Yesus Datang Membawa Hubungan Kekeluargaan. Yohanes 1:9-18



Yesus Datang Membawa Hubungan Yang  Baru
Yohanes 1:9-14

Pendahuluan.



Interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Hubungan timbal balik tersebut tidak peduli apakah hubungannya baik atau jelek dengan kawan atau lawan

Jadi bisa dikatakan semua individu atau pribadi (makluk berpribadi) pasti memiliki hubungan satu sama lain atau dapat dikatakan setiap ada hubungan pasti ada dua pribadi atau lebih yang terlibat dan setiap pribadi tidak bisa hidup sendirian karena pribadi adalah mahluk yang berhubungan.

Pembahasan

Karena Allah menciptakan manusia serupa segambar dengan Allah, maka Allah adalah pribadi, Sebagai pribadi, Allah tidak mungkin pribadi yang sendirian, karena pribadi pasti memiliki hubungan. Dari ayat 1-2 kata “bersama-sama” menunjukkan bahwa ada hubungan antara pribadi yang satu dengan pribadi yang lain. Pribadi yang pertama yang disebutkan di ayat satu adalah Firman dan yang kedua adalah Allah, namun firman dan Allah adalah Allah, lebih jelas di ayat 14 dan 18, maka yang dimaksud dengan firman di ayat 1 adalah Yesus dan kata “ bersama-sama dengan Allah” adalah Bapa. Jadi bisa dijelaskan Yesus dan Bapa bersama-sama (hubungan)

Namun hubungan Yesus dan Bapa adalah hubungan Anak dan Bapa (ayt 18), hubungan keluarga, hubungan bapa dan anak, kata anak dan bapa ada kata petunjuk satu-satunya, jadi bisa dikatakan “Anak tunggal Allah yang ada di pangkuan satu-satunya Bapa”

Jadi bisa dikatakan hungan yang ada di sorga adalah hubungan keluarga.

Dari pengertian sosiologi mengenai hubungan maka hubungan itu ada dua tingkatan

1. Tingkat hubungan dangkal
Tingkat hubungan dangkal hanya berlangsung sesaat, tidak berkesinambungan bahkan tidak menimbulkan bentuk jalinan.
Contohnya : hubungan antara penjual dengan pembeli di pasar dan hubungan antara penumpang dengan kondektur.

2. Tingkat hubungan dalam
Pada tingkat hubungan dalam, interaksi berlangsung terus-menerus dalam waktu yang tidak terbatas, berkesinambungan, dan terbina jalinan. Contoh : hubungan antara orang tua dengan anaknya, jalinan hubungan antara guru dengan siswa.

Di sorga yang ada tingkat hubungan yang dalam, yaitu hubugan keluarga

Namun bagaiman hubugan Allah yang disorga dengan hubungan manusia di bumi. Hubungan terang dan gelap (kontradiksi) ayt 5, dan dunia atas, yaitu sorga dan dunia bawah, yaitu bumi
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. (Yoh 8:23) Yoh 3:31: “ Siapa yang datang dari atas  adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi.   Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.” Hubungan yang sangat jauh sekali bahkan hubungan dari dua dunia yang sangat berlainan, bisa dikatakan hubungan yang tidak mungkin terjalin.

Jadi hubugnan manusia dan Allah adalah hubungan yang berlawanan atau bermusuhan dan ini mengakibatkan manusia menjadi sangat jauh sekali dari Allah, antara surga dan bumi.

Yang Dari sorga, yaitu Allah berinisiatif untuk memperbaiki atau mengembalikan hubungan Allah dan manusia, yaitu hubungan sorgawi, hubungan keluarga dengan Allah,  Allah adalah Bapa kita, karena itulah di Lukas 3:38 dalam silsilah Tuhan Yesus, Adam dikatakan anak Allah. Dan juga Tuhan Yesus mengilustrasikan anak bungsu yang hilang di Lukas 15:11-32 untuk menjelaskan hubungan manusia dengan Allah, yaitu hubungan keluarga, hubungan Bapa dengan anak-anak-Nya.

Allah yang dari sorga ini, yaitu Yesus (1:1-2, 14) telah memilih menjadi manusia dengan cara lahir atau menjadi seorang anak. Seorang anak pasti lahir dari keluarga, Tuhan Yesus ingin memberitahu bahwa Allah ingin mengembalikan hubugan keluarga dengan manusia, karena itulah ia lahir sebagai anak bayi yang berasal dari keluarga.

Namun bagaimana hubungan sorgawi ini kembali dapat terwujud? Hanya mempecayai Tuhan Yesus

Karena Yesus adalah Allah, hanya Allah yang bisa mengungkapkan kerinduannya sendiri.  Dari pengajaran-Nya, Yesus mengajarkan murid-murid-Nya menyebut Allah sebagai Bapa kira-kira 50 kali lebih di Injil Yohanes)
Dan hanya yang dari sorga yang tahu hubungan apa yang berlaku di sorga, yaitu hubungan keluarga, Allah sebagai Bapa, dan kita anak-anak-Nya, dan Yesus dari Sorga datang ke dunia untuk menawarkan hubungan kekeluargaan tersebut kepada manusia
Oleh karena itulah Tuhan Yesus berkata "Akulah  jalan   dan kebenaran  dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh 14:6).

Dan siapakah yang bisa menikmati kembali hubugan sorgawi ini
Mereka yang telah dilahirkan kembali, bukan kelahiran jasmani, tetapi kelahiran rohani.. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah ,   yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (ayt 12-13)
Dan karena kita sudah dilahirkan kembali, maka kita mau mempercayai Tuhan Yesus, dan karena kita percaya Tuhan Yesus, maka kita memperoleh hubungan sorgawi, yaitu hubungan keluarga dengan Allah, Allah menjadi Bapa kita

Dan jika kita tidak percaya pada Tuhan Yesus bahkan menolak-Nya, maka kita tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Allah, tetapi hubungan permusuhan, dan musuh Allah adalah Iblis, maka Iblislah Bapa orang-orang yang menolak Yesus
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan  bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta (yoh 8:44)

 namun Tuhan Yesus bukan saja memperkenalkan hubungan sorgawi, yaitu Allah adalah Bapa kita tetapi juga memperkenalkan hubingan persaudaraan dari satu Bapa, ayat 12-13, anak-anak Allah, bearti kita apa pun suku kita dan bangasa kita, dan warna kulit kita, kita latar belakang kita, yang pecaya pada Yesus Tuhan adalah keluarga Allah, kita adalah saudara, dan saudara sulung kita adalah Tuhan Yesus
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula mereka juga ditentukan-Nya  dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung   di antara banyak saudara.” (rom 8:29)
Yesus sendiri menyebut kita adalah saudara-saudara-Nya:
“Sebab Ia yang menguduskan  dan mereka yang dikuduskan,  mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,  kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji  Engkau di tengah-tengah jemaat,"” (Ibrani 2:11-12)

Inilah hubungan yang baru yang Tuhan Yesus bawa dari sorga kepada kita, yaitu hubungan keluarga, Allah adalah Bapa kita, Tuhan Yesus adalah saudara sulung kita, dan setiap orang yang percaya Yesus adalah saudara-saudara kita. Inilah hubungan sorgawi.

Kita memang masih ada di dunia namun kita adalah keluarga sorgawi

Oleh karena itu Bapa yang di sorga pasti akan terus memelihara kita dan mengasihi kita, karena kita adalah anak-anak-Nya dan Dia adalah Bapa kita

Dan karena kita anak-anak-Nya, maka saat Bapa memberikan larangan dan nasehat dan juga memberikan perintah, itu bukan membuat kita terkekang dan tidak bisa bebas dan melakukannya dengan keterpaksaan, namun kita melakukannya karena Dia adalah Bapa kita yang harus kita taati, karena kita mengasihi-Nya. Dan semuanya itu Bapa kita lakukan untuk kebaikan kita, karena Bapa sangat mengerti apa yang baik unutk kita.

Kata Bapa di ayat 18 memakai artikel “tou pathros” diterjemahkan dalam bahasa inggris “the father”,  yang artinya satu-satunya Bapa. Ini berarti yang kita taati dan kasihi adalah Bapa kita, Ia hanya satu, yaitu Bapa di Sorga yang telah diperkenalkan oleh satu-satunya Anak Allah yang telah turun kedunia menjadi manusia, yaitu Yesus.

Dan karena kita semua yang percaya adalah anak-anak Allah, maka kita semua adalah saudara. Persaudaraan kita bukan karena kelahiran pertama, yaitu kelahiran dari kandungan ibu, sehingga yang saudara hanya dia yang adalah lahir dari satu kandungan dengan kita. Persaudaraan kita adalah berdasarkan kelahiran yang kedua, yaitu kelahiran yang Allah karyakan, kelahiran kembali, yang adalah kelahiran rohani. Oleh karena itu kita yang telah mengalami kelahiran kembali, kita adalah saudara dan Bapa kita adalah Allah.

Ini berarti penderitaan saudara kita, adalah penderitaan kita, maka kewajiban kitalah menolong saudara kita yang sedang mengalami penderitaan. Kebahagian saudara kita adalah kebahagian kita, maka seharusnya kita bersama-sama memikirkan kebahagian kita bersama.

Saya teringat akan teologi kemakmuran yang mengajarkan bahwa orang Kristen tidak mungkin miskin. Saya setuju jika kekeluargaan ini dijalankan dengan benar oleh orang-orang Kristen, karena saat ada orang Kristen yang miskin dan menderita, maka orang Kristen yang berkelimpahan akan menolong mereka orang Kristen yang miskin, karena mereka adalah saudaranya. Saat ada orang Kristen yang susah, maka orang Kristen yang lainnya menolongnya. Kekeluargaan ini jika dilakukan oleh orang-orang Kristen yang adalah satu keluarga, maka orang-orang Kristen tidak ada yang miskin dan menderita, karena mereka tidak sendirian hidup di dunia ini, ada saudara-saudaranya di sekelilingnya yang siap menolongnya.

Penutup

Inilah berita natal: Yesus datang membawa hubungan yang baru. Kita bukan lagi bermusuhan dan jauh dari Allah, tetapi melalui Yesus kita telah menjadi anak-anak-Nya, anak Bapa di sorga. dan semua orang percaya pada Yesus adalah saudara-saudara kita, karena kita satu keluarga, yang lahir dari Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan