Yesus Pusat Pengharapan kita Untuk Perubahan Kita
Yesus Pengubah Yang Radikal
Lukas 19:1-10
Pendahuluan
Kebanyakan kita lebih memperhatikan hal-hal yang diluar atau
yang tampak, karena itulah pesan-pesan komersial di televise kebanyakan
menampilkan produk-produk untuk kebutuhan-kebutuhan yang tampak, seperti iklan
sampo untuk perawatan rambut, iklan bedak dan segala kosmetik untuk perawatan
kecantikan, dan pakaian-pakain dan sebagainya. Tidak ada iklan yang menampilkan
kebutuhan-kebutuhan yang tidak tampak dari diri kita, seperti promosi produk
untuk menjadikan orang jujur, menjadikan orang menjadi panjang sabar,
menjadikan orang menjadi mudah mengampuni dan sebagainya, karena itu semua
bukan urusan yang tidak tampak, tetapi urusan yang tidak nampak dari diri kita.
Seperti pohon korma, yang dapat tumbuh di padang gurun
bahkan dapat menghasilkan buah, dan walau pun sering diterjang badai padang
gurun, pohon korma tetap bertahan. Mengapa pohon korma bisa demikian? Ini dikarenakan
ada sesuatu yang tidak tampak, yang menjadi penentu, yang menyebabkan pohon
korma sedemikian kuat dan tetap hidup ditengah gersangnya padang gurun, yaitu
akarnya.
Benih pohon korma ditanam dengan cara tanah digali satu
sampai dua meter, setelah itu ditimbun dengan tiga lapisan, lapisan pertama
tanah, kedua pasir, dan ketiga batu. Benih tersebut akan tumbuh dulu akarnya
kebawah, ada yang mengatakan akarnya bisa mencapai ratusan meter bahkan
kiloanmeter sampai menemukan sumber air, setelah itu benih tersebut tumbuh ke
atas, menembus setiap lapisan tersebut. Itulah yang membuat pohon korma tetap
hidup dan berbuah di tengah-tengah gersangnya padang gurun dan bahkan tetap
berdiri saat terjangan badai padang gurun datang.
Demikian Tuhan Yesus, Dia tidak mengurusi yang tampak,
tetapi Ia mengurusi sesuatu tidak tampak dari diri kita, yang merupakan
penyebab utama dari setiap yang tampak keluar dari diri kita atau dari setiap
sikap dan prilaku kita. Dan saya mengistilahkannya dengan istilah radikal, yang
berasal dari asal kata bahasa Yunani “Radix”, yang artinya akar. Karena akarlah
penentu bagaimana sebuah pohon tetap dapat hidup dan berbuah bahkan tetap kuat
dalam menghadapi terpan angin dan hujan badai sekalipun.
Dari peristiwa yang dicatat oleh Penginjil Lukas mengenai
seorang Zakheus yang bertobat, kita dapat menemukan bahwa perubahan Zekheus
bukan perubahan yang dikerjakan oleh kemampuan Zakheus (kemampuan manusia), dan
bukan juga diawali dengan inisiatif Zakheus untuk mau berubah, karena
radix/akarnya/yang tidak tampak di dalam diri Zakheus masih yang sama, yaitu
orang berdosa (ayt 7)
Zakheus sorang kaya di Yerikho, dan kekayaannya dikarenakan
ia adalah seorang kepala pemungut cukai (ayt2). Seorang kepala pemungut cukai
adalah seorang koruptor pada zaman itu dan juga sebagai penghianat bangsanya
sendiri. Ini dikarenakan kepala pemungut cukai menyuruh bawahanya, yaitu para
pemungut cukai untuk menarik pajak melebihi dari pada yang telah ditentukan
raja daerah atau gubernur setempat (seperti Pontius Pilatus, dan raja Herodes. Gubernur
dan raja tersebut yang menyetor ke Kaisar Romawi), dan para pemungut cukai akan
menarik pajak ke rakyat lebih dari apa yang ditentukan oleh kepala pemungut
pajak (Luk 3:12-13), dan yang ditarik pajak adalah orang-orang yang bukan warga
Negara Romawi, yang merupakan orang-orang yang ada di bawah kekuasaan Kekaisaran
Romawi. Pajak tersebut diambil dari pajak perkepala (Mat 22:17), pajak ekspor dan impor barang, dan pajak penghasilan,
baik penghasilan tanah dan penghasilan jual barang.
