PROVIDENSI ALLAH


Pemeliharaan Allah melalui bencana (Providensi Allah)
Rut 1:1-6, 19-21, 4:13-17

Pendahuluan

Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan peristiwa yang telah terjadi di Donggala dan Palu, dimana yang meninggal karena bencana gempa dan tsunami sebanyak 2000 an orang, bahkan dari peristiwa itu kita pun baru dengar kata likuifaksi dan baru tahu apa itu likuifaksi, seperti sunami tatapi bukan gelombang air laut, namun gelombang tanah yang menenggelamkan salah satu desa di kelurahan petobo, 744 unit lebih rumah roboh dan hilang ditelan tanah.

Belum lama peristiwa itu terjadi, bencana menimpa Indonesia kembali, Pesawat Lion air jatuh, ada seratus orang lebih meninggal. Kita bisa saja berkata, di mana Tuhan, bukankah Dia Mahakuasa? Bukankah Dia sanggup memberhentikan likuifaksi, bukankah Ia sanggup menjaga pesawat tersebut, sehingga bisa mendarat dengan selamat? Jawabannya pasti sanggup, Seperti Dia yang berkata kepada angin badai di danau galilea, “Diam, tenanglah”. namun kenapa Ia tidak memberhentikannya dan mendaratkannya? .

Kalau kita memperhatikan apa yang Alkitab katakan, justru kita mendapatkan bahwa dalam kehendak Allahlah maka bencana alam itu bisa terjadi atau bisa dikatakan bencana adalah perbuatan tangan Tuhan, jadi mengapa Ia memberhentikannya. Seperti bencana air bah pada zaman Nuh, Tuhan yang mengirimnya “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan air Bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa” (Kejadian 6:17), bencana gunung meletus yang begitu dahsat sehingga terjadi hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, Allah juga yang menhendakinya. kedua malaikat yang bersama Lot berkata “sebab itulah Tuhan mengutus kami untuk memusnahkannya” (Kej 19:13c). Dan bencana 7 tahun kelaparan besar-besaran pada zamannya Yusuf  adalah Allah yang melakukannya. Dalam menafsikan mimpi Firaun, Yusuf berkata kepada Firaun “Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya” (Kej 41:25), peristiwa 10 tulah adalah 10 bencana, dan Tuhanlah yang melakukannya secara langsung, peristiwa Yunus, kapal yang ditumpangi Yunus terkena bencana angin badai yang begitu besar, Alkitab mencatat “Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur” (Yunus 1:4). Masih banyak lagi contoh-contoh di Alkitab, bahwa bencana itu adalah Allah penyebab utamanya.

Seperti yang dikatakan oleh pengkotbah besar pada abad 19 Charles Haddon Spurgeon:
“Saya yakin bahwa setiap partikel debu yang berterbagan di bawah sinar matahari tidak menggerakkan satu atom lebih cepat atau lambat dari pada yang diingikan oleh Allah, … dan serangga yang merangkak di sekuntum bunga mawar sama pastinya seperti wabah yang menghancurkan, dan jatuhnya daun dari pohon telah ditetapkan sebagaimana terjadinya tanah longsor. Ia yang percaya kepada Allah harus menyakini kebenaran ini.”  Jadi bisa dikatakan peristiwa yang terkecil seperti atom-atom dan debu-debu sampai peristiwa besar, seperti bencana alam gempa bumu, tsunami, likuifaksi, itu ada didalam kontrolnya Allah.

Namun, Allah bukannya tanpa tujuan menghendaki bencana alam terjadi. Semua punya tujuan, namun kita tidak mengetahuinya secara rinci dan lengkap, biarlah itu menjadi misteri bagi kita, dan menjadi rahasianya Tuhan. Tetapi, bagian kita adalah Alkitab ini , seperti ada tertululis di Ulanga 29:29 “Hal-hal yang tersembunyi ialah  bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.”

Melalui Alkitab kita mendapatkan kisah di kitab Rut mengenai pemeliharaan Allah dibalik bencana-bencana yang terjadi.

Kalau kita lihat di pasal 1:1 ada bencana kelaparan (Esv). Dan bencana ini terjadi bukan ditempat orang-orang yang tidak menyembah YAHWEH, justru terjadi di tanah Israel, di tempat orang-orang yang menyembah Yahweh, dalam terjemahan bahasa Indonesianya ditulis TUHAN, kita bisa melihat itu dalam ayat 8-9, dan juga ayat 20-21, dimana Naomi yang adalah orang Israel mengakui bahwa Allahnya adalah Yahweh (TUHAN)  dan juga tentunya mereka memiliki Hukum Taurat/ Firman Tuhan.

Dan siapakah yang menyebabkan tanah Israel terkena bencana kelaparan?
Pada kitab Rut yang hanya terdiri dari 4 pasal, kata Yahweh TUHAN itu ditulis 18 kali, ini menjelaskan bahwa kisah yang terjadi di kitab Rut, Tuhan adalah pelaku utamanya, atau Dialah penyebabnya. itu dapat kita lihat juga di ayat 6 “TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka…”, ini berarti bencana kelaparan di Israel pada saat itu adalah karena Tuhan tidak memberi makanan kepada umat-Nya.

Kita yang percaya Tuhan Yesus yang adalah umat-Nya Tuhan (1 Petrus 2:9-10). Berdasarkan peristiwa di kitab Rut, maka bukan berarti kita dapat bebas dari bencana, justru bencana yang dibuat Tuhan dapat juga menimpa kita yang percaya pada-Nya, seperti umat Israel pada saat itu.

Mengapa Tuhan mehendaki bencana itu tertimpa atas bangsa Israel yang adalah umat TUHAN?
Kita bisa melihat ayat pertama ada keterangan “pada zaman para hakim memerintah”, ini menunjukkan peritiwa bencana kelaparan ini terjadi pada zaman para hakim memerintah. Kalau kita membaca kitab hakim-hakim, maka kita menemukan kebiasaan orang Israel pada saat itu. Saat mereka diberkati Tuhan, dan aman, maka mereka lama kelamaan akan meninggalkan Tuhan dan menyembah berhala-berhala, oleh karena itu Tuhan menghukum mereka, sehingga mereka menderita, dan hukuman ini akan membuat mereka pada akhirnya berseru kepada Tuhan dan bertobat, maka Tuhan memberikan hakim, dan hakim dipakai Tuhan untuk melepaskan Israel dari penderitaan mereka. Setelah mereka terbebas dari penderitaan mereka, dan menjadi aman serta terberkati, lama-kelamaan mereka kembali menyembah berhala-berhala, maka kembali lagi kebiasaannya tersebut terulang kembali, dan seterusnya demikian berulang-ulang. Jadi, bisa ditafsirkan, bencana kelaparan ini adalah bagian dari hukuman Allah karena umat Israel tidak setia kepada Allah. Dan ada nama tempat di sini yaitu MOAB. Mari kita bandingkan dengan Hakim2 10:6Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN;   mereka beribadah kepada para Baal dan para Asytoret,  kepada para allah orang Aram,   para allah orang Sidon,  para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi TUHAN  ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah.

Bisa jadi, pada saat itu orang-orang Israel meninggalkan Tuhan, dan mulai menyembah berhala-berhala, diantara berhala-berhala tersebut ada para allahnya orang-orang Moab. Karena itulah pada saat kelaparan terjadi di Israel  keluarga Elimelekh bukannya bertobat dan tetap tinggal di Israel, hidup di bawah pemeliharaan TUHAN, justru malah pergi ke Moab, bergantung pada para allah orang Moab. Maka apa yang terjadi, bukannya dapat kehidupan, tetapi mendapatkan kematian. Elimelekh mati, Mahlon mati, Kilyon mati di Moab.

Hal ini semakin diperjelas melalui pengakuannya Naomi, bahwa TUhanlah yang menyebabkan Naomi menjadi seperti itu ayat 20-21 Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa   telah melakukan banyak yang pahit  kepadaku.Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang  aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."

Ini menjelaskan, jika kita orang percaya terkena bencana, maka ada kemungkinan, kita telah berubah setia kepada Allah.

Seperti kata  Seorang Teolog Erwin W. Lutzer : “Sebagian besar dari peristiwa-peristiwa ini adalah tindakan penghukuman; itu adalah cara Allah mengekspresikan murka-Nya atas ketidak taatan. Pada Perjanjian Lama penghukuman ini pada umumnya memisahkan orang benar dari orang jahat. Akan tetapi, walau pun begitu kadang-kadang kita melihat orang benar juga menjadi korban penghukuman ini.”

Mungkin kita telah lebih mengandalkan diri sendiri, sehingga kita lupa untuk berdoa.  Karena sudah terbiasa melakukan sesuatu, maka lupa berdoa, sudah biasa, atau sudah bisa. Mungkin kita juga sudah mantap berencana bahkan begitu rinci, sehingga kita, ini pasti bisa terwujud, akhirnya lupa doa, dan lebih mengandalkan kemampuan. Dan ciri-ciri orang tidak lagi mengandalkan Tuhan, ya, malas ibadah, malas berdoa, malas baca Alkitab. Itu sudah pasti. Jangan sampai nanti Allah hajar dulu baru sadar Ibr 12:5-6 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan , dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

Jadi, dari penjelasan ini, maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharan Tuhan melalui bencana pada bagian kitab Rut ini, yang pertama adalah pemeliharan Tuhan untuk kita kembali ke pada-Nya, supaya kita yang mulai meninggalkan-Nya menjadi kembali kepada-Nya, kita selama ini bergantung pada diri sendiri atau kepada hal-hal yang lain, kembali bergantung pada-Nya.

