Yesus adalah Tuhan dan Allah

Yesus Adalah Tuhan dan Allah
Yohanes 20:24-29

Gregory A . Boyd adalah seorang yang pernah menghancurkan perpektif-perspektif liberal mengenai Tuhan Yesus melalui tulisannya. Dia berkata dalam suatu wawancara dengan Lee Strobel
“Saya tidak ingin mendasarkan kehidupan saya pada suatu symbol. Saya menginginkan realitas, dan iman Kristen selalu berakar pada realitas. Apa yang tidak berakar pada realitas adalah iman para sarjana liberal. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti suatu angan-angan khayalan, namun Kekristenan bukanlah suatu angan-angan khayalan. Kebenaran teologis berdasarkan pada sejarah. Itulah cara Perjanjian Baru berbicara”

Para sarjana Liberal ini adalah orang-orang yang tidak mengakui ketuhanan Yesus Kristus dan berpendapat bahwa Kristus yang dipercayai orang Kristen adalah hasil dari iman bukan bedasarkan bukti-bukti dalam sejarah. Jadi menurut mereka, Yesus dilahirkan oleh seorang perawan, melakukan mujizat-mujizat,  klaim-klaim Tuhan Yesus yang menunjukkan ke Allahan-Nya, mati di kayu salib dan bangkit pada hari ketiga dan terangkat ke sorga itu adalah hasil dari iman orang-orang Kristen dan bukan berdasarkan dari peristiwa yang pernah terjadi di dalam sejarah.

Namun dari pernyataan Tomas di Yohanes 20:28, dalam bahasa Yunaninya Ho Kurios mou kai ho Theos mou yang artinya, “Ya, satu-satunya Tuhanku dan satu-satu-Nya Allahku” kita menemukan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah bukan sekedar hasil iman, tetapi hasil dari peristiwa dalam sejarah. Mengapa demikian?

=> Tomas adalah orang Yahudi yang hanya mempercayai YHWH (Yahweh) adalah Tuhan dan Allah. Namun pada peristiwa tersebut Tomas berkata “Ho Kurios mou kai ho Theos mou” kepada Tuhan Yesus. Ini pasti bukan karena hasil iman saja. Ada yang mengatakan bahwa pernyataan Tomas tersebut adalah pernyataan atas kekaguman yang telah terjadi atau ungkapan takjub atau ungkapan keheranan atau ungkapan kaget, seperti orang pada zaman sekarang kalau takjub atau kagum atau kaget berkata, ... oh My God/ ya Tuhan....

Pernyataan bahwa Tomas mengatakan “Ho Kurios mou kai ho Theos mou” adalah ungkapan takjub berdasarkan kebiasaan orang-orang pada zaman sekarang tidaklah memberikan argumen yang benar. Kebiasaan di suatu daerah saja tidak bisa menjadi patokan ukuran untuk menilai bahwa suatu suku yang lain memiliki kebiasaan yang sama. Sebagai contoh, orang dari suku Ambon sebagian mereka jika kaget atau takjub atau kagum berkata “Tuhan Yesus ee” atau “Bapa Kami” atau “Tuhan Allah” tidak dapat dijadikan ukuran untuk menilai bahwa orang dari suku Batak juga memiliki kebiasaan yang sama. Karena buktinya orang dari suku Batak tidak menyebut Tuhan Yesus jika kaget atau takjub. Jadi, semakin tidak mungkin orang Yahudi pada abad pertama memiliki kebiasaan yang sama dengan orang Indonesia atau orang Inggris pada zaman sekarang menyebutkan Ya, satu-satunya Tuhanku dan satu-satunya Allahku adalah ucapan yang semata-mata hanya dikarenakan kaget, atau takjub.

Orang Yahudi pada abad pertama menyebut Tuhan dan Allah (Kurios dan Theos) selalu menggunakannya kepada oknum sesembahan yaitu YAHWEH, namun karena nama YAHWEH jangan disebut sembarangan, mereka menggantinya dengan kata Adonai dan Elohim untuk menyembah YAHWEH dan saat kitab orang Yahudi diterjemahkan dalam bahasa Yunani maka kata Adonai diganti dengan kata Kurios sedangkan kata Elohim diganti dengan kata Theos. Oleh karena itu, kata Kurios dan Theos tidak akan mungkin dipakai sembarangan apa lagi hanya karena kaget atau takjub. Dan juga tidak ada bukti apa pun bahwa orang-orang Yahudi pada zaman Tuhan Yesus memiliki kebiasaan seperti orang Indonesia atau orang Inggris zaman sekarang yang begitu mudah berkata oh my God atau ya, Tuhan yang dikarenakan kaget atau takjub. Alkitab hanya memberikan bukti bahwa kata Kurios dan Theos selalu digunakan untuk penyembahan dalam ibadah dan juga dalam penjelasaan atau penguraian di kotbah-kotbah dan tulisan-tulisan surat.

