Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Renungan dari Ulangan 6

Menjaga diri dan Mewariskan serta menjaga iman generasi selanjutnya Ulangan 6 Pendahuluan. Setelah pasal 6 di pasal 7 dengan judul perikop sikap terhadap penduduk Kanaan, dan juga pada ayat 10-15 bagaimana sikap mereka kepada Tuhan saat mereka masuk tanah Kanaan. jadi bisa dikatakan bahwa pasal 5 adalah perintah TUHAN, dan pasal 6 adalah perintah untuk hukum ini terus dilakukan sampai seterusnya “seumur hidup engkau” supaya saat mereka masuk Kanaan mereka tetap memegang perintah tersebut. Tetapi ada permasalahan, yaitu mereka akan berada di Kanaan, di mana disana mereka akan bertemu dengan orang-orang Kanaan yang tidak percaya Tuhan, yang kemungkinan besar dapat membuat mereka meninggalkan Tuhan, mungkin generasi yang berumur 20 tahun ke atas yang dihitung di padang gurun (Bilangan 26) dan anak-anak mereka yang lahir dipadang gurun (mereka yang tidak dihitung dipadang gurun karena belum berumur 20 tahun, bandingkan dengan Bil. 32:25-27) tidak mungkin meninggalkan Tuha

Pengkultusan diri

Gambar
Bahaya Pengkultusan Diri Sendiri Lukas 18:9-14 Pendahuluan Pengkultusan arti sederhananya adalah mentuhankan sesuatu atau orang. Biasanya ini dilakukan oleh kerajaan-kerajaan kuno, seperti kerajaan Mesir Kuno, Babel, Persia, Yunani dan Romawi, dimana suara raja dianggap sebagai suara dewa/tuhan, dan raja dipandang oleh rakyatnya sebagai dewa/tuhan atau titisan atau jelmaan dewa/tuhan. Ada dua cara pengkultusan, yaitu yang pertama, adalah dari luar diri adalah biasanya dikarenakan budaya pada lingkungan setempat yang membuat seseorang dikultuskan, seperti pada zama kerajaan kuno, budaya setempat membuat raja sama dengan dewa. Kalau di budaya orang batak karo, paman, saudara laki-laki ibu dikatakan dalam istilah karo “Dibata di idah” artinya tuhan yang kelihatan. Jadi kalau setiap rapat keluarga untuk menetukan sesuatu, keputusan paman tidak boleh dibantah, keputusan paman adalah yang paling benar, karena dia adalah tuhan yang kelihatan. Atau ada juga karena jasa-jasa seseorang yan

Orang Kristen bisa murtad?

Apakah orang Kristen yang sejati bisa murtad? Beberapa orang Kristen berpendpat bahwa Ibrani 6:4-6 merupakan teks firman Tuhan yang menjelaskan orang-orang Kristen sejati dapat murtad, sehingga kehilangan keselamatan. Namun apakah demikian? Penjelasan: Teks Ibrani 6:4-6 merupakan pembahasan  yang ada di dalam pembahasan utama dari pasal 4:14 sampai pasal 10 mengenai Imam Besar Agung: Tuhan Yesus, dan merupakan satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pasal 5:11-6:12, karena pasal 5:11-6:12 adalah bagian peralihan pembahasan yang ada di pasal 4:14 – 5:10 dengan pembahasan yang ada di pasal pasal 6:13-7:1-28, dimana pembahasan pasal 4:14-7:28 adalah mengenai keimaman Imam Besar Agung Yesus Kristus bukan berdasarkan garis keturunan Harun, tetapi berdasarkan keimaman Melkisedek, dan akhirnya disimpulkan pada pasal 8 “Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian…”(8:1) dan dijelaskan mengenai keimaman Yesus sampai pasal 10. Jika kita meli

ALLAH TRITUNGGAL

Keberadaan Allah TriTunggal Ulangan 6:4 Pendahuluan Salah satu yang sering orang-orang yang bukan Kristen pertanyakan terhadap iman Kristen adalah mengenai Allah Tritunggal. Mereka sering berpikir bahwa kita orang Kristen menyembah tiga Allah. Sehingga mereka yang beragama penyembah satu Allah menilai kita sebagai penganut politheisme, yaitu penyembah Allah lebih dari satu. Dan mereka yang menyembah Allah banyak menilai kita bahwa kita sama seperti mereka, yaitu menyembah Allah lebih dari satu. Permasalahan mengenai tanggapan yang salah dari orang-orang non Kristen dan juga beberapa orang Kristen tentang Allah Tritunggal tersebut menyebabkan para teolog berusaha menjelaskannya. Namun beberapa penjelasan bukan menjelaskan konsep Allah Tritunggal yang diajarkan oleh Alkitab, melainkan mengajarkan Allah Tritunggal berdasrkan oleh akal pikiran mereka, yaitu seperti Modalisme, yang menjelaskan bahwa Allah itu satu, namun menyatakan diri-Nya dengan tiga pernyataan, yaitu Bapa, Anak dan