Belajar Dari Pencobaan Yang Tuhan Yesus Alami Di Padang Gurun
Pencobaan Yang Kita Hadapi
Matius 4:1-11
Pendahuluan
Dalam 1 Petrus 5:8-9 “Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab
kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang
sama”
Dari ayat tersebut memberitahu kita bahwa Iblis setiap
hari mencari kesempatan untuk menjatuhkan kita dalam dosa, karena kata kerja
berjalan keliling, mengaum-aum dan mencari memakai kata kerja present tens yang
arti tiap saat atau tiap hari dan karena itulah kita harus sadarlah dan
berjaga-jagalah dan ini berlaku bagi semua orang percaya.
Namun, di bagian teks matius 4:1-11, bukan sedang
berbicara bahwa Iblis sebagai Singa yang sedang mencari mangsa, tetapi Roh atau
Roh Kudus(dalam Lukas 4:1, ditulis “Roh Kudus”) yang membawa Tuhan Yesus masuk
dalam situasi menjadi mangsa yang siap diterkam oleh singa yang sedang kelaparan.
Kalimat yang mengatakan “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke
padang gurun untuk dicobai Iblis” (ayat 1), sedangkan di Lukas 4:1-2a ditulis
“Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungi Yordan, lalu dibawa
oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan
dicobai Iblis” teks Yunaninya tertulis “Ada pun Yesus Penuh Roh Kudus kembali
dari sungai Yordan dan diantar oleh Roh ke padang gurun dicobai oleh Iblis
selama empat puluh hari”. Kata “penuh Roh Kudus” Paulus menjelaskan bahwa orang
penuh dengan Roh Kudus adalah orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus
sepenuhnya (Roma 8:4-6, Gal 5:16,25, Ef
5:18), ini berarti Yesus yang sepenuhnya ikut pimpinan Roh Kudus telah dibawa oleh
Roh Kudus untuk dicobai. Dan pencobaan yang Yesus terima bukan hanya di hari
yang ke 40 Ia berpuasa, tetapi selam 40 hari Ia berpuasa. Memang baik Matius dan Lukas menuliskan
perbincangan Tuhan Yesus dan Iblis terjadi di hari yang ke 40. Namun, Intinya
bahwa yang membuat Yesus masuk dalam situasi dicobai Iblis selam 40 hari adalah
atas pimpinan Roh Kudus terhadap Tuhan Yesus.
Kisah mengenai pencobaan di padang gurun sangat berbeda
dengan kisah Ayub. Di kisah Ayub Iblis meminta restu dari Tuhan untuk mencobai
Ayub, namun di kisah Yesus dicobai oleh Iblis dipadang gurun adalah
inisiatifnya Roh Kudus.
Apakah hal ini menunjukkan bahwa Allah dan Iblis saling bekerja
sama?
Bukan saling bekerjasama, tetapi Alkitab menjelaskan
bahwa kerjaan Iblis adalah mencobai manusia supaya jatuh dalam dosa dari sejak
Adam dan Hawa, namun dalam mencobai,
Iblis tidak dapat melalukan pencobaannya sesuka hatinya, tetapi tetap di bawah
aturan-Nya Tuhan. Seperti Ayub, Iblis minta ijin dari Tuhan, begitu juga
sewaktu Yesus mengusir Legion dari seorang gedara, Legion meminta ijin dari
Tuhan Yesus untuk memasuki ke babi-babi. Jadi, dalam setiap tindakan Iblis selalu ada di bawah kuasa kehendak Tuhan,
tidak ada sesuatu yang terjadi di luar kehendak Tuhan, termasuk tindakan Iblis.
Bisa juga dapat dikatakan bahwa Iblis
secara tidak disadarinya ia telah menjadi agen-Nya Allah untuk menjalankan
rencana-Nya yaitu pencobaan yang dilakukan Iblis telah menjadi sarana yang
dipakai-Nya untuk menguji kita. karena itulah Roh Kudus membawa Yesus ke dalam
pencobaan dan Iblis yang kerjaannya mencobai sudah siap untuk mencobai.
Mungkin kita bertanya-tanya, bagaimana dengan doa Bapa
kami, yang dikatakan “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”?. Ingat
sebelum kalimat “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan” dalam doa yang
diajarkan Tuhan Yesus ada kalimat di awal-awal doa tersebut yaitu “jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Tuhan Yesus juga memberi contoh sewaktu
dia meminta cawan penderitaan yang harus Dia minum dilalukan, Ia akhiri dengan
pernyataan, Jadilah kehendak-Mu.