Selanjutnya kita tahu bahwa Naomi setelah terkena bencana atas rumah tangganya, dia menjadi janda dan bahkan tidak memiliki anak lagi dan tinggal dengan menantu perempuan, dan miskin 1:21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong s  TUHAN memulangkan aku.”, dan Naomi bertobat (berbalik kepada Tuhan), dia memilih untuk kembali ke pemeliharaan TUHAN dengan pulang ke Israel. Seperti anak bungsu yang hilang, kembali ke rumah bapanya dengan tangan yang hampa.

Namun TUHAN menolng Naomi dari segala penderitaannya karena bencana tersebut melalui Boas (Rut 4:13-15)  Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. t  4:14 Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN,  yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. 4:15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki. 

Allah telah memakai Boas sebagai perpanjangan tangan-Nya untuk memelihara Naomi

Boas adalah orang kaya dan sangat berpengaruh di Betlehem pada saat itu (2:1). Kekayaannya Boas tentu karena anugerah Tuhan. karena yang membuat orang kaya adalah Tuhan (Am 10:22; 22:2). Kata “kaya raya” memakai bahasa Ibrani “gibbor hayil” yang artinya orang kaya dan juga orang berkuasa (kata gibbor hayil di gunakan juga di 1 Samuel 9:1; 1 Raja 11:28, yang memiliki arti orang yang berkuasa). Tetapi dia juga adalah dari keluarganya Elimelekh (2:1). 

Dalam hukum kekerabatan bagi orang Israel ada yang hukum yang mengatur bahwa seorang janda yang tidak mempunyai keturunan laki-laki harus menikah dengan saudara adik suaminya dan adik suaminya memiliki kewajiban untuk menikahi janda tersebut untuk menurunkan garis keturunan kakaknya yang telah meninggal tersebut. (Ul 25:5-10), namun pada zamannya kitab Rut telah mengalami perkembangan, yaitu bukan hanya saudara kandung dari suami janda tersebut, tetapi juga dari saudara yang bukan kandung (sepupu). Boas merupakan keluarga Elimelekh namun sepupuan bukan kandung. Jadi, Boas memiliki kewajiban untuk menikahi Rut. Namun kerabat Elimelekh bukan hanya Boas tetapi ada yang lain (3:12; 4:1).

Namun, karena Boas selain kaya, dia juga adalah yang punya kekuasaan, karena itulah sepupu-sepupunya yang lain menyetujui Boas mengambil Rut menjadi Istrinya (4:13), maka ini menjadi otomatis, Naomi, menjadi ibunya Boas, karena Boas menjadi pengganti Mahlon, yang adalah suaminya Rut yang telah meninggal dan adalah anaknya Naomi (4:10, 13)

Kehidupan Naomi menjadi terpelihara oleh Tuhan melalui Boas

Jadi, poin yang kedua tentang pemeliharan Tuhan melalui bencana adalah kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam memelihara mereka yang terkena bencana. Seperti Boas dipakai Tuhan untuk memelihara Naomi.

Demikian juga, jika ada terjadi bencana, terlepas itu bencana alam, entah bancana apa yang terjadi, maka selayaknyalah kita yang adalah umat-Nya menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk memelihara mereka yang terkena bencana. Dengan memberikan bantuan, entah bantuan doa, perhatian, materi, kata-kata yang menyemangati, dan kata-kata yang mendorong untuk tetap percaya Tuhan, dan lain-lain.

Mungkin, timbul pertanyaan, jikalau bencana itu adalah merupakan hukumaman Allah, mengapa juga kita menolong mereka, dan mengapa juga kita dijadikan perpanjangan tangan Tuhan.

Ini dikarenakan perintah Tuhan bagi kita yang harus kita taati "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, r dan kasihilah sesamamu 1 manusia seperti dirimu sendiri.” Lukas 10:27.  Bahkan Tuhan pun memerintahkan kita untuk mengasihi orang yang memusihi kita, dengan alasan karena kita anak-anak Bapa disurga, harus sama seperti Bapa, yang mencurahkan hujan dan panas bukan hanya untuk orang baik, tetapi juga untuk orang jahat.

Marthin Luther tokoh Reformasi gereja, ketika dia dihadapkan dengan pertanyaan, apakah orang Kristen seharusnya membantu orang yang sakit dan sekarat ketika wabah melanda Wittenberg (ini dikarenakan Martin Luther mengajarkan tentang kedaulatan Allah, termasuk bencana ada  dalam kehendak dan kendali Allah untuk menghukum) dia berkata : “ini adalah ketetapan dan hukuman Allah dan oleh karena itu kita harus dengan sabar menyediakan diri dan melayani sesama  kita, dengan mempertaruhkan hidup kita sendiri seperti yang diajarkan oleh Rasul Yohanes, ‘Ia telah menyerahkan nyawa-Nya unutk kita;  jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita’”

Jadi, kesempatan kitalah melakukan perintah Tuhan saat kita melihat orang-orang yang sedang terkena musibah atau bencana.

1 Yoh 3:18 “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan