Di Dalam Yesus Tidak Ada Kebencian


Di dalam Allah Tidak Ada Kebencian

1 Yohanes 2:7-11

Pendahuluan
Kebencian adalah lawannya dari cinta. Namun kebencian bukan kekuatan yang berdiri sendiri, yang sedang berhadapan dengan cinta, tetapi kebencian adalah kealpaan cinta. Seperti terang dan gelap, atau kebaikan dan kejahatan atau kebenaran dan kesalahan.  Bagaimana kita mengetahui satu tambah satu asama dengan  tiga adalah salah, jikalau tidak ada kebenaran satu tambah satu adalah dua, bagaimana kita tahu kegelapan, kalau semuanya gelap, karana ada terang, dan saat  terang tersebut pergi baru kita tahu apa itu kegelapan Demikian juga dalam hukum moral, karena ada nilai-nilai kebaikanlah maka saat nilai-nilai kebaikan itu dilanggar maka kita menilainya sebagai kejahatan. Begitu juga kebencian, yang ada itu adalah cinta, saat kita melihat ada tindakan tanpa atau ketiadaan sama sekali cinta, maka itulah kebencian.

Karena itulah Rasul Yohanes memakai istilah terang dan kegelapan saat menjelaskan mengasihi dan membenci, dimana mengasihi adalah tindakan orang dalam terang, sedangkan membenci adalah tindakan orang yang ada dalam kegelapan (ayat 9-11).

Kebencian bukanlah Allah yang menciptakan, karena Allah adalah kasih (4:8).Kebencian merupakan produk yang dihasilkan akibat kejatuhan manusia dalam dosa. Setelah Adam dan Hawa makan buah pengetahuan, maka dosa pertama yang dihasilkan oleh manusia adalah kebencian, 3:12-15. Kain membenci Habil yang adalah adiknya, akibat membenci, kain membunuh Habel.

Alkitab banyak memberi kisah mengenai kebencian mengakibatkan pembunuhan, seperti saudara-saudaranya Yusuf yang membenci Yusuf, sehingga mereka berniat membunuh Yusuf. Absalom anaknya Daud membenci Amnon saudaranya, dan akhirnya Absalom merencanakan pembunuhan terhadap Amnon. Raja Saul membenci Daud, sehingga merencanankan pembunuhan Daud. Orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang langsung mendapat teguran keras dari Tuhan Yesus, dan tidak terima teguran tersebut membuat mereka merencanankan pembunuhan.

Dan itu juga sampai sekarang, banyak berita saudara membunuh sauadara sendiri karena kebencian. Tentu benci itu bukan berdiri sendiri, benci juga dikarenakan, ada orang  benci karena harta warisan tidak dibagi dengan adil, kebencian karena mungkin pernah disakiti, ditolak, dihianati, benci yang dikarenakan iri hati, cemburu, benci karena pernah dianiaya, benci karena pernah tidak ditolong, benci pernah ditegor keras  dan sebagainya.

Namun bagaimana dengan kita orang-orang percaya apakah kita boleh membenci? Pasti jawabannya kita semua setuju tidak boleh. Kenapa? Jawabannya seharusnya bukan hanya seputar moral baik dan tidak baik. Karena membenci itu tidak baik. Tetapi jawabanya seharusnya:

1. Karena  perintah kasih merupakan perintah Tuhan  yang selalu relevan atau cocok disetiap zaman (ayat7-8). Sejak zaman musa perintah ini sudah disampaikan Tuhan Im 19:17-18 dan Tuhan Yesus mengulang kembali pada Mat 5:43-44, yaitu mengasihi mereka yang adalah musuh kita dan berdoa bagi yang menganiaya kita, yang sebenarnya layak untuk dibenci. Dan rasul Yohanes mengulang kembali perintah untuk mengasahi. Sehingga terus tetap menjadi perintah yang baru.

Ada 4 kali disebutkan “membenci saudaranya” 2:9, 11; 3:15; 4:20 . ini berarti permasalahan pada jemat pada saat itu ada orang-orang yang saling membenci, entah karena alasan apa, mungkin karena kecemburuan sosial, miskin dan kaya, yang kaya tidak mau membantu yang miskin (3:17), atau kebencian di dalam keluarga, anak dengan orang tua, kebencian antar generasi orang muda dengan orang yang lebih tua, dan orang yang baru bertobat dengan orang yang sudah lama bertobat (2:12-14) mungkin dikarenakan adanya benih yang mulai muncul benih cinta kepada duniawi yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup, itu semua adalah penyebab orang percaya tidak mencintai Bapa (2:13 -17), maka tidak melakukan perintah Tuhan, yaitu mengasihi saudaranya, alias membenci. Karena itulah perintah untuk saling mengasihi ditekankan kembali oleh Rasul Yohanes, dari pasal 2-5 itu kebanyakan berbicara mengenai mengasihi.

Banyak hal atau alasan untuk membenci dan banyak hal juga yang bisa membuat kita membenci sampai pada saat ini.

Tentu karena banyak alasan kita untuk membenci, maka perintah untuk tidak membenci dan mengasihi merupakan perintah yang harus terus didengungkan supaya kita diingatkan. Sehingga perintah ini menjadi terus baru bagi kita

2. Ini merupakan keinginan Allah sejak semula

Dan selanjutnya jika kita bandingkan dengan ayat 3 ada kata perintah-perintah-Nya (jamak), namun berbica tentang kasih itu menjadi perintah tunggal dan bahkan telah diperintahkan sejak dulu atau perintah lama. Ada yang menafsirkan, karena kasih itulah perintah yang utama, yang telah dibentuk oleh Allah sejak semula, sejak zaman adam dan hawa. Allah adalah kasih, karena kasih-Nya Adam diperintahkan Tuhan jangan makan buah pengetahuan, supaya dia tidak mati atau putus hubungan dengan Allah. seharusnya Adam pun juga mentaaatinya karena dia mengasihi Allah dan tidak mau putus hubungan dengan Allah dan mau terus hidup dibawah perintah-Nya. Hubungan saling mengasihi yang sedang dibuat oleh Allah. Dan kasih kepada Allah akan mengakibtkan kasih kepada sesama, karena itulah saat Adam tidak mematuhi Allah atau bisa dikatakan tidak mengasihi Allah, maka tidak lama kemudian manusia membenci mansuia, terwujud langsung pada anak-anaknya Adam, yaitu pembunuhan kakak beradik, kain dan habel. Oleh  karena itulah perintah mengasihi Allah dan sesama menjadi perintah yang terutama. Bukti kita mengasihi Allah adalah mengasihi sesama, sedangkan membenci saudara seiman tidak mungkin adalah orang yang mengasihi Allah. Jadi bisa disimpulkan, mengapa kita tidak boleh membenci, karena dari dulu sampai sekarang keinginan Allah adalah kita saling mengasihi dikarenakan kita mengasihi Allah.

Dan apakah Allah berhasil?

3. karena kita telah ada didalam Allah (8-11)

Ayat 8 ternyata benar didalam Dia dan didalam kamu.
Allah adalah kasih 4:8, dan Allah adalah terang 1:5. Jadi di dalam Allah tidak ada kebencian sedikitpun yang ada adalah kasih yang terang menerang. Karena kita telah ada di dalam terang, maka kita pun ikut menjadi terang, namun karena kita bukanlah adalah terang atau bukanlah adalah kasih. Maka proses untuk menjadi terang atau menjadi pelaku kasih itu akan pasti terwujud, namun sekarang belum sempurna “sebab kegelapan sedang lenyap (bukan sudah lenyap, tetapi sedang berlangsung, terus menerus) terang yang sejati sudah bercahaya.” Ini bukan berarti kita sudah sama seperti Allah, yaitu terang menerang, atau sudah sempurna hidup dalam kasih, karena jika kita dapat hidup sempurna dalam kasih, maka perintah ini bisa tidak cocok lagi pada suatu saat nanti, dan jika bandingkan dengan 2: 1-2, rasul Yohanes juga mengatakan bahwa kita masih bisa jatuh dalam dosa. Jadi yang dimaksud dibagian ini adalah kita sudah mulai mengalami proses perubahan sehingga kebencian sudah mulai lama-lama hilang dalam hidup kita dan saat itulah terang yang sejati itu mulai bersinar. Dan akan semakin terus bersinar (10). Membenci dan mulai berkurang membencinya dan semakin lama mulai  bisa mengasihi dan akhirnya dapat terus mengasihi maka kita adalah orang yang ada di dalam terang atau di dalam Allah
Tetapi kalau kita sama sekali tidak bisa mengasihi dan masih tetap hidup didalam kebencian, maka kita belum berada didalam terang (9) dan masih tetap berada diluar terang atau tidak didalam Allah, tetapi masih hidup dalam kegelapan (11) Atau bisa dikataklan kita orang yang belum sungguh-sungguh percaya Tuhan Yesus. (ayat 8-11) -> membenci dan semakin lama semakin terus membenci maka kita memang orang yang tidak pernah ada didalam Allah.

Jadi intinya bagi kita yang di dalam Allah, maka kita akan pasti mampu mengasihi orang yang seharusnya layak untuk dibenci, dan juga dimampukan Tuhan juga untuk saling mengashi diantara kita, baik di antara sesama jemaat, dan diantara anggota keluarga, dan bukan saling membenci.

Mungkin kita bisa bertanya-tanya? Terus dari 3 poin tersebut manfaatnya untuk saya apa? Ok saya tidak membenci melainkan mengasihi, berarti saya sudah didalam terang dan manfaatnya buat saya apa, kalau saya tetap dapat mengasihi sesama saya yang sebenarnya layak dibenci?

Saya sedang mengajak kita melakukan semuanya itu sebagai wujud kita mengasihi Allah. Bukankah Allah sudah melakukan yang terbaik buat kita, sebagai wujud kasih-Nya pada kita dengan memberi Anak-Nya tunggal, sehingga melalui pengorbanan-Nya kepastian keselamatan masuk sorga dan hidup yang kekal menjadi jaminan yang pasti kita terima. Sekarang pertanyaannya apa yang mau kita lakukan bagi Dia, sebagai wujud kasih kita kepada-Nya? tidak membenci tetapi saling mengasihi.

Jombang, 17 Okt 2018

Ranja Ginta Ginting.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Tuhan Karena Mengenal Tuhan, Ulangan 6:5

Catatan Kotbah: Murid Kristus Yang Sejati. Yohanes 6:60-71

Hidup bergaul dengan Tuhan