Apakah Benar Tuhan Yesus Memberi makan 5000 orang lebih?
Apakah Yesus Benar-benar Memberikan
Makan 5000 Orang Lebih Dengan Lima Roti dan Dua Ikan?(Mat. 14:13-21; Mrk. 6:32-44; Luk.
9:10-17; Yoh. 6:1-14)
Para Teolog Kristen dari kalangan Liberalisme tidak mempercayai bahwa Yesus melakukan mujizat-mujizat, karena mereka mempercayai Yesus hanya manusia biasa. Karena itu mereka memberikan penjelasan mengenai peristiwa Yesus memberikan makan 5000 orang lebih dengan lima roti dan dua ikan sebagai berikut:
1.
orang banyak saat itu yang sedang mengikuti Yesus, mereka semua membawa bekal
masing-masing dari rumah. Yesus menerima bekal lima roti dan dua ikan dari anak
kecil, dan Yesus membagikan lima roti dan dua ikan milik anak kecil kepada
orang-orang yang di dekat-Nya, tindakan Yesus ini menggerakkan semua orang,
sehingga semua orang pada saat itu mengeluarkan bekal mereka masing-masing dari
rumah dan ikut membagi-bagikannya, sehingga semua kenyang dan sisa 12 bakul.
2.
Kisah Yesus memberikan makan 5000 orang lebih dengan lima roti dan dua ikan
adalah hanya sebuah kisah, bukan peristiwa yang nyata dalam sejarah, kisah ini
merupakan kisah yang dikarang-karang oleh orang Kristen awal-awal, tujuannya
supaya orang Israel mengetahui bahwa Yesus lebih hebat dari pada Musa, karena
Yesus dapat memberi makan 5000 orang lebih hanya dengan lima roti dan dua ikan
saja, dan sisa 12 bakul. (https://superhalaman.wordpress.com/2010/11/02/ioanes-rakhmat-yesus-memberi-makan-5000-orang-dengan-5-roti-dan-2-ikan/)
Penjelasan
1.
Ada istilah “Argumen Bias”, Argumen
yang bias terjadi ketika seseorang memiliki pandangan atau keyakinan awal yang
kuat tentang suatu hal. Dalam proses membangun argumen, mereka hanya
mempertimbangkan bukti yang mendukung keyakinan mereka, dan mengabaikan bukti
yang bertentangan. Menurut saya teolog liberalisme sedang melakukan argumen
bias. Mengapa saya katakan demikian?
Injil-Injil Perjanjian Baru ditulis oleh para saksi (Injil Matius
ditulis oleh rasul Matius, Injil Markus ditulis oleh Markus dari kotbah rasul
Petrus, Injil Lukas ditulis oleh Lukas dengan mengumpulkan data dari
saksi-saksi yang diwawancarainya, Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes), dan
ditulis pada tahun yang masih dekat dengan keberadaan Yesus di bumi (Yesus
hidup di bumi kira-kira pada tahun 4 SM – 30 M, sedangkan Injil ditulis dari
tahun 50-90 M, berarti sekitar 20 tahun sampai 60 tahun jarak antara Yesus dan
penulisan Injil), dan juga penulisan Injil ditulis sewaktu saksi-saksi mata
masih pada hidup, sehingga jikalau tulisan-tulisan Injil tidak sesuai dengan peristiwa
yang telah terjadi, maka masih banyak saksi mata yang akan mengoreksinya. Tetapi
pada kenyataanya tidak ada tulisan satu pun yang mengoreksi tulisan-tulisan
Injil di abad pertama. Jadi, para penulis Injil Perjanjian Baru melaporkan
sesuai dengan apa yang telah mereka lihat dan apa yang telah mereka dengar,
baik mereka dengar dan lihat secara langsung dan juga dari para saksi-saksi
mata yang masih hidup pada saat Injil dituliskan.
Namun mereka para teolog liberalisme menolak semua peristiwa mujizat yang
dilaporkan oleh Injil-Injil Perjanjian Baru, dan bahkan menafsirkan ulang,
sehingga terkesan apa yang dilaporkan oleh Injil itu hanya hasil rekayasa
penulis Injil, ini dikarenakan laporan Injil Perjanjian Baru sangat
bertentangan dengan keyakinan mereka dan dapat meruntuhkan setiap argumen
mereka.
