Menjadikan Kita Seperti Yesus Itu Tujuan-Nya

Mendatangkan Kebaikan

Roma 8:28-30:

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Ayt 28)
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Ayt 29)
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. (Ayt 30)

Kalimat "mendatangkan kebaikan" di ayat 28 mungkin beberapa orang berpikir mengenai keadaan yang sebelumnya kurang baik namun pada akhirnya keadaan yang kurang baik itu akan menghasilkan keadaan yang baik.

Seperti seorang gadis diputusin dari pacarnya dan merasa sedih sekali, namun beberapa hari kemudian ada berita penangkapan bandar narkoba dan ternyata bandar itu adalah mantan pacarnya. Maka gadis itu bersyukur dan berkata "untung saya diputusin, memang Tuhan mengerjakan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan".

Atau seperti ada kesaksian seseorang yang ketinggalan pesawat, dia merasa susah karena dia harus batal menghadiri acara yang penting baginya, namun setelah dia meninggalkan bandara dan tiba di rumah, dia menyetel tv dan dia menonton breaking news, dia terkaget, karena pesawat yang hendak ditumpanginya terjatuh. Maka dia berkata "untung saya ketinggalan pesawat itu".

Apakah ayat 28 bermaksud menjelaskan demikian seperti contoh di atas? Kalau kita perhatikan ayat 29 kita mendapatkan kalimat tujuan "untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya" dan "supaya Ia, Anak-Nya menjadi yang sulung di antara banyak saudara"

Ini berarti "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan" adalah untuk menjadikan kita serupa dengan Yesus, itulah kebaikannya.

Menjadi serupa dengan Yesus yang pertama berbicara mengenai status kita.

Untuk menjadikan kita menjadi anak Allah sama seperti Yesus Anak Allah, Allah telah turut bekerja dalam segala sesuatu, dengan mengawali ditentukan-Nya kita dari semula untuk menjadi serupa dengan Yesus (sebelum bumi dijadiakan kita telah dipilih. Ef 1:4 "sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan..."). Selanjutnya dalam sejarah kita yang telah ditentukan dari semula  dipanggil-Nya dengan panggilan Inji dan menjadi percaya (yang tidak ditentukan dari semula tidak akan menjadi percaya). Dan Kita yang menjadi percaya (orang-orang pilihan-Nya) adalah orang-orang yang telah dibenarkan-Nya melalui pengorbanan Tuhan Yesus (2 Kor 5:21, Rm. 8:31-34). Akhirnya kita ikut dimuliakan-Nya, dengan memiliki status yang sama seperti Yesus, yaitu anak Allah dan sekaligus menjadi saudaranya Tuhan Yesus.

Yang kedua, menjadi serupa dengan Yesus adalah berbicara mengenai sifat, yaitu sifat yang mau takluk kepada Allah.

Pada pasal 8:1-17 rasul Paulus mengingatkan jemaat, bahwa jemaat itu bukan lagi orang-orang yang hidup dalam daging, tetapi dalam Roh. Dan yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah. Karena itu sebagai anak Allah tidak boleh hidup dalam daging, karena keinginan daging adalah perseteruan dengan Allah (Rm. 8:7).

Untuk menjadikan kita hidup selayaknya anak Allah, yang hidup takluk kepada Allah dan bukan takluk kepada daging yaitu menjadi serupa dengan Yesus, maka Allah turut bekerja dalam segala sesuatu (semua keadaan dan semua peristiwa). Karena itu, tidak ada peristiwa dan keadaan apa pun yang diluar karya Allah (termasuk keadaan sekarang covid-19). Tuhan ingin membentuk kita menjadi pribadi yang mau takluk kepada Allah, mentaati Firman-Nya.

Mungkin ada dosa kesombongan, tidak bisa dikasih tahu, mau menang sendiri dan merasa diri paling benar, maka Tuhan membuat suatu peristiwa untuk menyadarkan kita supaya rendah hati seperti Tuhan Yesus.

Mungkin Tuhan membuat keadaan kita kekurangan, karena Tuhan ingin membuat kita seperti Yesus, yang walau pun pemilik segala sesuatu namun telah menjadi miskin, tetapi Dia tidak protes kepada Allah, tetap berkata "jadilah kehendak-Mu". Intinya tidak protes kepada Allah, namun bisa bersyukur dan percaya kepada kehendak Allah.

Mungkin ada sifat-sifat kita yang buruk, yang tidak kita sadari bahwa itu dosa dan justru kita nikmati, Tuhan menegur mungkin melalui penyakit, kegagalan, hamba Tuhan dan lain-lain untuk menyadarkan kita, maka seharusnyalah kita cepat-cepat menyadarinya, agar kita semakin diubahkan menjadi serupa seperti Yesus.

Jadi, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk menjadikan kita serupa dengan Tuhan Yesus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan