskan untuk mengasihi kita.
Penutup
Karena Yesus sebagai Tuhan kita (satu-satunya Tuhan kita, “ὁ κύριος”) memerintahkan kita untuk saling mengasihi seperti Dia mengasihi kita, maka kita harus mentaati-Nya
Ayat 34 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi”
Dan Yesus sebagai Guru kita (satu-satunya Guru kita “ὁ διδάσκαλος”), dan kita adalah murid-murid-Nya, oleh karena itu kita harus meneladani Dia, dan kasih adalah keteladaan-Nya. Jadi, murid Yesus adalah orang yang saling mengasihi
Ayat 35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi ”
Komentar
Posting Komentar