2. Jikalau apa yang dituliskan oleh para penulis Injil ini bukanlah
peristiwa yang pernah terjadi pada saat itu, dan merupakan kisah fiktif,
mengapa tidak ada tulisan-tulisan yang menjadi pembandingan terhadap Injil.
Beberapa dari mereka teolog liberalisme memakai Injil-injil Gnostik untuk
menjadi pembanding Injil, namun yang menjadi permasalahan adalah Injil-injil
Gnostik ditulis sekitar 100 – 300 tahun kemudian dari tulisan Injil, bukan
tulisan yang ada pada zaman Injil ditulis (Injil Gnostik: Injil Petrus, Injil
Tomas, Injil Maria, Injil Barnabas) sehingga tidak bisa menjadi pembanding yang
dapat mengoreksi Injil Perjanjian Baru. (Craig A. Evans, Merekayasa Yesus,
Yogyakarta: Andi, 2005, hal. 51-108).
3. Jikalau Yesus tidak sungguh-sungguh melakukan mujizat memberi makan
5000 orang lebih dengan 5 roti dan dua ikan dan sisa 12 bakul, mengapa banyak
orang Yahudi pada saat itu berbondong-bondong mengikuti Yesus (Lihat Yoh
6:22-26)? bukankah karena Yesus banyak melakukan mujizat sehingga membuat
orang-orang Yahudi menganggap Dia nabi (Lihat Mat 21:10-11), dan hendak
menjadikan-Nya sebagai raja atas orang Yahudi (lihat Yoh 12:12-15) (Yesus
disalib dengan ada tulisan “Inilah Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi”). Siapa Yesus?, bukankah Dia hanyalah anak dari
tukang kayu, namun mengapa Ia menjadi sangat terkenal, bahkan sampai hari ini,
tentunya dikarenakan salah satunya adalah karena mujizat-mujizat yang
dilakukan-Nya di hadapan banyak orang pada saat itu.
4. Josephus Flavius (nama Yahudinya: Joseph bar Matthias) seorang Yahudi
yang hidup pada abad pertama, yang menuliskan sejarah bangsa Yahudi pada abad
pertama, salah satu tulisannya yang
terkenal berjudul “Antiquitates Iudaicae” dalam bahasa Latin, dan Ἰουδαϊκὴ ἀρχαιολογία
(Ioudaikē archaiologia) dalam bahasa Yunani dan “Antiquities of the Jews”
dalam bahasa Inggris.
Dalam bukunnya “Antiquities
of the Jews” Josephus melaporkan bahwa ada tokoh yang bernama Yesus, yang
sangat terkenal dikalangan Yahudi karena mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya di
hadapan banyak orang.
“Pada waktu itu muncullah Yesus, seorang bijaksana,…Sebab Ia
adalah pembuat mukjizat, guru orang-orang yang menerima kebenaran dan sukacita.
Ia memenangkan banyak orang Yahudi dan banyak orang Yunani. Ia adalah… Ketika
Pilatus menghukum Dia di kayu salib karena tuduhan para pemimpin..” (Antiquities
18.63-64)
Josephus
bukanlah orang Kristen, tetapi dia adalah orang Yahudi, yang mencatat
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bangsa Yahudi. Kabar mengenai Yesus sudah
sangat terkenal dikarenakan mujizat-mujizat yang diperbuat-Nya di hadapan
banyak orang, dan kabar ini juga diceritakan oleh banyak orang. Dari kabar yang
beredar dan masih hangat di daerah Yudea, Galilea dan Samaria tersebutlah
Josephus mendapatkan informasinya mengenai Yesus dan menuliskannya.
Kesimpulan
Yesus benar-benar melakukan mujizat dengan 5 roti dan 2 ikan memberi
makan 5000 orang lebih dan sisa 12 bakul, dan penulis Injil Perjanjian Baru
menuliskan berdasarkan apa yang mereka lihat dan dengar. Yesus dapat melakukan
mujizat tersebut karena Dia adalah Allah, mudah bagi-Nya memberi makan 5000
orang lebih dan sisa 12 bakul dari 5 roti dan 2 ikan.
Komentar
Posting Komentar