Tingkatan Sorga Adakah?


Tingkatan Sorga.

Beberapa orang Kristen ada yang berpendapat bahwa Sorga itu terdiri dari tingkatan. Dimana setiap tingkatan itu ditentukan dari kesungguhan orang Kristen selama hidup mereka di bumi. Semakin baik dan setia dalam melakukan perintah-perintah Tuhan maka semakin tinggi ia menempati tingkatan sorga.

Setahu saya orang-orang Kristen yang berpendapat tingkatan sorga adalah mereka yang memegang penafsiran berdasarkan terbenakel atau kemah suci. Kemah suci terdiri dari tiga bagian, bagian luar kemah suci namun di dalam pagar adalah halaman, dan di dalam kemah terdiri dari dua ruang, yaitu ruang suci dan maha suci.

Pada halaman ada mesbah korban bakaran (Kel. 27:1-8; 38:1-7) dan bejana pembasuhan (Kel. 30:17-21; 38:8) , sedangkan di ruang suci ada meja  roti sajian (Kel 25:23-30), tujuh kaki dian atau tujuh lampu (kel 25:31-40) dan mesbah ukupan (Kel. 30:1-6), dan di ruang maha suci hanya ada tabut perjanjian atau tabut hukum (Kel 37:1-9). Untuk lebih jelas bagian-bagian kemah suci dan benda-benda yang ditaruh di setiap bagian tersebut dapat dilihat di Keluaran 40:17-33

Mereka yang menafsirkan kemah suci dengan penafsiran alegoris, menjelaskan bahwa bagian-bagian tersebut menggambarkan kehidupan setiap orang Kristen, dan itu juga menjadi penentu kelak mereka akan mendiami tingkatan sorga yang mana.

Begini penjelasan mereka: Kristen halaman adalah orang-orang Kristen yang telah menerima Injil dan ditebus dan telah dibaptis. Gerbang pelataran atau halaman kemah suci terdiri dari empat pilar, itulah keempat Injil, ini menggambarkan orang-orang yang menerima atau percaya injil, dan mezbah korban bakaran adalah gambaran mengenai pengorbanan Yesus kristus di kayu salib, ini adalah mengani orang Kristen yang telah menerima penebusan Yesus Kristus, dan benjana pembasuhan adalah gambaran mengenai mereka yang dibaptis.

Kristen ruang kudus: mereka adalah orang yang telah menerima Injil dan telah menerima pengorbanan Tuhan Yesus dan telah dibaptis, namun mereka terus setia dalam perenungan dan melakukan Firman Tuhan, itulah meja roti, dan hidup dipenuhi Roh Kudus, itulah tujuh lampu, dan hidup dalam persekutuan dengan Tuhan dalam doa, itulah mezbah ukupan.

Sedangkan Kristen ruang maha kudus adalah mereka yang memiliki hubungan yang akrap dan sempurna dengan Tuhan, itulah ruang maha kudus yang ada hanya tabut perjanjian dan setiap setahun sekali mezbah ukupan dibawa ke ruang maha kudus.

Demikian juga sorga ada tingkatannya, dimana penafsiran tersebut membandingkannya dengan Ibrani 7:26-9:14, 23-28. (perhatikan: 7:26, 8:5, 9:1-5, 11-12) dan juga dari 2 Korintus 12:2, dan juga kata “Bait Suci yang di sorga” ada tiga kali disebutkan di kitab wahyu (11:19, 14:17, 15:5), sedangkan kata “Bait Suci” yang menunjukkan Bait Suci itu ada di sorga disebutkan dalam kitab wahyu delapan kali.

Namun orang-orang Kristen halaman tidak akan diselamatkan, jikalau mereka tidak bertumbuh menjadi Kristen ruang kudus atau Kristen ruang maha kudus. Karena di sorga hanya ada ruang kudus dan maha kudus. Ini dapat dilihat di Ibrani 7:26-9:14, tidak ada disebutkan dibagian ini halaman. Dan seperti ayat-ayat di kitab wahyu yang telah disebutkan di atas juga tidak ada menyinggung halaman atau pelataran bait suci, dan pada wahyu 11:1-2 juga dijelaskan bahwa bagian halaman atau pelataran jangan dihitung, karena telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain.