Zakheus adalah kepala pemungut pajak kota Yerikho. Kota Yerikho
adalah tempat strategis keluar masuk perdagangan ke daerah Yudea yang melalui
daerah Perea, sehingga banyaknya pedagang lalu lalang melewati Yerikho, dan
setiap pedagan yang ingin masuk ke daerah Yudea, maka akan dikenakan pajak di
Yerikho dan begitu juga mereka yang mau menjual ke luar Yudea akan dikenakan
pajak di Yerikho, karena itu Yerikho
menjadi tempat yang sibuk untuk berbisnis, tempat yang basah bagi Zakheus untuk
memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya.
Zakheus sebagai orang berdosa, akan terus mencintai uang dan
akan terus berusaha mengumpulkan pundi-pundi kekayaan walau pun ia tahu
semuanya itu hasil korupsi dan menyusahkan banyak orang. Seperti yang
dituliskan rasul Paulus “sebab walau pun
mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahw setiap orang yang
melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya
sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya” (Rm
1:32)
Namun ada peristiwa yang mengejutkan, yang diawali dengan
perjumpaanya dengan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus melintasi kota Yerrikho (ayt 1),
tentunya Ia tidak sedang kurang kerjaan untuk melintasi kota Yerikho, pasti ada
tujuan. Dari ayat 10, kita menemukan bahwa tujuan-Nya ke tempat-tempat yang
dikunjungi-Nya adalah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Jika kita
bandingkan dengan tiga perumpamaan di Lukas 15, seperti gembala yang mencari saat
satu dombanya yang hilang, seperti perempuan yang mencari satu dirhamnya yang
hilang dan seperti seorang bapa yang penuh sukacita karena satu anaknya yang
hilang kembali, maka dapat disimpulkan, bahwa tujuan Yesus melintasi kota
Yerikho adalah mencari dan menyelamatkan kepunyaan-Nya, dialah Zakheus orang
berdosa (ayt 7), oleh karena itu Tuhan Yesus hanya memilih Zakheus dari sekian
banyak orang yang berlari hendak ingin melihat Yesus (ayt 3-4). Apakah ini
karena kerinduan Zakheus yang ingin melihat Yesus, maka Yesus memilih menumpang
di rumahnya? Tidak, semua orang sama inginnya seperti Zakheus, tetapi karena
Zakheus pendek dan yang lain tidak, maka yang lain tidak perlu naik pohon. Jadi
kenapa Yesus memilih menumpang di rumah Zakheus? Karena Zakheus milik-Nya yang
lain bukan.
Saat Tuhan Yesus menumpang di rumah Zakheus, tentunya Tuhan
Yesus tidak mengerjakan atau tidak membicarakan hal-hal yang tidak berguna,
jika kita melihat seluruh kitab Injil,
maka setiap ada pertemuan, Tuhan Yesus pasti beritakan firman, demikian
juga dapat disimpulkan bahwa saat Tuhan Yesus menumpang di rumah Zakheus,
walaupun pada Lukas 19:1-10 tidak dituliskan bahwa Yesus memberitakan Firman.
Namun apakah pemberitaan Firman yang disampaikan Yesus dapat mengubah seorang
Zakheus? Tidak. Kembali lagi, karena radixnya masih orang berdosa.
Zakheus seorang Israel, karena itu Tuhan Yesus menyebutkannya
“orang ini pun anak Abraham” (ayt 9), sebagai orang Israel tentunya sudah tahu
konsep yang benar atau sudah mengetahui kebenaran firman Tuhan, namun
kenyataannya ia lebih mencintai uang dari pada hukum Tuhan, lebih mencintai
dirinya sendiri dari pada mencintai sesamanya, yaitu bangsanya sendiri. Nama Zakheus
sendiri memiliki arti suci, namun yang dilakukkannya jauh dari arti namanya
sendiri. Mengapa ini bisa terjadi? Radixnya masih orang berdosa.