Kita tidak salah meminta apa saja pada Tuhan, namun yang
harus kita pegang bahwa kehendak Tuhanlah yang harus jadi. Jadi, kalau kita
meminta untuk jangan membawa kami ke dalam pencobaan, dan kenyataannya kita
diperhadapkan dengan cobaan, berarti cobaan itu adalah kehendak Tuhan atau
sarana Tuhan untuk menguji kita.
Dan serangan apa saja yang Iblis lakukan untuk
menjatuhkan Yesus kedalam dosa?
1. Menyelewengkan
kebenaran mengenai kebutuhan manusia (2-4)
Sewaktu saya membaca artikel L.T. Jeyachandran, dia ini
adalah direktur misi untuk Ravi Zacharias International Ministries di
Singapura. Ravi Zacharias ini seorang Apologet Kristen Internasional.
Dia menuliskan “bahwa setiap kesalahan mengandung elemen
kebenaran. Sebuah contoh sederhana... 2+2 adalah 4, hanya ada satu jawaban yang
benar, tetapi ada banyak jawaban yang salah, misalkan jawabanya 5, jawaban ini
salah, tetapi sebenarnya jawaban tersebut turunan dari jawaban yang benar,
yaitu jawaban yang benar telah ditambah 1, demikian juga yang menjawab 3 adalah
berasal dari kebenaran dikurang 1. Jadi, jawaban yang salah adalah hasil dari
dikurangi atau ditambahinya kebenaran. Karena itulah kita tidak boleh menambahi
atau mengurangi Firman Tuhan (Wah 22:18-19)”.
Dan Iblis kerjaannya menyelewengkan kebenaran.
Iblis dalam perkataannya yang pertama sedang mengarahkan
Yesus kepada kebutuhan-Nya yang paling mendesak pada saat itu, yaitu makan.
Ayat 2 tertulis “akhirnya laparlah Yesus”. Dengan memancing Yesus untuk
membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah.
Pernyataan Iblis kepada Yesus dengan berkata “Jika Engkau
Anak Allah”, bukan sedang meragukan keberadaan Yesus yang adalah Anak Allah,
Iblis tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah. Legion yang diusir dari seorang yang
digerasa menyembah Yesus dan berteriak “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus,
Anak Allah Yang Maha Tinggi?” (Mark 5:6-8). Dan pernyataan tersebut bukan juga
sedang menunjukkan bahwa Yesus belum terlalu yakin bahwa Ia adalah Anak Allah
karena sebelum peristiwa ini Yesus keluar dari sungai Yordan setelah dibaptis
ada suara “Inilah Anak-Ku yang Ku kasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”, karena
itulah Iblis mencobai Dia untuk membuktikan kepada diri-Nya sendiri bahwa Ia
Anak Allah dengan cara mengubah batu menjadi roti. Karena Yesus dengan sadar
menyadari memang Dia adalah Anak Allah, proklamasi dari Allah melalui suara
dari langit itu bukan ditujukan untuk Diri-Nya tetapi untuk banyak orang yang
sedang antri untuk dibaptis oleh Yohanes. Jelas sekali di peristiwa baptisan, Yohanes
yang membaptis orang-orang Yahudi di sungai Yordan, tiba-tiba ia meminta dirinyalah
yang perlu dibaptis oleh Tuhan Yesus bukan sebaliknya, tetapi jawaban Tuhan
Yesus adalah bahwa memang hal itu yang harus terjadi, yaitu Yohanes membaptis
Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak menjawab memangnya siapa Aku ini sehingga
membaptis Yohanes nabi yang terkenal pada saat itu. Yesus tahu siapa diri-Nya
dan apa tujuan-Nya datang ke dunia.
Jadi, apa maksud dari pernyataan Iblis “Jika Engkau Anak
Allah”? Iblis sedang mencobai Yesus untuk menyelewengkan kebenaran mengenai
kebutuhan yang paling terpenting. Jika Tuhan Yesus mengubah batu menjadi roti,
maka Tuhan Yesus sedang menunjukkan bahwa kebutuhan yang terpenting adalah
kebutuhan jasmani. Dan mengabaikan kebenaran, yaitu manusia hidup bukan karena
roti (kubutuhan jasmani) saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut
Allah. Karena itulah Yesus tidak mengubah batu menjadi roti walau pun
sebenarnya Ia sanggup, Ia dapat mengubah air menjadi anggur, bagi-Nya tidak sulit
mengubah batu menjadi roti. Tetapi Ia menjawab dengan kebenaran “Manusia hidup
bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”
Seperti pernyataan C.S Lewis “Allah menciptakan kita:
membentuk kita seperti manusai menemukan mesin. Sebuah mobil dibuat untuk
dijalankan dengan bahan bakar, dan mobil itu tidak akan bisa dijalankan dengan
benar tanpanya. Nah, Allah merancangkan mesin manusia untuk dijalankan dengan Diri-Nya. Roh kita
dirancang untuk menjadikan Diri-Nya sendiri sebagai bahan bakar, atau roh kita
dirancang untuk menerima makanan dari-Nya. Tidak ada yang lain. Itulah sebabnya
sama sekali tidak ada gunanya meminta Allah membuat kita bahagia dengan cara
kita sendiri tanpa mempeduliakan-Nya”
Kita manusia diciptakan bukan hanya jasmani namun juga
kita adalah mahluk rohani. Iblis sering mengarahkan kita untuk lebih
memperhatikan kebutuhan jasmani kita dari pada rohani. Kuliah tinggi2 supaya
kaya, kerja giat-giat supaya kebutuhan sekolah anak tercukupi, bangun pagi-pagi
langsung bekerja bahkan lembur sampai larut malam dengan tujuan supaya dapat
gaji tambahan, dan gaji tersebut dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Doa
dengan tekun meminta bukan untuk kebutuhan rohani, tetapi supaya dapat jodoh,
supaya cepat lulus, supaya naik jabatan, supaya diterima pekerjaan dan
lain-lain.
Di dalam Alkitab sudah ada contoh mengenai mereka yang
mengikut Tuhan Yesus karena kebutuhan jasmaninya terpenuhi, yaitu mereka yang
mendapat roti dan ikan sampai kenyang dari lima roti dan dua ikan, namun saat
Tuhan Yesus memberikan makanan rohani, maka kebanyakan mereka yang telah
dikenyangkan oleh roti dan ikan meninggalkan Tuhan Yesus (Yoh 6:66). Contoh ini
membuktikan bahwa begitu banyak orang
lebih memperhatikan kebutuhan jasmaninya dari pada rohaninya, dan iblis akan
selalu mengarahkan kita kepada kebutuhan-kebutuhan jasmani dan melupakan
kebutuhan rohani kita.
Oleh karena itulah mengapa Tuhan Yesus mengutip bagian
firman Tuhan tersebut, karena pada umumnya manusia lebih memperhatikan yang
jasmani dari pada yang rohani, pikir Iblis bahwa Yesus juga akan jatuh dalam hal
ini seperti kebanyakan manusia. Namun, kembali kita diingatkan melalui bagian
ini, untuk kita memenuhi kebutuhan rohani kita. Baca Firman Tuhan, dan
merenungkannya. Jangan hanya seminggu sekali. Puaskanlah diri kita dengan
firman Tuhan. seperti Daud raja yang
besar dan jaya berkata “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya siang dan
malam” (Maz 119:97).
2. Menyelewengkan Kebenaran mengenai Identitas
Manusia. (5-7)
Di ayat 5 dan 6 dituliskan bahwa Tuhan Yesus dibawa oleh
Iblis ke kota suci dan menempatkan Tuhan Yesus di bumbungan Bait Allah dan
menyuruh Tuhan Yesus untuk menjatuhkan diri dari atas bumbungan Bait Allah.
Namun, kembali Iblis mengawali perkataanya “jika Engkau Anak Allah”. Tetapi
dibagian ini Iblis mengutip Firman Tuhan namun dengan tujuan untuk menipu, seperti peristiwa Hawa digoda
Iblis, Iblis memakai Firman Tuhan untuk menipu hawa.
Pertanyaannya mengapa Iblis membawa Yesus ke bumbungan
Bait Allah dan menyuruh Yesus menjatuhkan diri supaya para malaikat datang
untuk menatang Yesus sehingga Yesus dapat turun dari bumbungan bait Allah
sampai ke bawah dengan para malaikat yang menopang kaki-Nya?
Inilah cara Iblis yang sudah usang namun tetap baru
sampai sekarang, mungkin hanya dimodivikasi supaya terlihat beda tetapi
esensinya tetap sama. Yaitu menggoda manusia untuk menjadi tuhan bagi diri
mereka sendiri dan memberontak terhadap yang dikehendaki Tuhan.