Tanggapan saya

Pertama, keselamatan itu adalah anugerah semata, bukan hasil usaha kita. Diawali dengan pemilihan, dimana pemilihan ini murni dan mutlak dari kasih karunia Allah, tidak ada sesuatu sebab dari yang dipilih sehingga layak untuk dipilih Allah (Rom 8: 29-30, 33; 9:11-18; Ef 1:3-4).

Mereka yang dipilih Allah pasti meresponi panggilan Injil dengan iman, karena mereka dilahirkan kembali dan kelahiran kembali adalah karya Roh Kudus (Yoh. 1:12-13; 3:2-8, Tit. 3:5, 1Kor 12:3) dan iman sendiri juga merupakan pemberian Tuhan (Luk. 17:5) dan karya Tuhan (Yoh 6:37-40, 65). Di efesus 2:1-10, jelas sekali bahwa iman adalah hasil karya Allah yang telah membangkitkan kita yang telah mati.

Dan setelah kita percaya Tuhan Yesus, maka kita hidup dalam kasih karunia Allah. Allah melihat kita, bukan melihat ketaatan kita, tetapi melihat ketaatan-Nya Tuhan Yesus (Rom. 5:17-19), dan selama kita di bumi Allah Tri Tunggal menjaga kita, supaya kita tidak ada yang terhilang (Yoh 10:28-30, 1Pet. 1:3-5, Ef 1:13-14).

Untuk pertumbuhan iman kita dan karakter kita, itu pun adalah anugerah Allah, karena Allahlah yang berkarya (Rom 8:28-30, 1 Kor 3:6-7, Fil. 2:12-13, Ef 2:10, Ibr 12:5-11) dan untuk menyelamatkan kita dari hukuman Allah karena dosa, Bapa telah mengutus Tuhan Yesus, dan Tuhan Yesus telah mati untuk kita, sehingga dosa-dosa kita, dosa dari lahir sampai mati sudah dibereskan oleh Tuhan Yesus, dan hukuman karena dosa, sudah ditanggung oleh Tuhan Yesus (Rom 5:5-11, 2 Kor 5:21, Ibr. 10:11-18)

Dan untuk memastikan bahwa kita adalah orang-orang Kudus karena telah menerima penebusan dari darah Kristus, maka Tuhan Yesus menjadi Imam Besar kita untuk selama-lamanya, yang selalu membela kita di hadapan Allah, karena Dia duduk di sebelah kanan Allah (Rom 8:34), dan Bapa memastikan keselamatan kita dengan menjadi dipihak kita dan menganugerahkan segala sesuatu kepada kita dan membenarkan kita (Rom 8:31-33). Bisa dikatakan dari awal sampai akhir semua adalah anugerah Allah semata.

 Jadi bagaimana mungkin ada tingkatan di sorga, karena semuanya adalah karya Allah Tri Tunggal, bukan karena perbuatan kita. Tidak dibutuhkan tingkatan sorga, karena tidak ada jasa kita, yang dapat menyebabkan kita berada di sorga. Yang ada jikalau jasa kita diperhitungkan adalah semua kita ke nereka, karena tidak seorang pun dengan kemampuannya memenuhi standarnya Allah – hanya yang sempurna yang bisa memenuhi standar kesempurnaan, dan Allah adalah sempurna, yang memiliki standar kesempurnaan, karena itu hanya Allah yang bisa memenuhi standar-Nya sendiri, itulah Tuhan Yesus – termasuk juga  kita yang telah dilahirkan kembali.

Kedua. Kata Bait Suci di Ibrani itu memiliki tujuan untuk menyadarkan atau membetulkan konsep mereka tentang keselamatan. Jemaat pada saat itu mulai disesatkan oleh pengaja-pengajar sesat yang latar belakangnya adalah orang-orang Yahudi atau para ahli taurat.

Mereka mengajarkan bahwa keselamatan itu adalah karena dosa telah dihapuskan oleh korban, dan korban ini harus imam besar yang melaksanakan upacara korban ini di Bait Suci. Dan Imam Besar harus keturunan Harun, oleh karena itu pengorbanan Tuhan Yesus itu tidak sah menurut Alkitab, karena Yesus bukan imam besar dan bukan keturunan Harun. Itulah yang menyebabkan beberapa jemaat menjadi sesat dengan melakukan lagi korban untuk penghapus dosa. Oleh karena itulah penulis Ibrani mengutip Alkitab mengenai keimaman besar Tuhan Yesus, yaitu dari prinsip Melkisedekh, dan korbannya adalah diri-Nya sendiri, karena hanya Dia yang tidak bercacat dan tak bernoda dan tidak pernah melakukan dosa walau pun Dia menjadi sama seperti kita dan mengalami kelemahan dan pencobaan seperti kita. Dia adalah korban yang sempurna.

Dan untuk tempat, Yesus langsung melakukannya di Bait Suci bukan buatan tangan manusia, tetapi langsung di Sorga. Namun tujuan penulis menulsikan bait Suci bukan untuk menjelaskan bahwa sorga ada tingkatan, tetapi sedang menjelaskan mengenai tugas Imam Besar. Dimana tugas Iman besar adalah setiap setahun sekali dia membawa darah korban ke hadapan Allah yang ada di ruang maha suci (menurut kepercayaan orang Yahudi pada saat itu ruang maha suci adalah tempat Allah bertahta atau hadir). Yesus setelah mati dan bangkit, Ia langsung datang kepada Bapa yang ada di Sorga (Yoh 20:11-17, Ibr 9:6-14, 24-28) – pada Ibrani 4:14 “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah…”. Nah jadi tugas keimaman besar telah Tuhan Yesus laksanakan, dengan membawa diri-Nya kehadapan Allah di Sorga.

Ketiga, kata tingkat-tingkat sorga, seperti di Ibrani 7:26 dan 2 Kor 12:2. Untuk Ibrani 7:26 tidak ada tingkat-tingkat dalam bahasa Yunaninya, yang ada kalimat “ὑψηλότερος τῶν οὐρανῶν γενόμενος”artinya adalah “menjadi lebih tinggi dari langit”. Kalau dilihat maksud ayat 26-28, maka ini adalah untuk menunjukkan bahwa Tuhan Yesus melebihi semuanya atau lebih unggul dari semua imam-imam besar yang pernah ada dan akan ada.

Jadi maksud “menjadi lebih tinggi dari langit” adalah istilah yang tujuannya untuk menunjukkan bahwa Yesus lebih layak atau lebih memenuhi syarat dalam menjalankan tugas Imam Besar dibanding dengan semua imam-imam besar yang ada di bumi, karena itu tugas keimaman-Nya Tuhan Yesus sungguh-sungguh sangat diterima Allah, dan sungguh-sungguh menguduskan dosa kita untuk selama-lamanya.

Sedangkan mengenai 2 kor 12:2-4. Kata surga ayat 2 dalam bahasa Yunaninya memakai kata “ouranos”, tetapi “ouranos” juga dapat berarti langit. Jika kata “ouranos” pada ayat 2 adalah sorga, mengapa pada ayat ke empat tidak memakai kata “ouranos”, tetapi memakai kata  “Firdaus”, pada hal Firdaus itulah yang adalah sorga (Luk 23:43), ini berarti kata “ouranos” pada ayat 2 adalah langit.

 Jadi pada tingkat langit (ouranos) ke tiga itulah Firdaus berada. Berbicara tingkatan langit, Alkitab memang menjelaskan tentang tiga tingkatan langit.

 Tingkat yang pertama adalah langit yang dapat kita lihat dari bumi, dan merupakan tempat burung-burung berterbangan (Kej 1:20, kata cakrawala pada Kejadian 1:20 memakai bahasa Ibraninya “Samayim” dan dalam kitab septuaginta memakai kata “ouranos”), dalam pengertian sekarang langit tingkat pertama adalah atmosfer.