Jika dibandingkan dengan orang kaya pada Lukas 18:18-27,
maka orng kaya ini pun tahu kebenaran firman Tuhan, bahkan ia dengan bangga ia
mengatakan bahwa ia sudah melakukannya semuanya dari sejak muda (18:18-21),
namun saat Tuhan Yesus memberitahukan kebenaran firman Tuhan yang masih belum
dilakukannya dan harus dilakukannya (18:22), maka orang kaya tersebut menjadi
amat sedih, sebab ia sangat kaya (18:23). Ia hanya amat sedih tetapi tidak
sanggup melakukan perintah Tuhan Yesus. Ini karena radixnya masih orang
berdosa.;
Kebenaran firman Tuhan bisa kita ketahui dan bahkan kita
bisa ahli di dalamnya. Namun tidak mungkin kita dapat melakukannya, kalau radix
kita belum diubahkan Tuhan Yesus.
Seperti seorang ahli Taurat, yaitu Saulus, yang sangat
mengetahui hukum-hukum Tuhan dan bahkan akalnya menyetujuinya, namun yang
dilakukannya adalah dosa, melanggar hukum-hukum Allah (Rm 7:12-26)
Jadi, yang mengubahkan Zakheus sehingga dia melakukan
perintah Tuhan (ayat 8) adalah bukan kebenaran firman Tuhan yang didengarnya,
tetapi radixnya diubahkan sehingga kebenaran firman Tuhan dilakukannya. Seorang
yang hanya memikirkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri menjadi orang
yang mau membagikan setengah hartanya untuk orang miskin dan mengembalikan
empat kali lipat bagi orang yang telah diperasnya (ayt8), ini semua karena
radixnya telah diubah. Jika kita memakai istilah dari Yoh 3:3,5: dilahirkan
kembali (bahasa Yunaninya memiliki arti dilahirkan dari atas/kelahirkan dari
atas), Ef 2:6: dibangkitkan, Kol 3:10 : mengenakan manusia baru, 1 Pet 1:3:
kelahiran kembali, dan 1 Yoh 3:9: lahir dari Allah (benih ilahi). Zakheus
mengalami perubahan radixnya melalui karya Yesus yang sedang menumpang
dirumahnya. Dalam Yehezkiel disebutkan bahwa hati seseoranglah dan rohnyalah
yang menjadi penentu seseorang dapat melakukan perintah Tuhan “Kamu akan
Kuberikan hati yang baru dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan
menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Roh-Ku akan kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hisup
menurut segala ketetapan-ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan
melakukannya” Yehezkiel 36:26-27. Zakheus telah mengalami kelahiran baru,
sehingga memiliki hati yang baru dan roh yang baru, bahkan Roh Allah tinggal di
dalamnya (bandingkan dengan 1 Kor 3:16-17; 6:19).
Demikian juga dengan kita, untuk berubah menjadi orang dapat
menerima firman Tuhan dan melakukannya itu adalah karya Allah melalui
pembaharuan radix kita. Dan perubahan
itu menjadi pasti, karena Allah yang memperkaryakannya, bukan dengan kekuatan
kita (bandingkan seperti orang kaya di pasal 18 dia tidak mampu dengan
kekuatannya untuk melakukan perintah Tuhan sehingga boleh layak menerima hidup
kekal, namun Yesus berkata “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi
Allah” 18:27). Dengan kekuatan Allah kita Tuhan Yesus, Zakheus berubah, maka
kita pun pasti berubah. Karena itu mari kita intropeksi diri, dan koreksi diri
sendiri. Stop dulu utnuk cepat mengoreksi kesalahan orang lain, stop dulu cepat
meliihat selumbar dimata orang lain. Mari kita cepat melihat balok dimata kita,
dan cepat mengoreksi diri kita, dan mari minta Tuhan Yesus untuk mengubahkan
semua yang harus diubahkan dari diri kita. Hanya kita dan Tuhan yang tahu,
karena jujurkah pada diri sendiri dan pada Tuhan, kalau kita masih banyak dosa
dan kesalahan dan pelanggaran dan hanya Tuhan yang mampu mengubahkan kita, dan
mintalah kepada-Nya yang sanggup mengubah kita untuk mengubahkan kita dari
setiap kelemahan kita,dosa kita, pelanggaran kita selama ini. Semoga kita
dimampukan Tuhan untuk melakukannya. Amin….
Jombang, 26 September 2017
Ranja Ginta Ginting
Komentar
Posting Komentar