Tomas pada saat itu memakai kata “Ho Kurios mou kai ho Theos mou” yang ditujukan kepada Yesus. Pada ayat 28 diawali dengan kalimat “Tomas menjawab Dia” (LAI) tetapi dalam Alkitab bahasa Yunaninya: “apekrithē Thomas kai eipen autō” artinya Tomas menjawab dan berkata kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa kata “Ho Kurios mou kai ho Theos mou” memang sedang ditujukkan kepada Tuhan Yesus dan dalam keadaan sadar dan juga dalam kebiasaan orang Yahudi pada abad pertama, namun Tomas tidak sedang memakai kata ini untuk YAHWEH tetapi kepada Tuhan Yesus. Tomas mengalami perubahan, dia yang tidak percaya menjadi percaya.

Tuhan Yesus juga tidak menyangkal pernyataan Tomas melainkan semakin menegaskan bahwa Tomas bisa percaya karena telah melihat, namun berbahagia yang tidak melihat namun percaya. Jelas ini adalah nasehat dari Tuhan Yesus kepada Tomas yang bukan hanya sebatas mengenai kebangkitan Tuhan Yesus, tetapi juga mengenai keberadaan-Nya yang adalah Tuhan dan Allah, oleh karena itulah Tuhan Yesus tidak melarang dan merevisi pernyataannya Tomas, dimana seorang guru memiliki hak untuk merevisi setiap pernyataan murid-muridnya sewaktu pernyataan itu menyimpang dari pemahaman yang dimiliki guru tersebut. Yesus pada saat itu adalah gurunya Tomas. Tentu ini semua terjadi karena melihat peristiwa Yesus yang mati karena disalibkan dan telah dikubur sekarang berada di hadapannya. Mengingat Tomas adalah seorang Kritis dan peragu tidak akan mudah baginya untuk berkata “Ya, satu-satunya Tuhanku dan satu-satu-Nya Allahku” kalau bukan karena bukti yang nyata.

=> Tomas merupakan orang yang kritis, orang yang tidak begitu mudah mempercayai sesuatu, dia orang yang butuh bukti, namun telah menjadi percaya karena kebangkitan Tuhan Yesus adalah nyata di depan matanya. Oleh karena itulah sebelum ia melihat secara langsung, ia tidak mempercayai kesaksian-kesaksian yang didengar dari para murid yang lain mengenai kebangkitan Tuhan Yesus, dia menuntut bukti langsung “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak percaya”. Tomas yang adalah orang berpikiran kritis juga pernah dapat melihat kejanggalan perkataan Tuhan Yesus, diamana Tuhan Yesus pernah berkata “... kemana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ” dan Tomas berkomentar di tengah-tengah saat Yesus sedang berbicara, kata Tomas“Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ” (Yoh. 14:4-5). Sedangkan murid-murid yang lain tidak berpikiran demikian.

Sebagai orang berpikiran kritis, ia tidak mudah mempercayai kesaksian para murid yang lain, mungkin yang dilihat mereka bukan Yesus tetapi rohnya atau hantunya, seperti para murid lainnya yang menyangka bahwa yang nampak di depan mata mereka bukan Yesus tetapi hantunya atau rohnya (Luk 24:36-39), karena itu ia sendiri ingin langsung merabanya dan menyentuhnya untuk membuktikan bahwa itu bukan roh Yesus atau hantu Yesus tetapi benar-benar Yesus adanya. Tomas ingin secara langsung melakukan penyelidikannya sendiri jika Tuhan yesus menampakkan diri lagi. Yesus menampakkan diri-Nya lagi dan berkata pada Tomas “Taruhlah jarimu disini dan lihatlah tangn-ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku”. Tomas tidak dapat menyangkal lagi bahwa Yesus memang benar bangkit, dan inilah yang membuatnya mempercayai Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Allah.

Sebagai seorang Yahudi, Tomas mengetahui kisah-kisah nabi-nabi di Kitab orang Ibrani (Perjanjian Lama). Tidak ada satu nabi pun di Kitab orang Ibrani yang telah memberitahukan kematiannya, dan bagaimana ia akan mati, namun pada hari yang ke tiga ia bangkit dari kematian. Tetapi Tuhan Yesus telah memberitahukan Kematian-Nya, dan bagaimana Ia akan mati namun pada hari ke tiga Ia bangkit sebanyak 4 kali kepada para murid (termasuk Tomas). Tuhan Yesus bangkit dan tepat berdiri di hadapan Tomas, maka Tomas mempercayai bahwa Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Allah. Tomas juga sebagai murid selalu bersama-sama dengan Tuhan Yesus, ia banyak mendengar klaim-klaim yang disampaikan Tuhan Yesus, bahwa Tuhan Yesus sama dengan Bapa, melihat diri Tuhan Yesus berarti telah melihat Bapa, Bapa dengan Tuhan Yesus adalah satu, dan juga melihat sendiri bagaiman Tuhan Yesus mengubah air menjadi anggur, lima roti dan dua ikan dapat memberi lima ribu orang lebih dan sisa 12 bakul, dapat berjalan di atas air, membangkitkan orang mati bahkan orang mati yang telah dikubur selama 4 hari, dan yang terakhir, yang tidak dapat dilakukan manusia, yaitu Yesus bankit dari kematian selama 3 hari dan berdiri di hadapannya. Ini pasti adalah Tuhan dan Allah, manusia tidak akan mungkin dapat mengklaim dirinya sama dengan Allah, dan melakukan mujizat-mujizat dan dapat bangkit dari kematian. Keraguan dan ketidakpercayaan Tomas runtuh, seorang skeptis mengakui Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Allah.

I. Beberapa orang dari teologi liberal tidak mempercayai Yesus bangkit dari kematian, tetapi yang dilihat para murid adalah roh Yesus, tetapi dari peristiwa Tomas, seorang yang tidak mudah percaya dan menuntut bukti yang dapat diselidikinya secara langsung, telah menunjukkan bahwa Yesus bangkit secara fisik. Lukas juga mencatat bahwa saat para murid tidak mempercayai bahwa Yesus ada di hadapan mereka adalah Yesus adanya, tetapi mereka menganggap-Nya hantu, karena itu Tuhan Yesus berkata: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku”, dan untuk meyakinkan murid-murid pada saat itu, Tuhan Yesus meminta makanan, dan para murid memberi-Nya ikan goreng, dan Tuhan Yesus mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. (Luk. 24:36-43). Jadi Yesus bukan bangkit secara roh, tetapi secara fisik.

II. Beberapa orang lagi dari teologi Liberal mempercayai bahwa yang bangkit itu bukan Yesus tetapi itu hanya hasil mentalnya atau hasil pikirannya para murid. Para murid mempercayai dan sungguh-sungguh meyakinkan kebangkitan Tuhan Yesus, sehigga hal itu membuat mereka berhalusinasi bahwa Yesus telah menampakkan diri-Nya. Namun dari peristiwa pengakuan Tomas ini yang adalah seorang yang membutuhkan bukti yang nyata di depan matanya dan seorang yang sangat tidak mempercayai kebangkitan Tuhan Yesus tidak akan mungkin ia memiliki di pikirannya bahwa Yesus telah bangkit sehingga berhalusinasi mengenai kebangkitan Tuhan Yesus. Jelas, bahwa Tomas menjadi percaya karena ia melihat bukti secara nyata di depan matanya sendiri.

Rasul Paulus dalam surat pertamanya ke jemaat Korintus untuk memperkuat argumennya mengenai kebangkitan Tuhan Yesus, ia menuliskan bahwa kebangkitan Tuhan Yesus disaksikan secara langsung oleh lima ratus orang sekaligus, dan di antara mereka masih banyak yang masih hidup (1 Kor. 15:6), tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ia berbicara bukan berdasarkan hanya hasil pikiran semata, tetapi peristiwa tersebut adalah kenyataan, hal itu dapat ditanyakan langsung kepada saksi-saksi yang masih hidup tersebut. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak mungkin lima ratus orang lebih sekaligus bisa berhalusinasi yang sama sekaligus saat bersamaan. Jadi, karena Yesus bangkit secara fisik, maka lima ratus orang lebih sekaligus tersebut dapat melihat Yesus secara nyata, sehingga mereka dapat dijadikan saksi atas kebangkitan Tuhan Yesus.

III. Sebagian orang dari teologi liberal juga mempercayai bahwa Yesus tidak bangkit karena Yesus tidak mati tetapi pingsan.  Pendapat tersebut runtuh karena Tomas menuntut bukti mengenai bekas luka-luka yang menyebabkan Yesus mati. Dan Tuhan Yesus menunjukkan bekas-bekas luka tersebut. Bekas luka yang menunjukkan bahwa Yesus benar-benar telah mati adalah bekas luka tusukan tombak yang menembus lambung-Nya. Tusukan ke lambung Tuhan Yesus menembus sampai ke jantung., sehingga menyebabkan Yesus benar-benar mati. Perlu diingat bahwa pengeksekusi Tuhan Yesus adalah prajurit Romawi yang sudah berpengalaman dalam memastikan kematian orang yang terhukum mati. Bekas-bekas luka tersebut meyakinkan Tomas bahwa Tuhan Yesus benar-benar bangkit dari kematian. 

IV. Sebagian teolog Liberal berpendapat, bahwa catatan di Injil telah mengalami perubahan saat Konstantinus menjadi Kaisar, untuk menyatukan semua daerah kekuasaannya, ia telah mengubah Injil sehingga catatan mengenai Tuhan Yesus menjadi berubah, Tuhan Yesus di Injil tersebut menjadi Tuhan dan Allah, yang sebelumnya Yesus hanya manusia biasa. Supaya dengan satu agama, maka Konstantin dapat menyatukan daerah-daerah kekuasaannya.

Pendapat ini tidak kuat berdasarkan bukti. Kaisar Konstantinus hidup pada abad ke empat, Injil pada abad ke empat masih sama dengan Injil abad ke dua, bahkan sama dengan Injil pada abad pertama. Bapa-bapa Gereja yang hidup pada abad ke dua bahkan yang hidup di akhir abad pertama telah mengutip seluruh Injil dalam tulisan-tulisan mereka dan isinya sama dengan Injil abad ke empat, bahkan sampai sekarang. Bruce M. Metzger, seorang profesor yang paling dipercaya dalam kritik teks, mengakui seandainya seluruh salinan-salinan Injil tidak ada atau hancur, kita sudah cukup mengumpulkan tulisan-tulisan bapa-bapa gereja untuk mengetahui isi Injil bahkan seluruh Perjanjian Baru.

Jadi, Kebangkitan Tuhan Yesus secara fisik dan nyata, membuat seorang yang tidak mempercayai kebangkitan Tuhan Yesus dan seorang yang membutuhkan bukti secara langsung menjadi percaya secara tiba-tiba bukan hanya sebatas percaya atas kebangkitan Tuhan Yesus, tetapi juga mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Allah.

=> Tomas seorang peragu tersebut menjadi pemberita Injil sampai ke India dan mati ditombak di India karena pengabaran Injil. Ini semua karena ia melihat secara langsung kebangkitan Tuhan Yesus dan menyebabkannya mempercayai Yesus adalah Tuhan dan Allah, dan mengabarkan berita ini sampai ke India, dan akhirnya ia mati karena pemberitaan tersebut. Tidak akan mungkin Tomas mau mati terhadap berita yang bohong, tetapi karena ia melihat secara langsung, maka ia pun mau rela jauh-jauh ke India dan rela mati demi imannya yang terbentuk dari bukti-bukti yang dilihatnya secara langsung.

Aplikasi
Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Allah. Ini seharusnya menyadarkan kita:
1. Untuk Tidak menyebut nama Yesus Kristus sembarangan, karena Dia adalah Tuhan dan Allah
2. Untuk melakukan segala perintah-Nya bukan berdasarkan perintah-Nya tersebut baik atau tidak baik untuk kita, tetapi karena Dia adalah Tuhan dan Allah.
3. Untuk selalu percaya pada-Nya dan berharap hanya kepada-Nya karena Dia Tuhan dan Allah. Kata Tuhan (Kurios) memiliki arti si pemilik, dan kata Allah (Theos) adalah Oknum Yang Maha Kuasa, karena itulah Yesus yang adalah pemilik segala sesuatu (Tuhan/Kurios) itu dikarenakan Ia adalah Allah (Theos). Oleh karena Dia adalah pemilik segala sesuatu dan sang penguasa atas segala sesuatu, maka kita harus yakin dan percaya bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita dan tidak akan mengalami kegagalan dalam menjalankan rencana-Nya yang mulia dalam hidup kita.
4. Untuk berdoa di dalam nama-Nya. Tuhan Yesus juga berkata “dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam Nama-Ku, Aku akan melakukan-Nya” (Yoh 14:13-14), “...Aku berkata kepadamu: sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku” (Yoh. 16:23). Dan juga karena doa kita sedang kita tujukan kepada Dia yang adalah Tuhan dan Allah, maka dalam doa kita, kita pasti menyebut Tuhan Yesus. Orang-orang Liberal yang tidak mempercayai Yesus adalah Tuhan dan Allah tidak berdoa di dalam nama Tuhan Yesus, tetapi mereka menyebutkan dalam doa mereka Allah atau Bapa.
5. Untuk memberitakan Injil. Supaya mereka bisa menjadi percaya dan ikut terselamatkan dari hukuman kekal. Jangan malu untuk memberitakan injil, karena Tuhan Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan satu-satunya Allah, kalau kita malu berarti kita kurang mempercayai-Nya.
Amin... Sola Deo Gloria

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan