Mengapa Injil Dituliskan Beberapa Puluh Tahun Kemudian?
Mengapa Injil Dituliskan Beberapa Puluh Tahun Kemudian?
Dari kalangan Teologi Liberal dan para skeptis, yang tidak
mempercayai Yesus adalah Allah, dan hanya percaya bahwa Yesus adalah manusia
saja, mereka berpendapat bahwa tertundanya penulisan Injil terebut sampai
puluhan tahun menunjukkan adanya persiapan konspirasi yang dilakukan umat
Kristen untuk menciptakan Yesus yang mereka imani, dan bukan Yesus yang ada di
dalam sejarah
Tuhan Yesus berada di bumi kira-kira pada tahun 4 SM sampai
30 M, namun Injil Markus ditulis pada tahun sekitar 50-60 M, Injil Matius
ditulis pada tahun sekitar 60-70 M, Injil Lukas ditulis 60-70 M, dan Injil
Yohanes ditulis tahun 90 M. Ini berarti Injil ditulis setelah 20-60 tahun
kemudian setelah Yesus naik ke sorga. Pertanyaannya mengapa para penulis Injil
tidak menuliskan sesegera mungkin, apakah karena ada persiapan konspirasi
seperti yang dituduhkan kaum liberalisme dan skeptis?
Jawabannya
1. Sebelum Yesus naik ke sorga dan disaksikan oleh 120 orang
lebih, Tuhan Yesus memberikan pesan kepada mereka bahwa mereka akan menerima
kuasa dan menjadi saksi-Nya untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi (Kis
1:8). Karena itulah setelah hari Pentakosta, maka para rasul dan
pemimpin-pemimpin gereja serta jemaat mula-mula begitu bersemangat memberitakan
Injil, mereka sibuk memberitakan Injil, dan belum ada kepikiran untuk
menuliskan Injil pada saat itu.
Beberapa tahun pertama sejak lahirnya gereja (setelah hari
pentakosta) kebar Injil telah menyebar dengan cepat dan jemaat mula-mula
bertumbuh dengan pesat sampai seluruh kekaisaran Romawi (Kis 2:47; 6:7; 9:31;
12:24; 13:49; 16:5; 19:20; 28:31). (J. Ed Komoszewsk, M. James Sawyer, Daniel
B. Wallance, Reinventing Jesus [Jakarta: Perkantas, 2011] 30-31)
Jadi, yang menjadi fokus utama para rasul dan jemaat
mula-mula adalah pemberitaan Injil secara lisan, karena itulah penulisan Injil
tidak sesegera mungkin dituliskan.
2. Gereja dengan cepat berkembang, sehingga gereja bukan
hanya ada di Yerusalem, tetapi sudah menyebar ke seluruh kekaisaran Romawi,
seperti gereja di Roma, gereja di Korintus, gereja di Galatia, gereja di
Efesus, gereja di Filipi, gereja di Kolose, gereja di Tesalonika, gereja di
Semirna, gereja di Pergamus, gereja di Tiatira, gereja di Sardis, gereja di
Filadelfia, gereja di Laodekia, dan lain-lain.
Dengan menyebarnya gereja-gereja di seluruh kekaisaran Roma,
maka dibutuhkanlah tulisan, guna untuk pengajaran mengenai Tuhan Yesus di
seluruh gereja yang tersebar pada saat itu, oleh karena itulah Injil dituangkan
dalam tulisan.
Jadi, setelah gereja menyebar, maka muncullah kesadaran akan
kebutuhan Injil yang tertulis.
Injil Matius ditulis oleh rasul Matius, Markus ditulis oleh
Markus yang mencatat kotbah rasul Petrus, Injil Lukas ditulis oleh Lukas dari
tulisan-tulisan yang ada dan saksi-saksi mata yang masih hidup (Lukas 1:1-4),
dan Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes.
Dari mana sumber penulisan Injil pada saat itu? Banyak ahli
berpendapat bahwa penulis Injil menuliskan Injilnya dari kesaksian para saksi,
yaitu melalui tradisi lisan, tradisi lisan adalah para saksi mata mengingat apa
yang dilakukan dan diajarkan TUHAN Yesus, dan menceritakan berulang-ulang
kepada banyak orang (memberitakan Injil secara lisan) dan selain itu, penulis
Injil juga menuliskan Injil dari sumber tulisan-tulisan para murid yang sudah ada.
“…Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa
yang telah terjadi di antara kita” (Luk 1:1)
Darrell L. Bock adalah seorang ahli Perjanjian Baru
berpendapat bahwa penulisan Injil memiliki sumber dari tradisi lisan dan juga
dari tulisan-tulisan, yang para ahli memberikan istilah “sumber Q” (Darrell L.
Block & Daniel B. Wallance, Mendongkel Yesus Dari Tahta-Nya, [Jakarta:
Gramedia, 2009] 9-10)
Daniell B Wallance yang adalah ahli Perjanjian Baru berpendapat
“sebagian murid Yesus barangkali menuliskan catatan-catatan semasa hidup-Nya”
(J. Ed Komoszewsk, M. James Sawyer, Daniel B. Wallance…] 44)
Kesimpulan
Injil ditulis puluhan tahun kemudian bukan karena ada
persiapan konspirasi, tetapi karena fokus awal para rasul dan para pemimpin
gereja dan jemaat mula-mula adalah memberitakan Injil secara lisan. Setelah
gereja telah menyebar secara luas, dan berkembang jumlah umatnya, maka pada
saat itulah muncul kesadaran akan kebutuhan Injil yang tertulis, dengan tujuan
supaya melalui tulisan Injil tersebut gereja-gereja yang telah menyebar
mendapatkan pengajaran mengenai siapa Yesus dan apa yang diajarkan-Nya. Dan
tulisan Injil disusun berdasarkan kesaksian dari saksi mata yang masih hidup
pada saat itu.
Komentar
Posting Komentar