Dibagian ini Tuhan Yesus sedang dicobai Iblis untuk
memperkenalkan diri-Nya kepada orang Yahudi atau kepada manusia dengan cara-Nya
bukan dengan cara-Nya Allah. Allah menghendaki Yesus untuk memperkenalkan bahwa
Ia adalah Anak Allah dengan cara lahir di kandang domba melalui sang perawan,
pelayanan dan memberitakan Injil 3 tahun setengah dan akhirnya mati di kayu
salib namun pada hari ketiga Ia bangkit dari kematian. Tetapi Iblis sedang
menawarkan cara yang lain, yaitu turun dari bumbungan Bait Allah dengan
disertai oleh para malaikat,dan
disaksikan oleh banyak orang yang sedang beribadah di Bait Allah,
kesannya Yesus sedang turun dari langit dan turun pas di Bait Allah, tempat di
mana menurut orang yahudi Allah bersemayam. Seperti pengelihatan yang dilihat
Daniel 7:13. Pasti banyak orang akan mengakui Dia adalah Anak Allah.
Adam dan Hawa juga telah jatuh dalam dosa dengan godaan
yang sama, yaitu menjadikan Adam dan hawa penentu bagi diri mereka sendiri, dan
bukan Allah yang menentukannya. Allah telah menetapkan bahwa Adam dan Hawa
harus hidup dibawah perintah “jangan makan buah pengetahuan”, tetapi karena
godaa Iblis akhirnya mereka memutuskan untuk tidak mau hidup dibawah perintah
Allah tersebut, tetapi mereka sendiri yang menentukan nasib mereka sendiri
dengan cara mereka sendiri bukan dengan caranya Tuhan.
Iblis memakai cobaan ini kepada Tuhan Yesus, karena
merasa selalu berhasil mencobai manusia untuk tidak mau diatur Tuhan dan
melawan Tuhan, rasul Paulus dalam roma 3:18 menuliskan“rasa takut kepada Allah
tidak ada pada orang2 itu (jamak)” 3:23 “karena semua orang telah berbuat dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah”, namun Tuhan Yesus menjawab dengan
kebenaran “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu”.
Kata “janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu” dikutip
dari Ulangan 6:16 “Janganlah engkau
mencobai Tuhan, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa”. Peristiwa di Masa
dan Meriba orang-orang Israel sendang kehausan dan meminta air, dan mereka
tidak mempercayai tuntunan Allah terhadap mereka melalui kepimpinan Musa,
sehingga mereka berkata “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir,
untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?”. Jadi
maksud kata Janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu adalah berbicara tentang
ketidak percayaan terhadap Tuhan. maksudnya, jangan kita tidak mempercayai
Tuhan. Orang percaya pada Tuhan pasti mau hidup dalam aturan-Nya Tuhan, yaitu
melalui Firman-Nya.
Manusia diciptakan sebagai manusia, manusia sampai kapan
pun adalah manusia dan tidak akan menjadi Tuhan. karena manusia bukan Tuhan,
maka hidup manusia adalah hidup yang berada di bawah kuasa kehendak Tuhan. Saat
manusia tidak mau hidup di bawah kehendak Tuhan, maka manusia itu ingin menjadi
Tuhan atas diri mereka sendiri. Itulah yang selalu ditawarkan Iblis kepada
kita. Menyelewengkan identitas kita, ingat kita hanyalah manusia bukan Tuhan.
Yesus menjadi manusia memberikan teladan bagi kita
bagaimana seharusnya manusia, selama Dia ada di dunia ini sampai Ia mati, Ia
selalu melakukan apa yang dikehendaki Tuhan. saat menjelang penyaliban pun
Yesus berkata jadilah kehendak-Mu. seperti itulah seharusnya Manusia, hidup yang
mau taat terhadap Tuhan. Tidak memakai cara kita.
Tuhan sudah mengaturkan bagaimana kita manusia harus
hidup melalui Firman-Nya. Mengenai Hubungan: suami istri, sesama, rakyat dan
pemerintahnya, pegawai dengan pimpinannya, orang tua dan anaknya, yang muda
dngan yang tua. Mengenai etos kerja, yaitu lakukan semua seperti untuk Tuhan,
mengenai mencari jodoh harus dari orang yang percaya dan juga dari keluarga
yang percaya. Dan sebagainya, jangan buat aturan sendiri. Tetapi hiduplah
dibawah kehendak Tuhan yang telah dinyatakan-Nya yaitu Firman Tuhan yang adalah
Alkitab
3. Menyelewengkan
kebenaran Tujuan Manusia Hidup (8-10)
Di ayat yang ke 8 sampai ke 10 Iblis tidak lagi mengawali
perkataannya dengan kalimat “jikalau engkau Anak Allah” namun memperlihatkan
kepada Tuhan Yesus semua kerajaan dunia dan kemegahannya dan berkata “semua itu akan
kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku”
Iblis sedang menyelewengkan kebenaran tujuan manusia
hidup. Yesus menjawab “Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”
Tujuan Allah menciptakan semua ciptaan-Nya, termasuk
manusia dan juga Iblis adalah menyembah Tuhan dan berbakti kepada-Nya “Segala
Sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” Kol 1:16. Tuhan Yesus juga
memerintahkan Iblis untuk menyembah Allah “...Engkau harus menyembah Tuhan dan
Allahmu”. Iblis sebelumnya adalah Malaikat
yang diciptakan oleh Tuhan (Kol 1:16) dan “Allah melihat segala yang
dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej 1:31). Namun, Iblis telah jatuh
kedalam dosa. Yudas ayat 6: “Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada
batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman
mereka...” Anthony A Hoekema: “Para malaikat ini rupanya tidak puas dengan
tempat yang telah Allah sediakan bagi mereka, dan menginginkan posisi yang
memiliki otoritas lebih tinggi. Jadi, akar dosa mereka adalah kesombongan, yang
mengakibatkan pemberontakan terhadap Tuhan. 1 Timotius 3:6 juga menyinggung
bahwa akar dosa Iblis dan para malaikat tersebut adalah kesombongan, ‘Janganlah
ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman
[seperti yang diterima Iblis]’.”
Dari pencobaan di padang gurun, kita dapat melihat lebih
jelas lagi kesombongan Iblis, ia ingin menjadi Allah dan penguasa dan pemilik
dunia ini. Pada hal hanya Allah yang harus disembah, Malaikat yang menunjukkan
pengelihatan kepada rasul Yohanes di kitab Wahyu saja saat Yohanes tersungkur
di kakinya, ia segera menolak dan berkata: “Sembahlah Allah”, tetapi Iblis
menyuruh Yesus yang dia ketahui bahwa Ia adalah Anak Allah untuk menyembah
dirinya. Dan Iblis juga tahu bahwa dirinya adalah ciptaan dan semua adalah
milik Allah dan hanya Allah saja yang harus disembah, seperti pernyataan Yakobus
“Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan
pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar” Yak 2:19.
Jadi, Iblis sedang menyelewengkan tujuan hidup manusia,
yaitu mengejar hal-hal duniawi untuk Kesombongan. Kata menyembah ini sama
artinya dengan tunduk taat dan hormat kepada yang disembah. Iblis menyuruh
Tuhan Yesus tunduk taat dan menghormati Iblis supaya mendapatkan kemegahan
dunia, supaya Tuhan Yesus tidak perlu mati di kayu salib untuk mendapatkan
penghormatan dari seluruh dunia atau kemulian, cukup menyembah Iblis saja.
Dapat dikatakan Iblis sedang mengarahkan padangan Tuhan Yesus kepada hal-hal
duniawi.
Namun Yesus menjawab dengan kebenaran “Enyahlah Iblis!
Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti”
Setiap ciptaan, termasuk kita diciptakan untuk menyembah
Tuhan dan berbakti pada-Nya. Inilah tujuan hidup manusia yang benar. Bukan
hal-hal yang ditawarkan dunia 1 Yoh 2:16 “Sebab semua yang ada di dalam dunia,
yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukan berasal
dari Bapa, melainkan dari dunia”
Karena itu marilah kita melakukan segala sesutu sebagai
wujud penyembahan kita dan bakti kita pada Tuhan. kita boleh bekerja, boleh kuliah
tinggi-tinggi boleh berbisnis, boleh kaya, tetapi lakukan semua itu dengan cara
yang sudah Tuhan tentukan dan dengan motivasi untuk memuliakan Tuhan, bukan
untuk kesombongan, bukan untuk memuaskan keinginan daging dan bukan untuk
memuaskan keinganan mata.
Dalam Lukas 4:13 “Sesudah Iblis mengakhiri semua cobaan itu,
ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik ”
Iblis akan terus seperti singa yang mengaum-aum yang
berkeliling mencari orang yang dapat ditelannya. Jadi, terus waspadalah.
Perkuat iman kita dengan Firman Tuhan supaya kita tidak terjebak dalam cengkraman
penyelewengan-penyelewangan kebenaran yang Iblis tancapkan ke pekiran dan hati
orang-orang yang siap ditelannya.
Komentar
Posting Komentar