Tingkat langit yang ke dua adalah tempat keberadaan benda-benda langit (kej 1:14-18) kata cakrawala pada Kej 1:14 dalam bahasa Ibrani memakai kata “samayim”, dan di dalam septuaginta memakai kata “ouranos”.

 Pada langit tingkat ketiga, yang tidak dapat dijangkau dan dilihat manusia adalah  Firdaus, yang adalah sorga, tempat Allah bertahta dan tempat sementara bagi orang-orang percaya Yesus sambil menantikan wahyu 21 tergenapi.

Bandingkan tingkatan langit tersebut dengan 1 Raja-raja 8:27: “Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit”, 2 Tawarih 2:6: “sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit”; 6:18; “sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit”.

Keempat, menganai kata Bait Suci yang ada di sorga adlam kitab Wahyu. Kitab Wahyu merupakan kitab yang  ditulis dengan simbol-simbol, karena yang dilihat rasul Yohanes sangat sulit dibahasakannya, karena itulah Yohanes memakai simbol-simbol yang ia mengerti untuk menggambarkan apa yang dilihatnya.

Demikian kata Bait Suci di sorga, ini bukan berbicara tentang Bait Suci tetapi Yohanes melihat suatu peristiwa dan dia memakai kata Bait Suci untuk menggambarkannya apa yang telah dilihatnya. Bait Suci dalam pengertian orang Yahudi adalah tempat Allah bertahta, jadi rasul Yohanes melihat tempat Allah bertahta, dan ia menggambarkannya dengan memakai symbol, yaitu Bait Suci yang ada di sorga. seperti Wahyu 15:5-8, pada ayat 8 nya ada keterangan bahwa Bait Suci tersebut dipenuhi dengan kemuliaan Allah dan kuasa-Nya.

Dan pada 11:19, itu merupakan kesamaan dengan pasal 15:5-16:1-21, karena pada pasal 11:19 saat Bait Suci terbuka, maka terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es, demikian juga pada pasal 15:5-16:1-21, pada pasal 15:5-8 dijelaskan Bait Suci di Sorga terbuka, maka yang terjadi dibumi adalah yang dijelaskan pada pasal 16:1-21, dan pada ayat yang ke 18-21, maka peristiwa yang terjadi sama seperti peritiwa pada pasal 11:19, yaitu kilat, guruh, gempa bumi dan hujan es. Demikian juga pada pasal 14:17, dimana malaikat keluar dari tempat Allah bertahta, yang digambarkan oleh Yohanes dengan memakai kata “Bait Suci”, seperti pada pasal 15:6, tujuh malaikat keluar dari Bait Suci yang di sorga (pada ayat 15:8 “Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya”, tempat Allah tinggal, dan Yohanes menggambarkannya dengan memakai kata Bait Suci).

Namun bagaimana mengenai Bait Suci pada pasal 11:1-3. Ini bukan berbicara mengenai tingkatan sorga, dan bukan juga berbicara mengenai orang Kristen halaman yang telah menerima Injil dan sudah ditebus dan sudah dibaptis, tetapi berbicara tentang gereja, Bait Suci itu sendiri menggambarkan tentang orang-orang Kristen yang sejati, sedangkan halaman adalah orang Kristen yang tidak sungguh percaya Tuhan Yesus (kalau dibandingkan dengan 1 Yoh 2:19, ada orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh termasuk orang Kristen, dan juga dibandingkan dengan perempumaan gandum dan lalang dalam satu lahan. Matius 13:24-30 ). Jadi hanya mereka yang sungguh percaya Yesus yang akan diselamatkan (untuk lebih jelas lagi baca buku William Hendriksen, Lebih Dari Pemenang, terbitan Momentum, pada halaman 148-152)

Kelima, pada wahyu 21, jelas itu adalah gambaran sorga yang akan datang, namun pada pasal ini tidak sedikitpun disinggung mengenai tingkatan.

Kesimpulannya: sorga tidak ada tingkatan

@Ranja G. Ginting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan